Prologue

1K 84 4
                                    


Gak pandai bahasa jepang, gak pandai ngarang.
.
.
.

Kalau alurnya berantakan dan gak nyambung mohon di maklumi. Ehe.

BTW bikin fanfict ini karna kurang puas sama animenya, scencenya Riku dikit banget huaaaa.

Dahlah hepi riding pren.
.
.
.

***

Di satukan oleh mimpi dan harapan, melangkah dan berjuang bersama dalam menghadapi badai. Banyak tawa, banyak air mata yang tertumpah selama ini tak membuat mereka berhenti berlari.

Dengan menggantungkan mimpi setinggi mungkin, mereka berjuang meraihnya bersama-sama. Meski pada akhirnya harapan itu tak seindah yang mereka bayangkan.

Perlahan, sinar IDOLiSH7 ...

Meredup.

Karena satu bintang paling terang yang selalu memberi mereka harapan telah padam.

Tit ... tit ... tit ...

Suara bedside monitor terdengar di seluruh ruangan yang sunyi. Seperti beat yang terselip dalam sebuah melody, berpacu dengan waktu, memberi kabar tentang sebuah detak yang masih terus ada.

Di sana, terbaring seorang berambut crismon, warna yang sama dengan senja dan dedaunan di musim gugur. Tubuhnya tenang tak bergerak.

Ada banyak rangkaian bunga di sana, nakas yang penuh dengan mawar merah, menyebarkan wangi di ruangan bercat putih. Sebagian mungkin telah mengering, namun banyak bunga baru yang menggantikan.

Satu tahun berlalu semenjak tumbangnya Nanase Riku. Selama itu banyak orang berkunjung, mereka membawakan banyak bunga. Berharap bahwa mata itu akan segera terbuka.

Cklek!

Tak lama, pintu ruangan terbuka, seorang lelaki dengan rambut biru navy berjalan dengan setangkai mawar merah.

Izumi Iori menatap Riku dengan wajah suram.

"Jaa, Nanase-San. Sudah satu tahun, apakah kau tidak ingin membuka mata? Kami telah berhasil hingga di titik ini. Rasanya tak adil jika kau tak ikut merayakan."

Tentu saja tak ada yang menjawabnya. Iori meletakkan mawar itu bersama bunga lain, lantas duduk di samping ranjang Riku.

Sinar mereka mungkin memang sedikit meredup karena jatuhnya Riku, namun Karir IDOLiSH7 masih melambung, bahkan semakin tinggi semenjak konser terakhir di Zero Arena.

Iori tersenyum kecut, "IDOLiSH7 membutuhkan Centernya, para penggemar menunggu bintang mereka bersinar lagi, Nanase-San, kumohon ... bangunlah."

Semua merindukan suara Riku, senyumnya yang tak pernah pudar, kehangatan yang ia bagi dengan semua orang, Iori merindukannya.

Digenggamnya tangan Riku perlahan.

Dingin.

Itu yang Iori rasakan.

.
.
.
.
.

Aaaaaaaa ...

Gatau tau bikin prolognya kek mana.
Gatau juga cerita ini bakal sampai mana.
Doain bisa end ya xixixi.

Last Beat-IDOLiSH7 fanfiction (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang