Selamat membaca :)
-----"ALUNAAAA."
Panggilan keras dari Zoe membuat Aluna yang lagi buru-buru otomatis balik badan.
"Hape lo ketinggalan," Janet di samping Zoe meneruskan sambil mengangkat hape dengan case warna lilac gambar kucing milik Aluna.
Aluna cepet-cepet ngehampirin dua temannya itu.
"Bisa-bisanya ya lo," komentar Zoe sambil mengangsurkan hape itu.
"Biasanya gue yang agak bego, kenapa sekarang jadi lo?" Timpal Janet sarkas, tapi Aluna ketawa aja.
"Buru-buru nih, bocil," jawab Aluna seraya masukkin hapenya ke tas.
"Dih, bocil teriak bocil."
Aluna cuma ketawa kecil dengar sahutan Zoe, mentang-mentang Zoe paling bongsor. Kemudian Aluna memeluk rusuh dua temannya. "Thanks bestie bestieku yang baik hati dan gue akuin cantik jelita. Udah ah, gue buru-buru ini. Bye..." Setelah mengatakan itu Aluna benar-benar pergi. Dia lari kecil ninggalin Zoe sama Janet yang ngomel-ngomel karena rambutnya rusak.
Aluna terus lari kecil ke arah parkiran kampus, sesekali dia lihatin jam di tangannya.
Dia harus cepet nemuin maminya. Asisten pribadi maminya mengabari kalau mami tiba-tiba pingsan dan harus dibawa ke rumah sakit.
"Halo, kakak sekarang dimana? Papi udah dateng belum?" Waktu sudah sampai di dalam mobilnya, Aluna ngobrol sama Windy asisten pribadi maminya lewat telpon.
"Di ruang tunggu, Mr belum datang. Kamu udah sampai mana?"
"Masih diparkiran kampus-"
"Oh My God, Aluna--"
"Iya ini cepet-cepet kok, aku ngebut deh."
"Ya jangan ngebut juga, you tuh kalau dibilangin--"
"Bye kak Windy, ini udah jalan mobilnya hehe, Aluna titip mami, muaah..." Aluna tutup sepihak telponnya.
Asisten pribadi maminya tuh cerewet abis. Sebelas duabelas lah kayak si mami, pantesan mereka berdua cocok. Daripada Aluna pusing terus jadi panik, dia tutup aja telponnya.
Demi cuaca kota depok yang sekarang lagi panas-panasnya, tapi sumpah deh Aluna nggak bermaksud begitu kok sama Windy.
Tin tin..
Aluna otomatis pencet belnya, karena di depan sana ada yang memblokade jalannya. Jalan keluar Parkiran kampus.
Ada dua orang, cowok sama cewek yang sepertinya lagi adu argumen. Mereka ada di tengah-tengah jalan dengan motor besar yang melintang. Membuat mobil Aluna jelas nggak bisa lewat kalau motor itu nggak dipindahin.
Sialan.
Aluna berdecak, karena dua orang itu nggak bergeming sama sekali. Si cewek cuma ngelirik, sedangkan yang cowok malah acuh cuma ngelihatin cewek di depannya.
"Beneran gila kayakya, dipikir parkiran kampus punya dia apa, dasar bucin, alay."
Keadaan parkiran kampus memang sedang sepi, tadi Aluna lihat cuma dia aja yang mau keluar. Ini tuh masih sekitar jam sembilan pagi, bukannya keluar, mahasiswa jelas banyak yang baru masuk. Buktinya cuma ada couple alay sialan yang sekarang menghalangi di tengah-tengah.
Sumpah, Aluna kesel banget. Masalahnya tinggal beberapa meter dia sudah sampai gerbang parkiran.
Mana ini jalan keluar satu-satunya buat mobil, jadi Aluna nggak akan bisa lewat jika dua orang itu bersama motornya nggak minggir dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubbly
RomanceBagi Aluna, Biru itu cowok songong, playboy, sombong, sok ganteng, nyebelin abis. Aluna membenci Biru demi apapun. Lalu bagi Biru, Aluna itu cewek alay, sok, suka caper, pencitraan, palsu. Sumpah demi apapun Biru tidak menyukai cewek seperti Aluna. ...