ཹ • Revenge - I

1.3K 220 53
                                    

Dengan rambut ala belah tengahnya, Le Jinho/244 tersenyum manis ke arah (Name), "Aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi."

"Kita bertemu karena kau yang minta, kan. Jadi ada apa?" tanya (Name) sendari berdiri menghadap ke arahnya.

"Kau masih memanggil ku 244."

"Kau mau ku panggil paman Lee? Atau kau lebih nyaman ku panggil om" tanya (Name) sambil memiringkan kepalanya.

"Tidak, 244 kurasa lebih bagus. Kau pasti sudah tau sebenarnya aku lebih baik memanggil hobin daripada (Name), soalnya Pak Taesan ingin melihat penerus yang lain."

'Penerus Sungjoon?'

". . ." (Name) hanya menyimak tanpa komentar.

"Seriusan kau cuman diam?" celetuk 244.

"Oh, jadi kau memintaku memanggil Hobin?" sahutnya.

"Tidak, kau cukup berada disisi ku saja selama pertemuan nanti."

"Tidak mau." tolak (Name) secara mentah-mentah.

"Kau tidak usah sok polos di depan ku, 244. Kau kira kesalahan yang dulu bisa kau tembus? Aku bukan seperti mu."

"?!"

"Dan aku tidak seperti ibuku."

Mimik wajahnya kali ini sangat terasa baru bagi Jinho, wajah tanpa rasa takut dan aura ancaman yang kuat. Walaupun ia tau lawannya mungkin akan lebih kuat darinya.

"Kau memang bocah yang unik."

"Maka dari itu aku menyukaimu." kata Jinho.

"Tapi aku ngga tertarik padamu." balas (Name) dengan ketus.

"Wahh, aku jadi sakit hati."

Kemudian Lee Jinho mendekat ke arah (Name) sambil sedikit menunduk, ia mengelus rambut perempuan itu lalu berkata, "Jujur saja menahan diri di depanmu lebih susah daripada membunuh orang lain," ucapnya.

"Hm?"

"Tidak, kau masih bocah tidak akan mengerti."

"Yasudah kalau tidak mau, ayo ku antar pulang." lanjut Jinho sambil berjalan ke arah mobil.

"G." Kata (Name).

"Yang bener~"

Tapi akhirnya mereka pun pergi mengendarai mobil Jinho ke Yo Hobin Company, kenapa ke Yo Hobin Company? Karena Jinho ingin bertemu langsung dengan Hobin dan mengundangnya ke pertemuan malam ini.

"Ohoho, iya tentu saja aku akan datang." ucap Hobin sedikit tidak enak.

"Baguslah, gunakan baju yang rapi."

"Siap." Dan akhirnya mobil tadi pun pergi dari hadapan mereka. Hobin langsung masuk ke dalam tanpa ada basa basi dengan mereka. Dia terlihat kecapekan, kayaknya banyak pikiran.

"(Name), kau daritadi di cariin Hobin tau."

"Lha, tumben dia nyari."

"Ngga tau deh, coba samperin ke lantai dua. Kayaknya dia lagi galau." ucap Jjiksae.

"Ya, kau sudah makan belom?" tanya (Name).

"Belom."

"Ohh, nanti kita masak yuk. Kau ikut bantuin ya!"

"Pasti." jawab Jjiksae mengacungkan jari jempol kepada gadis itu.

'Kenapa aku malah membantu Hobin, sedangkan aku juga di fase yang sama.'

"Ku harap kau mendapatkan yang terbaik,(Name)." gumam Jjiksae.

~♪~

"Oi! Yo hobin, kau alay banget pakai acara galau-galau, seperti jamet." (Name) datang menghampiri Hobin di balkon, langit malam hari ini sedang bagus-bagusnya.

𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐌𝐞 || How To Fight ft. ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang