09 🔹 We meet again, Nanase Riku

571 62 21
                                    


"Ada kalanya aku benci hidupku."

.
.
.

🎶 _ Last Beat _ 🎶
_______

"Bisa nggak, kau berhenti liatin foto mereka?" ketus Haruka pada Tsukumo.

Laki-laki itu sejak tadi sibuk dengan foto-foto member ID7. Tanpa mempedulikan ZOOL yang tengah berkumpul untuk membicarakan ulang jadwal mereka.

"Oi, manager, tolong perhatikan kami," ucap Torao dengan dahi berkerut dalam.

"Idolmu itu kami loh, bukan mereka," timpal Minami.

Mereka berharap manusia di dapannya ini bisa profesional. Jadwal mereka tengah berantakan akhir-akhir ini. Jika tidak di selesaikan secepatnya, maka akan bentrok satu sama lain.

Tapi ... lihatlah manager mereka yang seharusnya bertanggung jawab.

Tsukumo melambaikan tangannya tidak peduli. "Jangan ganggu, jangan ganggu. Kalian diskusikan saja sendiri, aku sibuk," ucapnya seraya terfokus pada salah satu foto member ID7.

Minami dan Torao menghela napas lelah.

Haruka mendengkus kesal dengan garis-garis imajiner terlihat jelas di pelipisnya. Cowok itu meremat ponselnya dan meletakkannya ke atas meja dengan kasar.

"Terserah kau! Aku pergi." Haruka berdiri dari tempatnya. "Mendingan kita tinggalin disini, kita urus jadwal kita sendiri," ucapnya, setengah menekankan pada kata terakhir.

Minami mengangguk, begitu juga dengan Torao. Sedangkan Touma?

Cowok itu tidak berujar apapun sejak awal. Dia hanya diam-diam tenggelam dalam pikirannya sambil memperhatikan balok es di dalam teh miliknya.

"Oi Touma, kau nggak ikut?" tanya Torao.

Sontak, Touma tersentak, matanya mengedar ke ruangan, panik. Tapi tak lama ia mulai kembali normal.

Haruka mengangkat sebelah alisnya, lantas berkata, "Ayo pergi."

Ketiga member ZOOL berjalan keliar ruangan lebih dulu, meninggalkan Touma yang masih agak lingling di dalam.

Laki-laki itu menengok ke arah Tsukumo yang masih sibuk dengan polaroid nya. Touma berpikir sejenak sebelum akhirnya bertanya, "Kau benar-benar menggemari mereka?"

"Ya."

"Kalau gitu, kenapa kita harus menghancurkan mereka?"

Tsukumo Ryo yang semula mengulas senyum, tiba-tiba memasang wajah datar dalam sekejap. Dia menatap Touma seraya mengangkat sebelah alisnya.

"Aku mungkin memang penggemarnya, tapi apakah menurutmu, aku sebagai manager rela kalau mereka lebih baik dari idol ku?" Tsukumo membuang napas pelan. "Kamu juga menyukai anak itu 'kan? Tapi apakah kau rela jika dia berada di ketinggian yang melebihimu?" sambungnya kemudian.

Touma menggeleng sedikit.

'Aku ingin kita berdiri di ketinggian yang sama.'

Tsukumo tiba-tiba kembali tersenyum. "Maka dari itu, meski kita menyukai mereka, tetap saja, kehancuran mereka nanti akan menguntungkan kita."

Last Beat-IDOLiSH7 fanfiction (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang