04 🔹 Mimpi yang pudar.

595 66 11
                                    

"Mungkin aku nggak akan jadi bintang jatuh.
Mungkin, harapan itu nggak akan pernah kucapai.

Padahal Tenn-nii selalu melakukan apapun untukku.
Yang lain juga gitu.

Harusnya aku bisa buay mereka bahagia,
membawa mereka ke tempat paling tinggi, dimana semua orang bisa melihatnya.

Tapi pada akhirnya, aku, lagi-lagi cuma jadi penghambat.

.
.
.

🎶 _ Last Beat _ 🎶

TRIGGER.

Waktu berlalu begitu cepat untuk ketiga manusia itu, setelah menghadapi banyak badai yang menghancurkan, mereka mulai merangkak naik dari nol.

Meski sekarang mereka tak lagi punya agensi, tapi sedikit demi sedikit ada beberapa acara yang masih mau mengundang mereka. Hingga tinggal selangkah lagi, mereka akan kembali ke agensi mereka, dan memulai semuanya dari awal.

"Oi ... bocah, ngapain bengong kaya gitu? Nggak mau pulang?" Gaku menepuk kepala Tenn, membuat lelaki yang duduk di dekat jendela kafe itu mendecak.

"Berisik, aku gak mau di ganggu."

Gaku spontan mengacak rambut frustasi. "Ck ... kalau gini terus kau bisa sakit Tenn, nanti acara promosi kita jadi batal semua."

"Kan udah ku bilang, aku nggak mau promosi itu, nanti bakalan ribut juga sama ZOOL," jawab Tenn dengan wajah datar.

"Ya makanya jangan ribut ... baka."

Tenn berdiri dengan kasar, mendorong sedikit Gaku yang menghalangi jalan di depannya, "Minggir."

"Oi, kau mau kemana Tenn? Ryu nungguin di Dorm," ucap Gaku setengah berteriak. Tapi Tenn hanya mengabaikannya. "Dasar, bocah itu kenapa sih?" gumamnya kemudian.

Setelah TRIGGER keluar dari agensi. Hubungan mereka dengan idol lain menjadi renggang. Jarak antara Tenn dan Riku pun menjadi jauh. Itu adalah hal yang membuat Tenn menjadi agak murung beberapa bulan terakhir. Bukan karena mereka marahan atau bagaimana.

Hanya saja setelah kemunduran TRIGGER, IDOLiSH7 menjadi sangat sibuk, hingga jarang punya waktu untuk saling bertemu. Apalagi, semenjak kejadian itu, TRIGGER dan IDOLiSH7 tidak pernah melakukan collab seperti dulu.

Tenn menaiki taksi dari kafe, pergi menuju Zero arena dimana ia dan Riku pertama kali berbaikan. Di sana adalah tempat dimana Tenn sempat menerima Riku sebagai Rival.

Laki-laki itu berdiri menatap Zero Arena dengan pandangan rumit, pikirannya melayang entah kemana.

"Riku, bagaimana kabarmu? Apakah kau makan teratur, apakah asmamu sering kambuh? Apakah pekerjaan sebagai idol membuatmu kelelahan? Kalau iya, tolong berhenti saja."

Pada akhirnya, di dalam hati kecil Tenn, entah mengapa ia masih tak mau Riku menjadi idol. Tenn tidak berniat untuk menghentikan impian Riku, tapi ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada adiknya. Ia akhir-akhir ini menjadi sedikit parno jika mengingat Riku.

"Aku merindukanmu, Riku."

🔹🔹🔹🔹

"Iorin kenapa diem aja? Lagi sedih ya? Mau pudding?" Tamaki menyodorkan ousama pudding yang tersisa setengah pada Iori.

Last Beat-IDOLiSH7 fanfiction (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang