14 🔹 Semesta dan caranya

628 60 6
                                    

"Kemarin-kemarin baik-baik aja, tapi kenapa sekarang?"

.
.
.

🎶 _ Last Beat _ 🎶

Satu-satunya hal di dunia ini yang paling Tenn takutkan adalah kehilangan Riku, entah untuk sebentar atau selamanya. Dia tidak akan pernah siap untuk hari itu.

Dan sekarang, melihat Riku terbaring lemah di atas brankar seperti dulu, membuatnya semakin merasa takut. Itu mengingatkannya pada masa kecil mereka yang tidak berakhir dengan kebahagiaan.

Tenn menggenggam tangan Riku yang dingin sambil memperhatikan kabut di dalam masker oksigen yang tercipta karena hembusan nafas saudaranya.

Demi apapun, bahkan jika dunia hancur, Tenn tetap akan membuat Riku bernapas, dia tidak akan berhenti memohon pada Tuhan, meski mungkin Tuhan bosan dengan doa-doanya.

'Jangan ambil adikku, Kami-sama.'

Cklekk!

Ten menoleh saat pintu kamar rawat terbuka. Disana, muncul dua orang yang membawa beberapa paperbag. Mereka adalah Gaku dan Ryu.

"Nih makan," kata Gaku seraya menyodorkan paperbag tersebut.

"Nggak laper."

"Jangan gitu Tenn, kau belum makan dari tadi pagi, nanti ikutan sakit."

Ryu mengangguk setuju, perlahan menyodorkan aqua gelas yang tengah ia bawa. "Nih minumnya, jagan sampai lupa minum setelah makan."

"Apaan sih? Udah ku bilang 'kan aku nggak laper."

"Heh bocah. Kalau dibilangin yang lebih tua tuh nurut. Nih, habisakan sampai kulit-kulitnya."

Wajah ten menyuram bersamaan dengan satu burger besar menempal di tangannya. 'Kang soba suka maksa.'

Ryu yang melihatnya hanya bisa tertawa simpul, tatapannya kemudian melembut, dengan pelan menepuk pundak Tenn.

"Adikmu pasti tidak menginginkan kamu sakit Tenn, jangan buat dia merasa bersalah ketika bangun."

Ryu benar. Ketiga orang itu menoleh pada sosok laki-laki yang tertidur. Dokter bilang bahwa Nanase Riku mengalami serangan Asma yang parah, mungkin memerlukan waktu agak lama untuk bangun.

Tapi Tenn yakin dia akan segera bangun.

"Iya deh, aku makan," putusnya kemudian.

🔹🔹🔹🔹

Kantin Rumah Sakit ...

Sementara TRIGGER sedang menunggui Riku di dalam ruang rawat. Member IDOLiSH7 dan RE;VALE sedang makan malam di kantin.

Namun tidak ada dari mereka yang memiliki wajah secerah biasanya.

"Aaaah ... nggak bisa, aku kepikiran terus sama Rikkun."

"Nafsu makanku juga mendadak turun."

Tamaki dan Sougo menghela napas bersamaan, mendorong pelan piring mereka yang berisi makanan. Tidak ada mood sama sekali untuk makan.

Last Beat-IDOLiSH7 fanfiction (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang