Tautan tangan yang di lepas membuat Raden sedikit berlari kecil menyusul Reya yang berjalan dgn cepat.
Saat Raden berlari para siswi yang memperhatikannya dengan tatapan memuja.Masyaallah ganteng bgt!
Cool...plus ganteng
Sumpeh ye tu cowo larinya berdamage bgt cok
Murid baru ya?
Kakak kelas?
Fiks!!! Gue akan jadi ketua fans klub buat tu cowo!
Setelah berjalan di dekat Reya, raden langsung menggandeng tangan Reya dan menggenggamnya dengan pegangan terkunci erat menaut kan jari- jari mereka dengan rapat, Reya yang mendapat perlakuan tersebut biasa saja karna sendari kecil memang raden begitu, tak bisa jauh dari Reya.
Sesampainya di kantin yang lumayan ramai, Reya dan Raden memilih tempat duduk paling pojok yang biasa Reya tempati bersama sasa dan Panpan.
"Kamu Mau pesen apa?" tanya Reya kepada raden yang sendari tadi memperhatikan suasana kantin yang mulai ramai.
"Apa aja, samain kaya kamu aja."
"Oke"
Sesaat Reya memperhatikan siswi yang berlalu lalang, membuat Raden Penasaran akan tindakannya.
"Eh lo yang pake kaca mata!"
"Sini! Cepet!"
Seorang siswi berkacamata menghampiri meja mereka dengan rasa gugup yang ketara, " iya kak? A-ada apa ya?"tanyanya.
"Gue minta tolong pesenin 2 bakso bisa?"pinta Reya dengan nada lembut.
Si siswi membenarkan kacamatanya,"B-bisa.."
"Okee gue tunggu di sini yaa" dan siswi itu pun pergi mengantri membeli kan pesanan Reya.
"Kenapa?" tanya Reya yang terus di pandangi wajah nya oleh Raden.
"Kok kamu nyuruh dia sih?" tanya Raden penasaran.
"Kaki sama tangan aku masih sedikit sakit, takut nanti baso nya tumpah juga."
"Masih sakit ? Kok kmu ga bilang aku si flo dari tadi waktu kita ke kantin biar aku gendong aja kmu ga usah jalan, tar sepulang sekolah kita kerumah sakit,Gada penolakan!" ucap Raden dengan panjang.
"Iyaa, tapi nanti beli bobaa dulu ya? Boleh?"tanya Reya dengan wajah penuh harap.
"Iyaa sayang boleh kok"
Cup
Kecupan di pipi yang di berikan Raden tiba-tiba membuat Reya tertegun sebentar dan bertingkah normal kembali, berbeda dengan para penghuni kantin yang tiba-tiba menjadi senyap beberapa detik karena ikut memperhatikan kejadian tadi.
Di meja lain, Desta yang sedang berkumpul dengan Teman-temanya yang sedari tadi juga memperhatikan interaksi Reya dan Raden merasakan bahwa hati nya sakit dan tidak terima bahwa Reyaa, kekasihnya. Ralat mantan kekasih nya di kecup laki-laki lain di depannya langsung.
"Bangsat!"Umpatan Desta yang berhasil keluar, rahangnya mengeras menahan emosi.
"Kenapa? Lu cemburu liat Reya di gituin sama cowo ganteng itu?"tanya Bibo yang memperhatikan Desta.
"Ga usah cemburu bro! Lo kan dah punya si ul-Ajeng jadi jangan maruk dong!" samuel menimpali ucapan Bibo
"Mangkanya cewek sebaik Reya lo sia-sia in dulu, demi si ajeng yang gada apa-apanya dari Reya. Sekarang lu nyesel kan."lanjut Bibo dengan cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antarlina [On Going]
Teen FictionWARNING!!! typo masih bertebaran! Cerita fiksi Remaja Biasa, jika penasaran tekan tombol + perpustakaan " Selayaknya kehidupan, terkadang tokoh utama juga bisa tergantikan dengan mudah Oleh orang lain (figuran) karna adanya perpisahan dan Alasan d...