13 🔹 Pertemuan yang menyakitkan

663 66 11
                                    

"Itu bukan pertama kali kita bertemu,
tapi rasanya selalu seperti
yang pertama."

.
.
.

🎶 _ Last Beat _ 🎶

Kunjungan mereka ke Apartemen TRIGGER nyatanya bukan hanya wacana. Saat ini, baik IDOLiSH7 atau RE;VALE, mereka sudah bersiap untuk pergi. Keduanya memutuskan untuk mengosongkan jadwal hari ini.

"Riku, kamu nggak melupakan inhaler mu kan?" Yamato bertanya pada Riku yang tengah mengenakan sepatunya.

"Enggak, aku nggak melupakan apapun. Yamato-san nggak perlu cemas," jawab Riku.

Tak lama kemudian, suara Momo yang sudah berada di luar bersama dengan yang lain terdengar menggema. "Hei kalian ayo berangkat."

"Iya."

Yamato menggandeng tangan Riku dan menariknya keluar. Setelah berpamitan dengan Banri dan Tsumugi, kadua grub idol itupun melenggang pergi dari Dorm, menggunakan dua mobil. Satu milik RE;VALE, dan satu milik ID7 sendiri.

Mereka benar-benar bahagia hari ini. Adalah hal langka bahwa mereka bisa berkumpul bersama. Jadwal yang padat dan hari yang selalu melelahkan biasanya membuat mereka tidak bisa menikmati waktu bersama. Apalagi, akhir-akhir ini tidak ada jadwal konser, semuanya lebih ke urusan individu.

"Aku merasa hidup kembali," kata Sougo dengan senyum lebarnya.

"Benar," timpal Mitsuki.

Tamaki di sampingnya juga mengangguk setuju. "Lebih menyenangkan daripada makan 10 ousama pudding."

Tamaki tidak bercanda, ini benar-benar menyenangkan.

"Kalau gitu, nggak papa kan ousama pudingmu di dorm, oni-chan habiskan?" kata Yamato setengah menggoda.

"Enggak! Itu milikku, Kau nggak boleh memakannya."

Iori terkekeh ketika mendengar jawaban Tamaki, "Kau ini kekanakan sekali ya, Yotsuba-san." Setelah mengatakan itu pada Tamaki, Iori mengalihkan pandangannya pada Riku, laki-laki yang tampak terdiam sejak awal.

"Nanase-san, apakah kamu sakit?"  tanyanya.

"Ah, mou ... aku baik-baik saja."

Iori terhenyak saat melihat senyum tulus di wajah Riku, ia perlahan mengangguk meski merasa ada yang tidak beres.

"Bohong!"

Nagi menyangkal pernyataan Riku dalam hati. Dia tahu ada hal yang Riku pikirkan. "Apasih yang bajiangan itu katakan padamu?"

Tsukumo Ryo, orang itu telah membuat Riku tertekan. Hal yang sangat Nagi sadari. Bagaimanapun juga tidak yang boleh terjadi pada Riku. Kehancuran Riku berarti juga akhir bagi IDOLiSH7.

Jika Iori menggambarkan Riku sebagai bom, maka Nagi menganggap Riku sebagai jantung, dan mereka sebagai tubuh. Tidak mungkin tubuh bisa terus bergerak dan hidup jika jantung mereka telah rusak.

Nagi sekali lagi melihat Riku yang sekarang tengah mengobrol dan tertawa dengan yang lain. Ada kesedihan yang muncul di wajah Nagi.

Last Beat-IDOLiSH7 fanfiction (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang