°6°

1.7K 220 0
                                    

Hari kelulusan yang dinanti-nanti oleh Jaemin dan Jeno akhirnya tiba. Keduanya sama-sama sudah bersiap di kediaman masing-masing. Menggunakan seragam sekolah untuk mengikuti acara upacara kelulusan pagi ini. Mungkin ini adalah waktu terakhir mereka mengenakan seragam tersebut. Kali ini mereka masih menutupi perubahan mereka. Jaemin kembali berdandan seperti sebelumnya. Rambutnya ia catok sehingga lurus seperti sebelumnya. Ia juga memakai poni palsu karena poni sebelumya sudah terlalu panjang dan sudah di makeover ke samping. Jaemin merasa kurang bagus jika kembali ia jadikan poni oleh karena itu ia memilih memakai poni palsu. Tidak lupa rambut lurusnya ia kuncir kuda. Seragamnya yang sudah besar terlihat semakin besar ditubuh kurusnya. Jaemin menatap pantulan dirinya dengan puas. 

Di sisi lain, Jeno juga tengah bersiap. Berbeda dengan Jaemin yang dengan mudahnya mencatok dan mengenakan poni palsu, bagi jeno agak susah mengembalikan imagenya. Pasalnya lengan Jeno kian besar dan tercetak jelas di seragam lamanya. Masih untung lengannya masih muat karena sebelumnya Jeno memang memakai seragam yang agak kebesaran. Jeno tengah berdiri di depan kaca untuk mematutkan dirinya. Pakaian sudah terpasang ditubuhnya. Dasi pun sudah Jeno ikat dengan rapinya. Sedikit masalah di lengan tapi masih bisa ditoleransi. Tapi masalahnya sekarang adalah bagian kepala. Jeno sudah menyiapkan kacamatanya yang dulu dan mengganti lensanya menjadi netral. Tapi untuk urusan rambutnya bagaimana? Bagian depan masih memungkinkan untuk dibuat poni. Tapi untuk bagian samping yang sudah dipotong pendek, Jeno harus apakan?

"Meski hanya bagian samping, tetap saja terlihat berbeda" gumam Jeno yang tengah kebingungan. 

Tok~ Tok~

Pintu kamar Jeno diketuk lalu tidak lama kemudian terbuka. Ibu Jeno berdiri disana dengan pakaian yang sudah rapi. Ya, semua orangtua memang diundang untuk upacara kelulusan pagi hari ini.

"Ada kiriman. Katanya dari Jaemin. Aku taruh sini ya?"

Ibu Jeno menaruh sebuah paper bag disamping pintu kamar Jeno lalu keluar. Jeno segera menghampiri untuk melihat isinya. Sebuah setelan seragam dan juga rambut palsu. Ada sebuah note disana.

'Mungkin kau membutuhkannya. Aku akan menjemputmu nanti. Semangat untuk hari ini :)'

Jeno tersenyum setelah membacanya. Jaemin sangat bisa diandalkan. Segera saja Jeno melepas atasannya dan menggantinya dengan pemberian Jaemin. Pas sekali. Ukurannya yang lebih besar dari miliknya membuat otot dilengannya tertutupi. Setelah kembali merapikan seragamnya, Jeno mengambil rambut palsu. Walau sedikit kaku akhirnya Jeno bisa memakainya. Rasanya aneh karena ini pertama kalinya ia memakai rambut palsu.

"Sempurna" ucap Jeno setelah memakai kacamatanya. 

Jeno keluar untuk sarapan bersama orangtuanya. Ketiganya sudah rapi dan siap untuk berangkat. Karena upacaranya agak siang jadi mereka bisa sedikit santai. Kedai pun mereka tutup khusus untuk hari ini karena menyambut kelulusan putra mereka. 

"Kita naik taksi saja ya nanti. Sekali-kali tidak apa-apa. Lagipula pemberhentian bus agak jauh dari sini. Ini upacara kelulusanmu. Tidak mungkin kau menghadirinya dengan seragam penuh keringat bukan? Eommamu juga pasti tidak mau berjalan jauh, takut riasannya luntur" ucap ayah Jeno. Ucapannya mendapat delikan dari sang istri.

"Aniya. Jaemin akan menjemput kita" ucap Jeno.

"Memangnya dia tidak bersama orangtuanya?" tanya ibu Jeno.

"Tidak tahu. Dia tidak membalas pesanku. Dia hanya menulis note di paper bag yang tadi eomma berikan padaku. Katanya dia akan menjemput kita" jawab Jeno.

"Ah begitu. Baiklah"

Tidak lama setelah mereka menyelesaikan sarapan, Jaemin akhirnya datang. Penampilannya kembali sama seperti pertama kali Jeno bertemu dengannya. Rasanya sudah lama sekali ia tidak melihat Jaemin dengan penampilan lugu seperti itu. Jaemin menyapa kedua orangtua Jeno dengan ramah. Dia menatap puas kala Jeno juga terlihat sama persis seperti saat pertama kali mereka bertemu. Jaemin menolak saat ditawari sarapan oleh orangtua Jeno. Mereka akhirnya berangkat karena hari sudah mulai siang.

"Jaeminie, kau tidak berangkat bersama orangtuamu?" tanya ibu Jeno yang penasaran. Jeno yang duduk disamping Jaemin bersama ibunya juga dengan Jaemin ditengah-tengah diantara mereka pun menatap kearah Jaemin.

"Appa dan eomma sibuk jadi mereka tidak bisa datang. Biasanya juga begitu. Aku sudah terbiasa" jawab Jaemin. Mendengar jawabannya membuat ibu Jeno mengulum bibir, merasa salah mengajukan pertanyaan. 

"Kalau begitu kami akan merangkap jadi orangtuamu juga hari ini. Kami akan menemanimu dan menganggapmu seperti anak sendiri" ucap ibu Jeno menghibur. 

"Hahaha terimakasih" Jaemin tidak bisa menyembunyikan senyum senangnya. Selama bertahun-tahun dia tidak merasakan kelulusan maupun mengambil hasil belajar bersama orangtuanya. Biasanya ada orang ayahnya yang mengambilkannya. Awalnya Jaemin sedih dan merasa iri pada teman-temannya. Tapi lama kelamaan dia sudah biasa dan justru bersyukur karena dengan itu dia lebih mudah menutupi identitasnya.

"Kami akan memberikanmu hadiah masakan ayam yang enak kalau kau berhasil masuk 10 besar paralel" ucap ibu Jeno.

"Kalau begitu aku mau yang ayam banyak. Satu ayam utuh untukku ya? Aku bisa menghabiskan semuanya kok" ucap Jaemin berbinar. Dia sudah membayangkan seekor ayam yang sudah dimasak tersaji di depannya. Pasti mengenyangkan.

"Siap-siap saja satu ekor eomma. Dia adalah sainganku. Peringkatku dengan dia selalu atas bawah. Semester 1 kelas 10 dan semester 2 kelas 11. Aku ada diperingkat 2 bukan? Dia lah yang pertama" ucap Jeno.

"Woah.. ternyata Jaemin juga pintar. Bagus sekali. Sudah cantik, manis, pintar lagi" ucap ibu Jeno mengusap sayang rambut Jaemin. Jaemin sendiri hanya tersenyum menanggapi. Hatinya menghangat karena mendapat pujian dengan usapan hangat. Sepertinya selain Jeno, dia juga bisa mempercayai orangtua Jeno. 

Mobil yang dikendarai sopir keluarga Jaemin itu sudah memasuki area sekolah. Area depan terlihat sudah sepi namun bagitu masuk mereka dapat melihat banyaknya kendaraan yang terparkir disana. Jaemin sengaja berangkat mepet waktunya agar tidak ada kesempatan bagi mereka untuk membully Jeno dan menghancurkan rencana mereka. Jeno Jaemin pun segera memasuki aula dimana upacara kelulusan secara formal dilaksanakan. Mereka segera menempati kursi yang sudah diatur sebelumnya. Sedangkan orangtua Jenp menuju lantai 2 dimana seluruh tamu undangan sudah berada disana. 

Acara berlangsung dengan baik. Jeno dan Jaemin sengaja keluar lebih awal. Posisi mereka yang berada di barisan paling belakang pun memudahkan keduanya untuk pergi tanpa menimbulkan tanya dari siswa-siswa lainnya. Dengan bantuan koneksi ayahnya, Jaemin bisa mendapatkan izin dari guru dengan mudahnya. 

"Ayo kita berfoto dulu sebelum pulang sebagai kenang-kenangan" ajak ibu Jeno.

Jaemin sengaja membawa kamera hari ini. Dia mengambil foto Jeno sendiri dan juga bersama kedua orangtuanya. Lalu Jeno bergantian mengambilkan foto untuk Jaemin. Keduanya mengambil banyak foto. Memanfaatkan waktu sebelum acara di aula selesai dan membuat lingkungan sekolah menjadi ramai. 

"Apa kau tidak mau mengambil foto juga Jaemin? Sejak tadi kau hanya foto sedikit" ucap ayah Jeno.

"Aku lebih suka memfoto daripada difoto samchon" jawab Jaemin. 

"Tapi ini hari spesial yang tidak bisa kalian ulang lagi nanti. Sana. Kau dan Jeno, biar aku yang fotokan. Setelah itu kita bisa foto berempat" ucap ibu Jeno.

Jaemin menurut. Tubuhnya sudah didorong-dorong oleh ibu Jeno. Jeno dan Jaemin mengambil foto berdua sebagai kenang-kenangan. Mereka mengambil foto dibanyak tempat dengan berbagai gaya. Keduanya nampak sangat akrab seolah sudah berteman selama bertahun-tahun. Walau keduanya memang sudah mengenal selama bertahun-tahun tapi keduanya baru saja akrab beberapa minggu terakhir. Lalu sebagai penutup Jaemin juga mengambil foto bersama Jeno dan kedua orangtuanya. Ia meminta tolong sopirnya untuk mengambilkan gambar mereka. Setelah puas mengambil gambar, mereka segera pulang. Bersiap untuk acara prom night nanti malam. 

***

TBC

Mian typo bertebaran ^^

Votement juseyo~

Partner ~ NOMIN (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang