BAB 21 [AN] Pahlawan Aska?

4 2 0
                                    

Di koridor sekolah Reya berjalan menuju gerbang sekolah, namun perjalanannya terhenti karna ada seseorang yang ia yakinni bahwa itu adalah Aska si cowo cupu berkacamata.

Aska tengah di ganggu oleh Dio dkk, dengan mengoper buku catatan yang Reya duga itu adalah milik Aska ke teman-temanya dan Aska yang mencoba mengambilnya, namun tidak berhasil.

"Lo mau ini? Nih ambil sendiri"kata Dandi yang memegang catatan,

Aska mengangguk, tangannya berusaha mengambil catatannya namun buku tersebut di jauhkan darinya dan di oper ke arah Dio.

"ehts...gak bisa HAHAHA"tawa Dandi.

Mata Aska memanas, rasanya pandangan ya kabur karna cairan bening yang berusaha Aska tahan sendari tadi.

"Kembalikan bukuku"kata Aska dengan megepalkan kedua tangan erat.

"Dih nangis! Najis banget lo jadi cowo pake rok sana! Gak pantes lo jadi cowo huuuuu"ucap Dio sambil menyoraki Aska di ikuti temanya.

Reya yang melihat itu tak tahan lagi, ia maju mengambil buku catatan dengan cepat dan mendorong Dio hingga jatuh.

"Maksud lo apa rey?"tanya Dio yang masih di lantai tengah bangkit di bantu Andi.

"Lo kelewatan bego!"

"Hah?apa?kelewatan...hmm bukanya lo lebih kelewatan yaa?sampai pernah bikin korban masuk Rumah sakit iya kan guys"tanya Dio dengan mengangkat satu alisnya.

"Lo gak tau apa-apa, gak usah banyak bacot"ucap Reya dengan mendekati Dio satu langkah ke depan.

"Lo juga gak tau apa-apa, gak usah sok jadi pahlawan dan gak usah ikut campur urusan gue."Jawab Dio ikut mendekat. Posisi mereka berdua berhadapan dekat dengan jarak satu langkah.

"Itu bakal jadi urusan gue kalo lo ngeganggu Aska, Awas aja lo kalo lo masih ngelanjutin hal ini gue gak akan tinggal diam"kata Reya pergi menggandeng Aska yang sedari tadi kagum kepada Reya yang pemberani, meninggalkan Dio dkk.

Dari jauh Dio memandang kepergian mereka dengan tatapan tak suka.
...

Di lain tempat, Reya dan Aska tengah duduk menunggu di halte bus.

Reya tengah memainkan hp, tengah memberi kabar pada ayahnya bahwa hari ini ia pulang telat. Dan menanyai kabar dari keadaan dua bocil yang ia tinggal, di titipkan pada pengasuh yang ia sewa.

"Ekhm...Re,Reyaa"

Panggilan itu membuat Reya mengalihkan autensinya pada orang yang memanggil namanya.

"Kenapa?"

"Astaga!jantung kamu kenapa?jangan cepet-cepet,"batin Aska berbicara.

Aska masih diam, Tangannya menyentuh dadanya yang berdetak kencang. Reya merasa aneh melihatnya

"Kenapa Aska!"tanya Reya lagi melihat tepat ke arah mata Aska.

"Kenapa? Reya sangat cantik hari ini"ucap Aska dalam hatinya melihat Reya yang rambutnya yang digerai berterbangan karna angin.

"Aku ingin bilang terimakasih banyak, udah bantu aku tadi,"jawab Aska sambil tersenyum

"Kamu tadi keren banget Rey"puji Aska pada Reya.

Reya yang melihat mata Aska yang tengah berbinar karna memuji dirinya, membuat Reya berfikir Aska sangat menggemaskan.

"Hahaha,aiyaa santai aja kali,"

"Ohh itu busnya udah dateng, ayo!"aja Reya pada Aska.

Mereka memasuki bus dan memilih duduk di paling belakang kursi ke dua dekat cendela.

Reya duduk di samping cendela dan Aska di sebelahnya.
Sambil memandang pemandangan di luar cendela ia jadi teringat masa lalu ketika ia masih berpacaran dengan Desta. Di saat ini Desta akan menawarinya mendengarkan musik bersama dan saling menakutkan tangan. Itu adalah salah satu saat-saat yang berharga bagi Reya.

Aska yang melihat Reya yang tengah melamun membuat ia dengan memberanikan diri menawarkan salah satu headset yang tengah ia gunakan pada Reya.

Menepung pundak Reya lembut, membuat Reya kembali sadar dan menoleh.

"Mau mendengarkan bareng ga?"tanya Aska dengan suara serak.

Tanpa menjawab Reya langsung mengambil headset itu dan segera memakainya, dan terdengarlah iringan lagu.

Reya tanpa sadar menyenderkan kepalanya pada pundak Aska. Entah kenapa Reya mata sangat berat rasa tak beberapa lama pun Reya tertidur dengan pulas di pundak Aska, Aska yang mengetahui itu berusaha untuk tidak membuat gerakan sekecil apapun agar tidur Reya tidak terganggu.

Memandang wajah mulus Reya serta bibir cerry milik Reya yang keliatan Ranum membuat pikiran laki-lakinya tiba-tiba muncul dan segera Aska mencubit pahanya untuk memusnakan pikirkan² kotor tersebut.

Beberapa saat kemudian ada segerombolan anak sekolah yang baru pulang memasuki bus hingga di dalam bus berdesak-desakan, Aska dengan sigap menaruh satu tangan ke kursi depan sebagai batas, ia takut Reya tersenggol dan terbangun.

Namun, usahanya gagal karna Reya menggeliat terbangun karna suara bus yang ramai.

Mengedip-ngedipkan matanya guna menyesuaikan cahaya, Reya melihat wajah Aska dari Dekat mereka bertatapan, namun Reya mengalihkan tatapannya pada para siswa-siswi sekolah lain, yang tengah melihat ke arah Reya dan Aska.

"Udah bangun?kita masih agak lama lagi turunnya"ucap Aska sambil membenarkan letak kaca matanya.

Mendengar itu membuat Reya memasukan tangan ya di sela tangan Aska yang Reya rasa itu penuh dengan otot, membuat Reya bertanya dalam pikirannya "Aska nge-gym?" meletakkan kepalanya lagi di pundak Aska sesaat matanya terpejam lagi.

Namun, mata Reya terbuka lagi, ia membetulkan posisi tangan aska ke belakang pundaknya, dan kepalanya yang berada di dada bidang Aska dan kembali terpejam.

Aska yang di perlakukan seperti itu membuat telinga Aska merah, ia khawatir bahwa Reya akan mendengar detak jantungnya yang saat ini berdebar dengan kencang.

"Ka..."

"Hm?"

"Lo sakit ya? Ini jantung lo detaknya kenceng banget"celetuk Reya polos menatap Aska khawatiran.

"Engga, ayo flo kita udah sampe"ucap Aska langsung berdiri di ikuti Reya.

Mereka berdua telah keluar dari bus, Reya melihat ke sekitar langit sudah sore. Tadinya ia ingin menjenguk kedua adiknya, namun sepertinya ia urungkan terlebih dahulu.

"Udah sore gue balik dulu yaa, lo ati-ati di jalan. Bye"ucap Reya pergi meninggalkan Aska yang masih setia menatap punggung Reya yang menjauh ke arah kanan.

Beberapa saat kemudian Aska teringat, sebenarnya ia ingin mengajak Reya ke rumahnya karena bunda Aska ingin bertemu dengan Reya.

"Yah, ya udah deh besok-besok aja"lirih Aska tak bersemangat ia berjalan je arah kiri menuju rumahnya.

...

Setelah berjalan kurang lebih 15 menitan Reya tiba di rumah atau sebenarnya ini adalah masion keluarganya.
Karna ia baru sadar bahwa ternyata rumahnya sangat amat besar dan luas.

"Pak buka gerbang!"teriak pada satpam di bilik gerbang.

Si satpam pun lari tergopoh-gopoh membukakan gerbangnya, begitu tau yang memanggilnya siapa.

"Ck... Lama banget sih, kerja tu yang bener dong"ucap Reya ketus karna satpam nya ia liat tadi hanya duduk-duduk saja sambil meminum kopi.

"Maaf non, saya minta maaf tidak akan saya ulangi"

"Hmm"jawab Reya memasuki rumahnya, satpam tersebut pun hanya mengelus-ngelus dadanya dari jauh.










Antarlina [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang