"Maju kena, mundur kena, stun pun bakalan tetap hancur.
Kalau maksain diri buat maju, bakal cepat tumbang.
Kalau mutusin untuk mundur, impianku akan jadi korban.
Berhenti dan nggak ngelakuin apapun?
Itu malah membuat beban semakin menumpuk.Entahlah, aku nggak tau harus ngapain."
.
.
.🎶 _ Last Beat _ 🎶
Beberapa hari ini perasaan Tenn semakin tak tenang. Ia berkali-kali menatap ponselnya, berdebat dengan diri sendiri apakah ia akan menelpon seseorang disana atau tidak.
Ah, sejak kapan ia jadi memperdulikan apakah adiknya itu sibuk atau tidak? Jika dia khawatir maka hubungi saja.
"Tsk ... " Tenn mendecak lalu melempar ponsel itu ke sembarang tempat. Bodo amat dah rusak atau kagak.
Seharian berbaring di atas kasur seperti ini membuatnya bosan. Sangat bukan Tenn yang biasanya sibuk dan bekerja. Menjadi idol jalanan benar-benar membuat TRIGGER memiliki waktu luang yang tidak masuk akal.
Tapi bukankah ini terlalu sepi.
Tenn mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, mengangkat alis heran. Hanya apa yang dilakukan dua orang itu di supermarket, jujur saja Tenn lapar.
"Hah ... mendingan ku susul mereka," gumamnya, lalu
Beranjak meninggalkan apartemen. Yah setelah keluar dari Yaotome Production, TRIGGER tak lagi tinggal di Dorm. Mereka membeli sebuah apartemen dengan sisa gaji mereka.Barusaja Tenn akan meraih knop pintu, dering ponselnya yang tergeletak di bawah meja membuat langkah Tenn terhenti. Dia lupa tentang benda kotak itu.
Tenn akhirnya berjalan menghampiri, diambilnya benda pipih tersebut dimana nama Kujou-sama tertera di layar ponsel pintarnya.
(*kalau ada kesalahan panggilan, beritahu aja)
Tenn menghela napas pelan sebelum akhirnya menggeser tombol terima.
Dan begitulah seorang Kujou Tenn tidak jadi menyusul dua rekannya ke Supermarket.
🔹🔹🔹🔹
D
orm Ainana.
"Waaaa ... ini jadi kacau," teriak Tamaki seraya menarik rambut frustasi.
Ousama pudding kesayangannya jatuh kelantai karena tersenggol tangannya sendiri, Tamaki kesal.
"Hueeee ... So-chan pudingku."Sougo memalingkan muka kala Tamaki memeluk lengannya dengan mata berkaca-kaca. Ayolah, itu hanya puding, lagipula ada banyak di dalam kulkas.
"Tamaki-kun kau bisa ngambil lagi di kulkas," ucap Sougo akhirnya.
Tamaki sontak menoleh puding yang berserakan di lantai, tampak Mitsuki diam-diam membersihkan benda kenyal itu. "Tapi kan sayang," sesal Tamaki dengan raut menyesal.
"Sudahlah Tamaki, ini nggak bisa dimakan lagi," timpal Mitsuki sembari membuang kotoran tersebut.
"Apakah Riku baik-baik saja ya?" Suara Nagi tiba-tiba membuat suasana menjadi hening.
Yamato yang tiduran di kursi panjang tanpa sadar melirik langit-langit kamar, kejadian beberapa waktu yang lalu membuatnya menghela napas lelah.
"Kupikir, Riku benar-benar butuh ketenangan sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Beat-IDOLiSH7 fanfiction (END)
FanfictionTetap vote ya meski sudah selesai. Tenn bilang, Nanase Riku tidak akan mampu berdiri di atas panggung, dia tidak akan pernah bisa menepati janjinya untuk membuat para penggemar bahagia. Nanase Riku, hanya akan menghambat langkah teman-temannya. "Den...