01 🔹 Keterbatasan

896 86 10
                                    

🎶 _ Last Beat _ 🎶

_______

Hah ... hah ... hah.

"Duh ... hah ... harusnya aku tidak ... hah ... berlari ... hah ... hah ..."

Riku menurunkan maskernya supaya ia bisa bernapas bebas. Tubuhnya meringkuk kedepan dengan kedua tangan bertumpu pada lutut.

Menjelang sore, udara menjadi dingin dan Riku, dengan bodohnya menawarkan diri untuk membeli bahan makanan. Padahal Iori sudah melarangnya, tapi ia tetap bersikeras untuk pergi sendirian.

Setelah dirasa napasnya kembali normal, Riku melanjutkan berjalan. Tapi atensinya tertarik ke suatu tempat.

"Hmmmm?"

Dia melihat seseorang berdiri di depan sebuah papan reklame dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celana.

Riku memiringkan kepalanya, "Touma-san?"

Inumaru Touma mendongak menatap gambar anggota TRIGGER yang terpampang jelas di reklame itu. Riku berjalan mendekat. Berdiri di samping Touma.

"Mereka hebat ya? Touma-san?" ucap Riku tiba-tiba seraya mengulas senyum simpul.

"Tidak!"

Riku menoleh, menatap heran Touma yang masih tak mengalihkan pandangannya.

"Mereka itu sama sekali tidak hebat tahu."

'Aku udah berusaha buat jadi yang terbaik, tapi kenapa semuanya selalu sia-sia?'

Dia telah berusaha untuk kembali ke atas panggung, berusaha untuk melampaui TRIGGER dan membalas kekalahannya pada hari itu.

Tapi kenapa? TRIGGER tak lagi punya agensi, mereka seharusnya hancur dan ZOOL akan menggantikan mereka. Tapi rasanya malah ZOOL yang semakin tertinggal jauh.

Riku menatap Touma yang tangannya tergepal, kemudian kembali melihat ke depan. Wajah Kujou Tenn tergambar jelas di mata Riku.

Ia kemudian berkata, "Itu karena mereka bertanggungjawab, Tenn-nii ... ah ... maksudku Kujou-san bilang mereka tidak akan pernah membuat fans kecewa, mereka menyanyi dengan sepenuh hati agar suara mereka mencapai semua orang. Karena itulah, penggemar tidak meninggalkan mereka meski TRIGGER runtuh."

Iya, mereka tidak akan pernah mengecewakan penggemar. Dan Riku akan melakukan hal yang sama.

Touma tidak menjawab, tapi laki-laki itu melirik Riku datar. "Kau ini, darimana jam segini?" tanyanya, mengalihkan pembicaraan.

"Ah ... aha ... " Riku tersenyum lebar sambil mengangkat kedua tangannya yang menenteng kantong plastik. "Aku sedang berbelanja. Tadi sih mau langsung pulang, tapi tiba-tiba melihat Touma-san di sini."

"Ya sudah pulang sana, ngapain kau masih di sini?"

Riku kembali menatap papan reklame. "Nggak ngapa-ngapain, tapi masih mau di sini."

"Heiiiiii, kau yakin? Teman-temanmu nanti nyariin loh," ucap Touma dengan mata mendelik.

Jangan salah paham. Touma tidak peduli dengan Nanase Riku, ia hanya ingin anak itu cepat-cepat pergi dari sisinya.

Last Beat-IDOLiSH7 fanfiction (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang