Sandiwara Pasutri Tanah Sengketa

293 42 32
                                    


Ini lumayan panjang, jadi plissss jangan muntah☝️😭
..
Selamat membaca :)
-----

Udah nggak kehitung berapa kali Aluna ngehela napasnya sendiri, pokoknya berkali-kali. Sambil tangannya sibuk masukin foto-foto ke frame yang sialnya jumlahnya ada banyak. Frame yang udah disiapin sama mama Biru buat naruh foto pernikahan Biru sama Aluna dari dulu, yang baru kali ini kepakai.

Iya baru kali ini, karena hari ini orangtua Biru mau dateng ke rumah. Tiba-tiba banget, dan berhasil ngebuat Aluna yang udah ngilang mau nggak mau harus balik lagi ke rumah. Terus dia langsung sibuk nata rumah jadi kayak rumah pasutri yang lagi hangat-hangatnya. Dari nata kamar sampai majang foto pernikahan.

Ikhlas nggak Aluna ngelakuin ini?

Ya jelas enggak lah. Jangan ditanya.

Kalau nggak gara-gara orang tua Biru yang telpon Aluna langsung dan bilang mau dateng ke rumah, mana mau Aluna balik ke rumah.

Sabar..

Aluna sekarang lagi sendirian di rumah. Biru kayaknya lagi di cnc, sedangkan Bi Siti kebetulan izin karena anaknya wisuda. Oiya, Aluna bersyukur punya asisten rumah tangga kayak Bi Siti yang nggak banyak komentar meskipun lihat sekeliling rumah nggak ada foto pernikahan. Atau nggak banyak tanya soal 2 kamar di atas yang nggak boleh dikunjungin.

Ya meskipun Aluna yakin bi Siti pasti penasaran, tapi bi Siti milih diam dan cuma ngelakuin apa aja yang diperintahin Aluna sama Biru. Beliau nggak pernah ikut campur. Dan satu lagi... nggak pernah ngadu.

Kalau tentang Biru, Aluna nggak mau peduli. Terakhir kali mereka berhubungan ya tadi pagi sebelum Aluna sampai ke rumah, terus Biru kabarin tentang foto-foto yang udah dia cetak. Cuma sampai situ, karena Aluna nggak bales lagi pesannya.

Meskipun Aluna udah buka blokirannya, tapi dia masih enggan berhubungan lebih intens sama Biru.

Setelah beres pasang-pasang frame di tempat yang menurut Aluna bagus, Aluna ganti sibuk di dapur. Nyiapin beberapa makanan yang dia masak sendiri, sama yang barusan dia order dari luar.

Meow..

Meow.

“Bentar ya sayang mami siapin dulu ini, terus baru siapin makanan kamu.”

Meow..

“Iya iya, bentar, dikit lagi kelar.” Setelah Aluna ngomong begini, Ningsih baru beneran diam. Kucing itu cuma berdiri anteng sambil liatin Aluna. Ini udah sore, emang udah waktunya kucing itu makan.

Aluna yang sempat ngelirik jadi senyum.

Setelah beberapa menit berlalu, Aluna berseru, “selesai.. yeay! Sekarang giliran my love my baby balabala Ningsih.”

Setelah cuci tangannya sampai bersih dan lepas celemeknya, Aluna ambil makanan Ningsih lalu bawa makakan itu ke wadah yang ada di depan. Ningsih cuma ngintilin aja di belakangnya.

“Nih makan ya..” Aluna mengangsurkan wadah itu ke Ningsih sambil senyum. Kucing itu langsung melahap makanannya.

Senyum Aluna makin lebar sambil  elus kepala Ningsih. Emang cuma kucing ini yang nggak pernah bikin Aluna kecewa.

Aluna noleh ke arah pintu waktu dia denger suara bel di pencet. Dia langsung berdiri terus ngedeket..

“Sayang..” Waktu udah dibuka, Aluna langsung disambut sama pelukan mama Sasmita, mamanya Biru.

Di samping mama Biru ada papa Biru yang masih lengkap pakai baju kantor, kayaknya papa baru pulang dari kantor. Aluna jadi terharu.

Terus di samping mama ada kak Kristal yang senyum manis sambil bawa box yang nggak tau apa itu isinya, dan di sampingnya ada bang Kean sama Alesya yang sama sama nyengir.

BubblyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang