Hari ini adalah tepat satu hari sebelum kelulusan. Besok mereka akan mengadakan upacara kelulusan pagi sampai siang harinya lalu malamnya akan mengadakan prom night. Jeno dan Jaemin terlihat sangat berbeda sejak terakhir kali mereka sekolah, terutama Jeno. Karena besok kelulusan mereka, maka Jaemin datang ke rumah Jeno untuk membahas pakaian yang akan mereka pakai besok malam.
"Jadi, apa kau sudah menyiapkan pakaianmu untuk besok?" tanya Jaemin. Ia dan juga Jeno kini sedang duduk di ruang tengah dengan Jaemin yang sibuk memotong sayuran sedangkan Jeno sibuk dengan ayamnya. Seperti sebuah rutinitas, Jaemin selalu datang membantu keluarga Jeno setiap harinya. Katanya dia lebih memilih disana karena ada temannya daripada harus liburan sendiri di rumah yang hanya ada maid dan sopirnya tanpa orangtuanya karena mereka selalu sibuk dengan pekerjaan mereka.
"Sudah" jawab Jeno singkat.
"Apa itu?" tanya Jaemin penasaran.
"Apalagi memangnya? Pakaian formal dengan jas seperti orang kantoran. Bukankah semua laki-laki diminta untuk memakai jas?" tanya Jeno balik.
"Boleh aku melihatnya? Entah mengapa aku sedikit ragu mendengar jawabanmu" ucap Jaemin curiga.
"Setelah ini. Jasnya masih di kamar appa" jelas Jeno.
"Kenapa disana? Punya appamu?" tanya Jaemin makin curiga.
"Ya, karena itu punya appa. Aku tidak punya jas. Aku akan memakai jas milik appa" jawab Jeno.
"Aku sudah memintanya untuk menyewa jas saja tapi dia menolak. Padahal jas milikku itu adalah jas saat pernikahanku dengan eommanya Jeno. Walau masih bagus tapi kan sudah lama dan ketinggalan jaman. Tapi Jeno tetap bersikeras mau memakainya" sahut ayah Jeno. Mendengar hal itu Jaemin langsung menatap Jeno tajam.
Sesuai dugaan Jaemin. Ia langsung speechless begitu melihat jas milik ayah Jeno yang akan Jeno gunakan. Walau nampak masih bagus karena terawat, tapi tetap saja model dan warnanya sudah ketinggalan jaman. Jeno akan terlihat tua jika memakainya. Itupun sebenarnya agak kekecilan walau masih muat di tubuh Jeno. Jaemin menggelengkan kepala tanda tidak setuju saat melihat Jeno sudah mengenakan setelan jas itu dan menunjukkannya padanya.
"No! No! No! Kau tidak boleh memakai ini. Sia-sia saja aku merubahmu" omel Jaemin sambil berkacak pinggang.
"Kenapa? Inikan masih bagus. Aku juga bisa menghemat uang tanpa perlu menyewa jas apalagi membelinya" ucap Jeno. Jaemin tidak menanggapinya. Dia kembali ke ruang tengah dan menemukan orangtua Jeno yang sudah siap untuk pergi ke kedai mereka. Terlihat dari box makanan yang sudah tertata rapi dan siap diangkut.
"Samchon, Imo, aku pinjam Jeno hari ini tidak apa kan?" tanya Jaemin pada mereka.
"Tentu saja. Kami bisa menangani kedai berdua saja" jawab Ibu Jeno yang membuat Jaemin mengangguk puas.
"Segera ganti pakaianmu kembali dan ikut aku. Aku tunggu di mobil. Cepat!" perintah Jaemin. Jeno merengut tidak setuju tapi pada akhirnya dia memilih menuruti kemauan Jaemin.
Jaemin membawa Jeno ke sebuah pusat perbelanjaan. Eh? Atau Jeno yang membawa Jaemin karena Jeno yang menyetir. Tapi Jaemin yang menentukan tujuannya? Yah, begitulah. Jaemin menarik Jeno untuk memasuki sebuah toko pakaian dengan brand ternama.
"Tolong carikan jas yang cocok untuknya" ucap Jaemin meminta tolong pada pelayan disana. Mereka pun mengangguk dan segera mencarikan beberapa setelan yang sekiranya cocok untuk Jeno.
"Tubuh tuan ini sangat bagus dan proporsional. Tidak sulit untuk mencari ukurannya. Ini adalah beberapa setelan jas yang terbaru dan paling laris disini" ucap pelayan menjelaskan sambil menunjukkan beberapa setelan yang mereka bawa. Total ada 5 pekerja yang melayani mereka. Sebenarnya Jeno heran, memang harus sebanyak itu ya? Kan biasanya hanya ada 1 atau 2 orang saja yang melayani setiap pelanggannya. Mungkin saja Jeno lupa kalau ini adalah mall milik orangtua Jaemin. Mereka tentu akan melayani dengan sebaik-baiknya untuk nona muda mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner ~ NOMIN (GS)
RomanceJaemin itu partner Jeno. Jeno itu partner Jaemin. "Mau berpartner dengan ku?" "Untuk?" "Segalanya"