°9°

1.5K 196 3
                                    

Hari ini adalah hari pertama kuliah. Setelah melewati serangkaian acara pengenalan serta kegiatan orientasi lainnya, akhirnya kuliah mulai memasuki hari pertama pembelajaran. Pagi-pagi sekali Jeno sudah bangun. Dia ada kelas pagi. Selain itu ia masih harus membantu orangtuanya lebih dulu. Jeno benar-benar memanfaatkan waktunya pagi itu untuk membantu orangtuanya walau hanya sedikit. Barulah saat merasa sudah waktunya, Jeno bergegas mandi dan berangkat kuliah. 

Berjalan santai menuju tempat pemberhentian bus. Ya, Jeno memilih berangkat dengan bus karena lokasinya cukup jauh. Akses bus menuju kampusnya juga bagus sehingga sayang kalau disia-siakan. Sambil menunggu busnya tiba, Jeno bertukar pesan dengan Jaemin. Ah, sepertinya masih belum bisa disebut bertukar pesan karena nyatanya hanya Jenolah yang mengirim pesan. Sejak ia bangun tadi, Jeno sudah mengirimi Jaemin pesan. Namun sampai sekarang pun ia masih belum menjawabnya. Jeno bahkan sampai mengirimkan spam. Nihil, masih tidak ada jawaban bahkan sampai bus yang ditunggu Jeno tiba. Ia pun segera naik dan mencari tempat duduk.

Duduk di barisan paling belakang yang masih kosong. Jeno kembali fokus dengan ponselnya. Masih tidak ada jawaban dari Jaemin. Sepertinya ia harus meneleponnya. Satu kali, masih tidak ada jawaban. Dua kali, masih sama. Tiga kali pun masih sama. Kesal, Jeno akhirnya menelepon nomor telepon rumah Jaemin.

"Ini Jeno. Dimana Jaemin? Kenapa tidak menjawab teleponku?" tanya Jeno pada pekerja rumah Jaemin yang mengangkat teleponnya. 

"Itu Jeno-ssi. Nona muda masih tidur. Sejak tadi sudah kami bangunkan tapi masih belum bangun-bangun" jawabnya.

"Pergi ke kamarnya. Aku akan menelepon ke ponselnya dan segera angkat lalu aktifkan mode loudspeaker dan dekatkan ke telinganya. Oke?" perintah Jeno.

"Baik Jeno-ssi"

Panggilan diakhiri. Jeno menggerutu dengan gumaman tidak jelas. Bisa-bisanya Jaemin masih tidur padahal dia juga ada kelas pagi ini. Dasar manusia satu ini. Susah sekali dibangunkan. Andaikan pagi ini Jeno tidak ada kelas di jam yang sama, dia pasti sudah pergi ke rumah Jaemin dan menyiramnya dengan air agar ia bangun. Sulit sekali membangunkan kelinci tidur satu ini.

"YAK! JAEMIN-AH! IREONA! KAU ADA KELAS PAGI INI BODOH! IREONA ATAU KAU AKAN TERLAMBAT! KALAU DALAM HITUNGAN KETIGA KAU TIDAK BANGUN AKU AKAN MEMINTA MEREKA MENYIRAMMU DENGAN SEEMBER AIR DINGIN!" 

Jeno berteriak segera setelah panggilannya diangkat. Ia sepertinya lupa kalau sudah berada di bus. Beruntung tidak begitu banyak orang di bus sekarang. Tapi tetap saja, mereka semua menatap Jeno dengan pandangan aneh. Jeno segera membungkuk meminta maaf. Sedikit malu sebenarnya tapi ia sudah kepalang kesal. 

"Ne. Ne. Aku bangun" jawab Jaemin dengan suara seraknya. Dia benar-benar bangun kok walau masih terduduk dengan mata tertutup.

"Berdiri. Lalu pergi ke kamar mandi dan segera mandi. Kau ini ada kelas pagi hari ini. Tidak ingat?" ucap Jeno.

"AH! BENAR! BIBI KENAPA TIDAK MEMBANGUNKANKU! AIH! Aku mandi dulu. Bye~ Jeno" Jaemin diseberang sana gelagapan dan segera berlari ke kamar mandi untuk mandi. Hampir saja ia menabrak tembok kalau tidak dibantu oleh bibi pekerja rumah. 

"Apanya yang tidak membangunkan. Kau saja yang sulit dibangunkan dasar kelinci nakal" gumam Jeno. 

Sepanjang perjalanan paginya ia habiskan dengan bertukar pesan dengan Jaemin. Jaemin hanya membutuhkan waktu 7 menit untuk mandi. Padahal biasanya perempuan kan kalau mandi lama. Tapi Jaemin bisa secepat itu. Jeno tidak ambil pusing apa Jaemin mandinya bersih atau tidak. Yang terpenting dia sudah bangun dan berangkat ke kampus. 

'Jangan berkendara. Minta sopirmu untuk mengantarmu. Kau baru saja bangun. Cukup beresiko kalau harus berkendara sendiri apalagi kau juga terburu-buru' pesan Jeno pada Jaemin.

Partner ~ NOMIN (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang