BAB 29 [AN] sister in law

1 0 0
                                    

Reya Terbangun, mata mengerjab menyesuaikan cahaya lampu, Reya merasa berkeringat pada telapak tangan kirinya, dan benar saja tangan kiri Reya sedang di genggam oleh Aska yang tengah tertidur dengan posisi terduduk di kursi.

saat ia hendak menariknya, genggaman di tangannya mengerat.

Reya yang masih dalam posisi berbaring, sambil melihat langit-langit kamarnya,

sudah berapa lama ia tertidur?

Pernyataan itu yang pertama kali ia pikirkan.

Menghembuskan nafasnya pelan, Reya bergerak pelan  memiringkan posisi badannya menghadap ke arah Aska yang masih tertidur memegang erat tangannya.

Reya bertanya-tanya dalam hatinya sambil memandangi wajah Aska, karena ia merasa aneh pada dirinya, saat berada dengan Aska rasanya sangat nyaman seperti benar-benar di jaga dan di hargai. Itu hal yang baik kan? Kadang juga ia merasa jantungnya berdegup kencang, seperti saat ini.

Tokk...tokk... Tokk...

"REYAA!!"

Teriakan itu membangunkan Aska dalam tidurnya, Aska memeriksa Reya, namun Reya malah berpura-pura tertidur karna tak ingin ketahuan bahwa sendari tadi dirinya memperhatikan Aska yang tertidur.

"Ini gue Sasa Rey, gue masuk yaa"ucap sasa dari luar kamar.

Ketika Sasa ingin meraih kenop, pintu sudah terbuka dari dalam yang menampilkan tubuh tinggi Aska.

"Sstt...Reya lagi istirahat jangan teriak-teriak"kata Aska sambil jari telunjuknya berada di bibir memberi isarat jangan berisik.

Sasa pun menggangguk kikuk, Aska keluar dan menutup pintunya.

"Keadaan Reya gimana?dia pasti shock banget"

Aska mengangguk setuju."Udah lumayan stabil"

"Gue keluar dulu sebentar, lo masuk aja. Tolong jagain Reya ya"

Aska pun pergi turun ke bawah, setelah menerima jawaban yang berupa anggukan dari Sasa.

....

pintu kamar Reya terbuka, menampilkan Reya yang masih pura-pura tertidur.

"Makanannya aku taruh sini"

Reya merasa asing dengan suara yang ia dengar, jelas itu bukan suara Sasa, sahabatnya yang cempreng.

"Kamu beruntung banget ya? Punya sahabat sama pacar yang peduli banget sama kamu, aku jadi iri. Sepertinya kamu baik... Jadi aku juga bakal jadi adik yang baik buat kakak karna sekarang kita keluarga"

Reya yang mendengarnya, dalam hati berdecak marah, tak terima orang asing yang tengah berdiri di sampingnya ini mengaku sebagai keluarganya.

"Aku permisi dulu kak, mimpi indah"ucap nya dan meninggalkan kamar Reya.

Mata Reya terbuka, dia memposisikan badan nya duduk bersender di kasur.

Reya mulai mulai menalar satu-satu fakta yg ia terima, sungguh Reya benar-benar bingung harus bagaimana.

Di tengah lamunanya,"Reyaa!"panggil Sasa, gadis berambut pendek itu mendekat ke arah Reya dengan ekspresi wajah yang sudah dijelaskan.

Sasa langsung memeluk Reya"are you okay?"Reya mengangguk dalam pelukan Sasa sebagai jawaban.

Keduanya melepaskan pelukannya, dan Sasa mulai memandangi wajah Reya yang sembab.

"Kenapa?"tanya Reya Penasaran dan juga malu di pandangi wajahnya.

Dengan cepat Sasa menggelengkan kepalanya bertnda tak ada apa-apa.

"Eum...kok ko sendirian? Si Panpan mana? Gak ikut"

Mendengar itu ekspresi wajah Sasa berubah Sebal," Hmm.. gak"

"Lo ada masalah sama Panpan?"

Sasa diam, kemudian menghembuskan nafas berat " Reyyy Lo lagi Deket sama si Raden kan?murid baru itu. Masa gue waktu itu liat Sasa jalan sama Raden berduaa, mana Si Panpan pegangan tangan mesra banget lagii. Trs juga gue langsung dong minta penjelasan sama Panpan ehh malah dia bilang 'terserah gue,mau Deket sama siapa aja' Gituu woiiii....jdi kan gue kesel banget sama si Panpan. Massa dia rebut Raden dari Lo sih Reyy"Cerita Sasa panjang kali lebar.

Reya tersenyum, ia merasa hatinya menghangat melihat Sasa yang cerita dengan gestur Lucunya.

"Sasa, gue ga apa-apa, kalau mereka berdua emang Deket. Dan gue juga ngangep Raden cuma sahabat kecil gue aja, ga lebih. So jangan marahan lagi sama Panpan...dan gue gak mau  hal ini jadi perusak persahabatan kita okey?"

"iyaaa, okeyy...Tapi...yaa udahh iyaaa"jawab Sasa ketika di tatap Reya yang meminta persetujuan atas ucapannya.

"Yaa udah terus sekarang lo mau gimana rey?"tanya Sasa pada Reya.

"Gak tau."

Reya menjawab dengan menatap pasrah Sasa, "Astagaa Reyy!!"pekik Sasa dan langsung memeluk Reya erat.

"Jangan gini please, ayoo lo bisa Rey lo selama ini udah kuat dan gue yakin lo bisa ngelewatin hal ini Reya, i proud of you"

Mendengar kata-kata penyemangat dari Sasa membuat Dirinya menangis haru.

Setelah lima menitan berlalu...

" yeah, let's give up"

"Good! Itu Baru SAHABAT gue!" ucap sasa sembari menggerakkan tangan yg terkepal ke atas dengan semangat.

berakhir dengan mereka yang tertawa bersama.

"Hahah, hah... Ohh ya Reya itu yang di bawah beneran adik lo?"tanya Sasa setelah menyudahi tawanya.

Reya menjawab dengan gelengan kepala dengan ekspresi , seakan ia malas menanggapi pertanyaan dari Sasa.

Clek

Sontak kedua perempuan itu berhenti dan mengalihkan antensinya pada pintu, "maaf, aku ganggu percakapan kalian ya" ucap Aska meminta maaf karna merasakan suasana yang canggung.

Reya menggelengkan kepalanya lagi," Engga kok, iyaa kan Ca?"jawab Reya sembari meminta persetujuan dari Sasa.

"Haha, iyaa Enggak....santai aja kali"jawab sasa dengan tertawa garing.

"Sini duduk Aska, lo gak capek berdiri terus?"ucap Reya sambil Tersenyum kecil.

"Eh iyaa, misi yaa..."ucap Aska yang melewati Sasa, dan duduk di pojok kasur bawah bagian kaki Reya.

Dari awal Aska masuk dan duduk, Sasa memperhatikan gerak gerik keduanya, iya merasa curiga akan hubungan yang tak biasa antara Aska si cupu dan Sahabatnya si Reya yang notabenya di kenal jadi ratu bully.

Karna Ada Aska, Sasa juga merasa jadi Canggung jika ingin membahas adik tiri Reya. Di tengah kediaman meraka Sasa melihat jam tangannya"Reyaa, sorry gua balik yaa gak kerasa udah jam segini, nanti gue besok kalo lo siap dan mau sekolah chat gue yaaa bye-bye cintaa mwhh..."ucap Sasa sembari bangun fan berakhir mencium pipi Reya cepat.

Funfact Reya paling gak suka kalo di cium pipinya lo.

"SASAA LO APAAIN PIPI GUEE!!"Teriak Reya sambil memegangi pipinya kaget.

Mendengar teriakan Reya yang menggelegar, posisi Sasa sudah memegang gagang pintu dengan ekspresi jailnya  ia pamit"Hahaha sorry sayang, balik dulu Sa!"

Grep.

Pintu tertutup, tinggal lah Reya dengan Aska yang melihat Reya yang masih memegangi pipinya dengan cemberut.

"kamu gak apa-apa?"tanya Aska memastikan.

Aska mendekat berganti duduk di kursi sebelah Reya.

"Gak! Gue itu kenapa-napa Aska! Gue.."tunjuk Reya pada dirinya"masa gue di cium sama Cewek! Gelii banget sumpah dah" ucap Reya mengadu pada Aska yang memperhatikannya dengan serius.

"Astaga, imutnyaa....jantungku rasanya mau copot Tuhan"





Antarlina [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang