Sesampainya di komplek rumah Reya, kedua insan itu terheran karna begitu banyak motor dan mobil terpakir di sepanjang jalan menuju rumah Reya.
"Kok rame banget ya?"
"Kayaknya ada yang meninggal deh"jawab Desta karna melihat sebagian pengunjung komplek berpakaian hitam.
Perasaan Reya benar-benar tak enak. Ia tiba-tiba merasa khawatir pikiran-pikiran negatif bermunculan. Sambil berharap bahwa ini hanya perasaannya saja.
Namun harapan Reya rutuh, Dadanya sakit seakan tengah di hantam benda keras.
Melihat bendera kuning berada di depan gerbang rumah nya.
"Ga! Ga mungkin!" gumam Reya yang langsung turun dan berlari ke rumahnya.
Desta juga ikut menyusul Reya kedalam rumah.
Di depan pintu rumah terdapat pak satpam yang menghentikannya, mata nya merah karna menangis " non Reya, yang tabah ya" ucapnya.
Reya menggelengkan kepalanya, dan segera masuk ke dalam rumah, di dalam sudah banyak orang-orang yang tengah duduk dengan peti yang berada di depannya.
Dengan kaki lemas, Reya menghampiri peti tersebut berharap bukan orang yang Reya kenal di dalamnya. Namun lagi-lagi harapan ya tak terwujud. Di dalam peti tersebut terbaring kaku sang ayah. Tangan reya bergetar ketika hendak memegang wajah ayahnya.
Seluruh badannya lemas, dengan histeris Reya menangis" AAAAAAhg!! AYAH JAHAT!! KENAPA NINGGALIN REYA?!! Kenapa??!!! Ayahh jahat!!"kata Reya sembari mengguncangkan badan Ayahnya yang dingin.
"Ayah janji mau ngebahagian Reya! Tapi kenapa??! Ayah bangunn!! Reya takut!! Ayah!!AYAH BANGUN!!!" Terima Reya dengan menangis pilu.
Desta yang melihat Reya menangis, menghampiri Reua dann memeluk pada Reya.
"Hei! Hei! Hustt.. Tenang flo"ucap Desta saat mendekap tubuh Reya yang bergetar karna menangis.
Tangan Reya mencengkram seragam Desta dengan tatapan sendu Reya bertanya" Desta tolong bilang kalau ini mimpi! Ini gak nyata kan?! Ini bohongan ayah bilang mau kasih aku kejutan! Ini cuma prank kan?iyaa kan Ta!! Taa jawab!! Desta!!"
"Please Reya jangan kaya gini, kamu harus ikhlas. kasian om Reyan disana pasti sedih ngeliat kamu nangis"jawab Desta tak kuasa melihat Reya yang menatapnya kosong.
Reya yang shock, jatuh pingsan di pelukan Desta. Dengan tanggap Desta langsung menggendong membawa Reya ke kamar Reya.
Saat Desta tengah mengelap wajah Reya yang penuh air mata, tiba-tiba seorang wanita paruh baya masuk.
" misi! Dek sini biar tante aja yang ngelapin"katanya dengan tersenyum.
"Maaf anda ini siapa ya?"Tanya Desta karena merasa asing dengan wajah wanita di depannya ini.
"Owh perkenalkan, saya Anita ibu tiri Reya"jelasnya sembari mengelap lembut wajah Reya.
Desta terdiam terkejut"maksudnya? Bukan nya om Reyan tidak pernah menikah lagi ya?"kata Desta minta penjelasan.
Setelah menaruh handuk, Anita atau ibu tiri Reya bertahap langsung dengan Desta, pedangan nya menerawang.
"Pada saat di Singapur, saya dan Reyan berada di dalam suatu kerja sama saat melakukan pekerjaan, di sanalah saya dan Reyan mulai dekat dan berakhir memutuskan untuk menikah diam-diam karna suatu alasan. Saat hendak pulang kemari mobil Reyan mengalami kecelakaan yang menewaskan dirinya. Musibah tidak ada yang tau, dan kini saya harus melaksanakan kewajiban saya sebagai ibu untuk Reya, karna sekarang dia juga anak saya. Dan sebelum alm. Reyan ia titipkan Reya pada saya."
Desta masih diam tengelam dalam pikirannya.
Cklek
Suara pintu di buka, menampilkan sosok gadis seumuran Reya dengan Rambut pendek.
Ia terdiam sejenak ketika tatapannya bertemu dengan Desta," ah' anu mah, itu kata nya papah segera akan di kuburkan, mamah di suruh keluar sama keluarga papah"ucap gadis itu.
"Ya vio sebentar, ya sudah tante tinggal dulu ya, kalau Reya sudah sadar tolong panggil tante di bawah"
Desta mengangguk sebagai jawaban
Anita keluar kamar di ikuti gadis tadi, sedangkan Desta tak habis fikir jika Reya tau bahwa ia sekarang memiki ibu tiri dan bahkan saudara tiri ia akan sangat marah tentunya.
Lamuan Desta buyar karna Reya yang telah sadar, air mata lolos begitu saja melewati pipi Reya.
Bangun dari tempat tidur dengan tatapan kosong seperti tidaka ada kehidupan di sana.
Desta memeluk Reya, mengelus lembut rambut Reya. Mencoba menenangkan.
"Jangan nangis sayang, aku disini ada buat kamu"Ucap Desta sembari mengeratkan pelukannya.
Reya masih tetap diam, namun air mata nya tetap keluar dengan deras.
Tok..tok...
"Permisi Kak! Papah mau di kuburkan sekarang juga" ucap gadis tadi Yang di ketaui Desta bernama Daviona El malik. Biasa dipanggil Vio.
"kamu disini aja yaa flo, Aku bakal pergi sebentar buat nganter om Reyan."
Desta menghembuskan nafas berat karna Reya tak merespon perkataannya.
"Aku tinggal dulu yaa"
Desta mendekatkan bibirnya pada kening Reya dan mengecupnya penuh sayang.
Setalah Desta mencium kening Reya, ia keluar ikut melayat mendampingi ibu tiri reya untuk mengantar ayah Reya terakhir kali.
Sedangkan Reya di kamarnya ia terguncang jiwanya, karna mendadak ia menerima kenyataan yang begitu kejam untuknya.
Reya merasa sedih Karna ayahnya meninggal kan nya, namun disisi lainnya ia kecewa pada ayahnya karna menikahi seseorang wanita Asing yang Reya tak kenal.
Yah, sendari ibu tiri Reya, Anita menjelaskan bahwa dirinya adalah ibu tiri Reya saat Itu Reya sudah sadar namun ia masih ingin mendengar kebenarannya.
Air mata nya telah kering, Reya tak bisa menangis lagi, kepalanya sangat pening, matanya sangat berat, bahkan tubuhnya sangat lemas.
Ceklek!
Pintu di buka menampilkan Aska dengan penampilan acak-acakan karna berlari ke lantai atas.
"Reya!"
Menghampiri Reya yang juga berpenampilan kacau, Aska duduk di atas kasur Reya.
"Maaf Flo"dua kata yang di ucapkan Aska berhasil membuat Reya menatap kearahnya.
Dengan tersenyum sendu, Aska berkata"karna dateng terlambat."
"Maafin aku...Karena kamu harus ngelaluin hal ini sendirian,maaf aku terlambat"kalimat Aksa di akhiri dengan sebuah airnata yang m luncur bebas dari pelupuk mata Aska.
Di tengah kesedihannya Reya jadi heran, mengapa malah laki-laki di depannya ini juga ikut menangis.
"Aku boleh kasih kamu pelukan?"
Tanpa menjawab, Reya merentangkan tangannya. Disambut Dengan Aska memeluk Reya Erat.
"Aku khawatir banget sama kamu flo, kamu boleh sedih tapi jangan sampe ngerasa sendirian yaa, aku akan selalu ada buat kamu flo"ucap Aska sembari mengelus rambut Reya lembut.
Reya yang mendengar itu, menangis kencang di pelukan Aska. melihat Reya yang menderita, Aska benar-benar juga ikut merasakan sakitnya.
Tak terasa sudah satu jaman mereka berada di posisi berpelukan, Reya telah tertidur beberapa menit yg lalu di pelukan Aska karna kelelahan menangis.
Aska membaringkan Reya di kasur nya agar tidurnya lebih nyaman, mengelus surai hitam milik Reya dengan perhatian, membenarkan selimut hingga sebatas leher Reya.
"Selamat tidur flo, i love you to the moon & back flo" bisik Aska pada Reya yang tertidur lelap.
Aska tertidur di terduduk di bawah kasur sembari tangannya memegang erat tangan Reya yang dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antarlina [On Going]
Teen FictionWARNING!!! typo masih bertebaran! Cerita fiksi Remaja Biasa, jika penasaran tekan tombol + perpustakaan " Selayaknya kehidupan, terkadang tokoh utama juga bisa tergantikan dengan mudah Oleh orang lain (figuran) karna adanya perpisahan dan Alasan d...