Selamat membaca :))
-----"Wes.. udah sembuh lo?" Jinan yang baru datang narik satu kursi samping Biru.
"Mangkannya gue juga kaget, biasanya dia kalau lagi nggak enak badan boro-boro bolos dua hari, seminggu ada kali." Sean ikut nyahut.
"Ada yang ngerawat," spontan Biru.
Begonya udah nggak ketulungan. Biru mengumpati diri sediri.
"Siapa? Sesil? Nggak mungkin kan emak lo? Kan sekarang lo tinggalnya sendiri katanya," Jinan si paling kepo jelas nyahut.
"Males, mentang-mentang bucin," Sean ikut nyeletuk. Terus dia nengok ke Biru, "beneran dirawat Sesil? Lo berdua tinggal bareng ya? Yailah pantesan kita nggak pernah ditawarin mampir rumah baru."
"Mulut lo!" Biru noyor Sean. "Gue ke dokter lah bego, lagian gue udah putus sama Sesil." Kemudian dia berdehem, "dia mutusin gue."
"Beneran putus?" tanya Jinan, dia sampai maju ke Biru. Tapi dua detik setelahnya dia balik ke posisi semula, "halah palingan entar balikan lagi, lo kan bulol."
"Entar Sesil ke sini juga lo senyum-senyum bucin, terus balikan. Dih males!" Sean juga menimpali.
Segitu bucinnya emang dia ke Sesil?
Ya Biru sadar sih, diantara pacar-pacar Biru yang lain, pacaran sama Sesil emang yang paling lama. Biasanya sebulan bisa ganti dua kali. Aluna bilangnya dia playboy. Padahal cewek-cewek sendiri yang mau-mau aja tuh sama Biru.
Selama ini pacar-pacar Biru itu tipe cewek yang berani, bebas, berkelas. Menurut Biru, Sesil ini yang paling polos, kalem, ayu. Meskipun gampang marah, tapi dia yang paling bisa nenangin Biru. Mau semarah apapun Sesil, Biru nggak bisa ngelepasin cewek itu.
Separah-parahnya Sesil, cewek itu belum pernah ngecewain Biru. Itu yang ngebuat Biru semakin susah ngelepas Sesil.
Tapi kemarin udah terlalu jauh. Mungkin Sesil yang kecewa sama Biru, cewek itu mungkin mau break. Kalau udah gitu mana bisa Biru maksa.
Akhir-akhir ini Biru udah berjuang, kalau Sesil belum mau balik yaudah. Biru cinta Sesil, mangkannya dia sekarang bebasin apa mau Sesil.
"Lah baru sadar gue, hape lo baru?" Sean ngelirik hape Biru. "Tapi jijik imut banget gambar kucing, warnanya cerah. Tukeran sama Sesil? bangke, lo udah nggak tertolong!"
Jinan yang kepo juga langsung ikut lihat, "katannya udah putus kok tukeran?"
Sumpah, temen-temennya emang banyak bacot.
"Bukan," jawab Biru santai.
"Bentar, tapi gue kayak pernah lihat hape itu," Jinan berusaha mengingat-ingat.
Biru berdehem kecil. Udah kayak pacar yang kegap punya selingkuhan. "Hape lamanya istri abang gue. Gue pinjem, hape gue masuk tempat service."
Bohong lagi.
"Masak?" sahut Jinan.
"Terserah lo!" Biru kesel, Jinan malah ngakak.
Biru tuh masih punya hape lama, tapi di rumah orangtuanya. Dia nggak mungkin dong tiba-tiba kesana, terus pas ditanya ternyata cuma mau ambil hape. Ribet nanti ditanya-tanya mama. Pilihan paling bagus ya nerima hape Aluna ini.
Mending ditanyain sama dua monyet ini deh, daripada sama mamanya.
"Heh tahi, gue chat nggak nyaut. Whatsapp ganti?" Bang Vian yang entah kapan dan datang darimana langsung menoyor Biru. Kaget, Biru sampai ngumpat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubbly
RomanceBagi Aluna, Biru itu cowok songong, playboy, sombong, sok ganteng, nyebelin abis. Aluna membenci Biru demi apapun. Lalu bagi Biru, Aluna itu cewek alay, sok, suka caper, pencitraan, palsu. Sumpah demi apapun Biru tidak menyukai cewek seperti Aluna. ...