Ngambek, ya?

229 44 14
                                    

Selamat membaca :))
------

"Makasih pak," ucap Aluna ramah pada bapak-bapak ojek online. Kemudian dia buka pagar rumahnya---maksudnya rumah mama papa Biru yang sekarang udah jadi tempat tinggalnya.

Sekarang udah jam tiga sore, Aluna baru balik dari kampus. Habis nutup pager, dia celingukan..

Di halaman nggak ada mobil Biru,  garasinya juga masih ketutup, berarti cowok itu belum balik. Aluna nggak tau jadwal Biru, lagian dia nggak mau tau. Buat apa?

Pulang ya pulang aja, nggak pulang malah syukur Alhamdulillah.

Palingan juga masih di cafenya.. iya Biru punya cafe yang dirintis sama teman-temannya. Kalau yang ini Aluna tau. Siapa sih anak kampusnya yang nggak tau CnC dan manusia-manusia yang eksis di dalamnya.

Biru sama semua temannya Aluna kenal. Ada yang temen kelas, ada yang temen di BEM, ada yang temen waktu ospek, temen UKM atau sekedar kenal aja. Ya bisa dibilang circle Aluna sama Biru tuh mirip mirip, muter itu-itu aja.

Dari semua penilaian Aluna tentang Biru yang kebanyakan minus, paling enggak ada satu yang positif. Diumurnya yang belum genap duapuluh, Biru cukup pinter ngelola cafenya, Aluna akui itu. Ya meskipun bukan cowok itu aja yang bersumbangsih buat kemajuan CnC, tapi Aluna tetep ngasih nilai bagus buat cowok sok satu itu.

Soalnya Aluna sadar, dia belum bisa kayak gitu.

Sorry sorry aja, Aluna anaknya fear. Kalau bagus bilang bagus kalau enggak ya enggak. Dia nggak suka bohong..

Kecuali bohong soal pernikahannya sama Albiru ke teman-temannya.

Miaww..

Ningsih mengeong Aluna berlalu..

Bukan, maksudnya Aluna langsung mleyot, tangannya bergerak buat uyel-uyel kucing gembul itu.

Segitu bucinnya dia sama Ningsih.

"Aduh sayang, maafin mami kelamaan.. Habis ini kita buat susu yang banyak ya, kamu mau rasa apa?" Nyebelin. Aluna tanya seolah-olah susu kucing punya puluhan rasa kayak susu buat manusia merk indosusu.

Setelahnya Aluna deketin mukanya ke  keranjang yang dalemnya ada seonggok kucing gemoi yang jelas nggak bisa jawab pertanyaan dari Aluna. Kucing itu cuma mengeong. Membuat Aluna masih nunduk ngelihatin Ningsih dengan bibir yang dimaju-majukan sok imut.

Tapi kata Sean sama Hoki pasti imut beneran.

Ya namanya juga bucin.

Aluna pulang dari kampus sekitar jam dua seperempat. Terus dia harus ke mini market buat beli beberapa keperluan. Baru setelahnya ke tempat penitipan hewan di dekat sana buat ambil Ningsih.

Aluna jelas nggak tega lah ninggalin Ningsih di rumah sendirian nggak ada yang jaga, kayak anak sebatang kara. Padahal kan Ningsih masih punya mami secantik dan sebaik hati Aluna. Jadi untuk saat ini, Aluna harus nitipin Ningsih ke tempat penitipan hewan selagi dia kuliah atau keluar lama.

Aluna dengan cepat memencet pin pintu rumah. Mama Biru yang kasih tahu tadi pagi, kalau Biru nggak usah ditanya. Untuk hal sesederhana ini aja cowok itu nggak peka.

"Kamu di sini dulu ya! Mami mau bikinin kamu susu, ambilin kamu makan, terus masak deh." Setelah ngeluarin Ningsih dari kandang, Aluna dudukin seonggok kucing gembul itu di karpet khusus yang dia bawa kemarin.

Detik berikutnya dia langsung berlalu ke dapur, membawa sekantong bahan makanan yang  barusan dia beli di minimarket.

Nggak lama cuma sejam setengah. Aluna dengan keahlian multitaskingnya berhasil nyelesain semua rencananya. Dari bikin susu sama ngasih makan Ningsih, masak sampai mandi.

BubblyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang