Kelas Jeno sudah selesai lebih awal. Hari ini dia hanya ada 2 mata kuliah berturut-turut dari pagi. Kelasnya selesai jam 11.30. Jeno membereskan bukunya dan bersiap untuk pergi.
"Kau mau kemana?" tanya Mark.
"Bertemu temanku" jawab Jeno.
"Yang Korea University itu?" tanya Mark. Jeno pun mengangguk mengiyakan. Dia memang sudah berjanji pada Jaemin akan bertemu di kampusnya. Jeno yang akan menghampiri karena kelasnya selesai lebih awal.
"Boleh aku ikut?" tanya Mark. Jeno kembali menatapnya penuh curiga.
"Jangan salah paham dulu. Aku hanya penasaran dengan lingkungan disana. Aku juga tidak begitu tau Seoul. Berjalan-jalan sendiri tidaklah menyenangkan. Jadi boleh aku ikut? Aku janji tidak akan mengganggu kok" ucap Mark segera menjelaskan kala ditatap penuh curiga oleh Jeno.
"Baiklah. Tapi mungkin temanku tidak begitu menyukai kehadiranmu. Dia agak sulit untuk bersosialisasi" ucap Jeno.
"It's okay" ucap Mark.
Mark mengikuti Jeno menuju halte. Mark masih belum memiliki kendaraan. Dia tinggal di asrama yang disediakan kampus yang letaknya tidak jauh dari kampus. Dia bisa berjalan kaki menuju kampus. Oleh karena itu Mark belum membawa kendaraannya karena merasa masih belum diperlukan.
Selama perjalanan Mark mengamati sekitar. Beberapa kali dia bertanya pada Jeno tentang apa yang dia lihat karena penasaran. Jeno dengan sabar menjelaskan. Dia juga beberapa kali menggunakan bahasa Inggris ketika Mark tidak paham dengan istilah Korea. Keduanya turun di halte depan pintu masuk Korea University. Keduanya pun segera masuk kesana. Beberapa kali Jeno bertanya dimana lokasi kantin fakultas bisnis. Ini pertama kalinya dia kesana.
Setelah berjalan cukup jauh bahkan beberapa kali harus memutar karena salah jalan, akhirnya keduanya menemukan fakultas bisnis. Segera saja mencari kantin yang letaknya dibagian belakang. Karena ini jam makan siang jadi kantin terlihat cukup ramai.
"Kau mau minum? Temanku masih belum selesai kelasnya. Masih 1 jam lagi. Aku akan menunggunya disini sambil memesan minuman. Kau mau?" tanya Jeno. Mark mengangguk.
Keduanya lalu memesan minum. Setelah mendapatkannya, Jeno segera mencari kursi yang letaknya sedikit diujung belakang. Mengingat Jaemin dan dirinya yang tidak begitu menyukai keramaian, tempat itu sangat cocok. Mark sejak tadi hanya menurut dan mengikuti saja. Sambil menunggu Jaemin selesai kelasnya, keduanya berbicara banyak hal. Mark banyak bertanya soal Korea. Meskipun ibunya adalah orang Korea, tapi mereka sudah lama tidak pergi ke Korea. Pasti banyak hal yang sudah mereka lewatkan.
"Jaemin bilang kelasnya sudah selesai. Dia akan segera kemari" ucap Jeno memberitahu. Mark mengangguk mengerti. Jeno celingukan untuk mencari kedatangan Jaemin.
"Jaeminie!" panggil Jeno sambil mengangkat tinggi dan melambaikan tangannya agar bisa dilihat oleh Jaemin. Jaemin yang tadinya juga celingukan mencari Jeno pun akhirnya menemukannya. Segera saja ia mendekati Jeno.
"Oh? Kau juga mengajak teman ya" ucap Jeno saat menyadari ada dua orang yang mengikuti Jaemin bahkan sampai ke meja mereka. Dua orang itu sejak tadi asyik ribut entah apa yang diributkan. Jeno sedikit terkejut karena setahunya Jaemin menyukai ketenangan tapi dia melihat kedua teman Jaemin? tadi sangat ribut.
"Aku tidak mengajak. Mereka yang mengikutiku" ucap Jaemin cuek. Dia segera duduk disamping Jeno.
"Ei~ kita kan teman. Kami kan juga ingin ikut makan bersama teman kami. Jaeminie jahat sekali" ucap Haechan dengan ekspresi berpura-pura terluka. Renjun disebelahnya sudah berpura-pura muntah melihat akting Haechan.
"Boleh kami bergabung?" tanya Renjun.
"Tentu saja. Silahkan duduk" ucap Jeno. Renjun dan Haechan dengan senang hati segera duduk. Haechan duduk berdampingan dengan Mark lalu disebelahnya ada Renjun juga. Ketiganya duduk berhadapan dengan Jeno-Jaemin.
"Aku kan membawa teman. Bagus karena kau membawa teman juga. Semakin banyak orang semakin bagus tau. Aiggoo~" ucap Jeno kala mendapati lirikan tajam dari Jaemin. Tangannya mencubit pipi kenyal Jaemin dengan gemas.
"Aku Jeno dan ini Mark. Kami berkuliah di SNU. Siapa nama kalian?" tanya Jeno memperkenalkan diri.
"Ah ne. Aku Renjun dan ini Haechan. Kami teman sekelas dan satu jurusan dengan Jaemin" ucap Renjun memperkenalkan diri.
"Namamu sedikit sulit diucapkan. Ren-jun?" respon Jeno.
"Aku berasal dari China" jawab Renjun.
"Oh! Kau dari luar Korea juga? Aku juga. Aku dari Canada" ucap Mark senang karena merasa memiliki teman foreign disini.
"Bahasa Koreamu bagus" puji Mark.
"Ah, kebetulan di sekolahku dulu juga mengajarkan bahasa Korea jadi aku sudah cukup lama belajarnya" ucap Renjun. Yang lain mengangguk paham.
"Kalian tidak mau makan? Aku sudah lapar sekali" tanya Haechan.
"Mau makan apa?" tanya Jeno. Dia menatap Jaemin.
"Kimchi jiggae!" seru Haechan semangat. Dia sempat melihat stand makanan yang menjual kimchi jiggae tadi.
"Aku juga" ucap Renjun.
"Terdengar bagus. Aku juga mau" ucap Mark.
"Minumnya?"
"Cola!" sahut ketiganya bersamaan. Ketiganya lalu tertawa bersama karena tidak sengaja berbicara bersamaan.
"Baiklah. Aku pesankan. Kajja Jaeminie" ucap Jeno. Dia mengajak Jaemin untuk memesan makanan mereka. Jeno rasa meninggalkan Jaemin disana tidak akan berjalan bagus karena sejak tadi wajahnya sudah kusut. Jadi lebih baik pergi bersama.
"Wae? Kenapa wajahmu kusut begitu?" tanya Jeno. Keduanya berjalan berdampingan menuju stand makanan. Bahu mereka bahkan sampai menempel saking dekatnya.
"Mereka berisik sekali. Aku sudah pusing dengan matematika tadi. Lalu ditambah mereka berisik. Rasanya kepalaku mau pecah" ucap Jaemin sedikit mengeluh.
"Sabar ya~ Mereka hanya ingin berteman denganmu. Sepertinya mereka juga baik" ucap Jeno sambil mengelus rambut Jaemin dengan lembut.
"Tapi mereka berisik"
"Tidak apa. Nanti kau juga akan terbiasa. Mereka hanya ingin akrab denganmu" ucap Jeno. Dia mencubit pipi Jaemin. Keduanya tidak menyadari banyaknya orang yang mencuri pandang pada keduanya. Bahkan tiga orang teman yang duduk bersama mereka tadi juga mengamati mereka.
"Apa mereka pacaran?" tanya Haechan penasaran.
"Nope. Aku sudah bertanya pada Jeno tadi. Katanya mereka hanya berteman" jawab Mark.
"Tapi bukankah mereka terlihat seperti pasangan kekasih? Lihat, bahkan saat berjalan saja harus berdempetan begitu. Padahal jalannya cukup luas" ucap Renjun.
"Aku juga tidak tahu. Jeno menjawabnya begitu" ucap Mark.
"Mungkin baru pendekatan" ucap Haechan berpendapat.
Mereka akhirnya memakan pesanan masing-masing begitu pesanannya tiba. Atau hanya Jaemin saja? Mark, Renjun, dan Haechan sejak tadi mencuri pandang pada Jeno dan Jaemin. Mengamati segala tingkah laku keduanya. Jaemin memang menikmati makanannya tapi tidak dengan Jeno. Sejak tadi dia sibuk mengurusi Jaemin. Banyak hal yang ia lakukan. Mengikat rambut Jaemin saat ia akan makan agar tidak mengganggunya. Memisahkan sumpit untuk Jaemin. Membukakan kaleng soda untuk Jaemin. Memberikan tisu saat melihat kuah yang menetes dari mulut Jaemin. Rasa-rasanya memang hanya Jaemin yang makan disini. Jeno baru menyentuh sedikit pun dengan ketiga lainnya.
"Mereka benar-benar tidak pacaran?" bisik Haechan pada Mark.
"Pendekatan" jawab Mark.
Mark, Renjun, dan Haechan masih sering mencuri pandang sambil sesekali makan. Memperhatikan segala tingkah laku Jaemin dan Jeno rasanya lebih menarik daripada makanan mereka. Pun bagi orang-orang disekitar sana yang banyak memperhatikan keduanya. Sedangkan yang diperhatikan tengah asyik dengan dunianya sendiri.
***
TBC
Mian typo bertebaran ^^
Votement juseyo~
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner ~ NOMIN (GS)
RomanceJaemin itu partner Jeno. Jeno itu partner Jaemin. "Mau berpartner dengan ku?" "Untuk?" "Segalanya"