Entah hanya perasaan Jeno saja atau bagaimana. Jeno rasa akhir-akhir ini Jaemin menjadi sedikit protektif padanya. Jika biasanya sudah cukup hanya pesan apa yang sedang mereka lakukan, tapi sekarang Jaemin mulai menanyakan banyak hal. Jaemin bertanya tentang kegiatan secara lebih mendetail. Dimana dia sekarang, apa yang sedang dia lakukan, berapa lama dia akan disana, dan yang paling parah adalah dengan siapa saja dia disana. Awalnya Jaemin akan berhenti begitu Jeno menjabaw dengan teman sekelompoknya, teman organisasinya, teman sekelasnya, dll. Tapi semakin kesini Jaemin mulai menanyakan lebih. Tidak cukup hanya dijawab seperti biasannya, Jaemin bahkan sampai menanyakan berapa jumlah temannya itu dan bahkan sampai menanyakan namanya. Jeno bahkan pernah diminta untuk mengelist nama seluruh teman sekelasnya saat dia sedang ada acara project untuk mata kuliahnya.
"Siapa saja yang sedang bersamamu sekarang?" tanya Jaemin dari seberang sana. Jeno baru rapat BEM saat Jaemin menelepon. Awalnya Jeno mengabaikannya tapi Jaemin terus menelepon. Teman-temannya yang merasa sedikit terganggu dengan getaran ponsel Jeno pun memintanya untuk mengangkatnya. Siapa tahu ada hal yang penting kan?
"Banyak Jaemin. Aku sedang rapat BEM sekarang. Semua anggota BEM pasti ikut. Sama seperti rapat kemarin. Haruskah aku mengirimkan list-nya lagi padamu?" tanya Jeno
"Tidak perlu. Ya sudah lanjutkan rapatnya. Maaf menganggu" ucap Jaemin.
"Maaf ya. Nanti aku hubungi lagi kalau sudah selesai rapat. Sampai jumpa nanti" ucap Jeno mengakhiri panggilannya. Segera saja ia kembali duduk di kursi rapatnya.
"Maaf ya. Mari lanjutkan kembali rapatnya" ucap Jeno tidak enak pada anggota yang lain.
Sekitar 45 menit telah berlalu. Rapat sudah diakhiri sejak 10 menit yang lalu namun masih banyak yang ada di dalam sana, termasuk Jeno. Dia sedang mengecek kembali notulensi rapat tadi dan menerima konsultasi proposal yang dibuat oleh sekretarisnya. Anggota inti BEM masih duduk melingkar ditengah-tengah ruangan dengan membahas beberapa hal.
"Sudah selesai kan? Sampaikan di grup kalau ada kendala lagi. Ayo pulang" ajak Jeno. Dia memimpin jalan untuk keluar dari ruangan rapat. Baru saja membuka pintu, dia dikejutkan oleh seseorang yang berdiri di samping pintu dengan tangan terlipat didepan dada.
"Astaga!" ucap Jeno dan orang-orang di belakangnya terkejut.
"Sudah selesai?" tanya seseorang itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Jaemin. Entah sejak kapan dia ada disana. Tapi melihat wajahnya yang ditekuk sepertinya sudah cukup lama.
"Sejak kapan kau disini? Kenapa tidak bilang kalau mau kesini? Harusnya kan aku yang ke kampusmu" ucap Jeno banyak.
"Lapar" ucap Jaemin singkat.
"Hah?"
"Lapar. Aku bilang lapar" ucap Jaemin setengah membentak.
"Aiggoo~ uri aegi lapar ya? Kajja. Kita makan yang banyak" ucap Jeno dengan lembutnya mengelus kepala Jaemin.
Tidak lupa membubuhkan cubitan di pipi si manis. Segera saja Jaemin bergelayut manja di lengan Jeno dan menariknya pergi. Jeno hanya tersenyum menanggapinya. Dia suka saat Jaeminnya sedang dalam mode manja begini. Yang tidak ia ketahui adalah Jaemin sempat melayangkan tatapan tajam ke arah sekretarisnya. Pun dibalas dengan tatapan tajam juga. Sejak awal Jaemin tidak suka padanya karena dia sering sekali mengganggu waktu Jeno dengannya maupun dengan teman-temanya yang lain.
***
Malam ini Jeno sedang rapat. Rapat terakhir sebelum ia menyerahkan jabatannya pada calon ketua yang sudah terpilih. Sebuah ruang kelas yang sudah kosong pun mereka gunakan. Seharusnya ini menjadi rapat tertutup dan hanya dihadiri oleh anggota BEM saja. Tapi sepertinya ada seorang penyusup disini
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner ~ NOMIN (GS)
RomanceJaemin itu partner Jeno. Jeno itu partner Jaemin. "Mau berpartner dengan ku?" "Untuk?" "Segalanya"