🎶 _ Last Beat _ 🎶
_______
"Tamaki, omurisenya Riku, jangan coba-coba kau makan itu." Mitsuki menunjuk-nunjuk Tamaki dengan ujung sutil.
Membuat Tamaki tak jadi makan. "Apaan, aku kan cuma mau nyicip dikit."
"Gak boleh."
"Ck, padahal Rikkun juga pasti nggak masalah," gumamnya dengan helaan napas kesal.
Nagi yang sedari tadi sibuk dengan Cocona tiba-tiba menengok teman-temannya. "Hmmm? Ngomong-ngomong Riku belum keluar kamar desu."
"Kan belum ada yang nyuruh keluar, pasti Riku ngira kalau makanannya belum jadi," ucap Mitsuki seraya meletakkan beberapa jus di atas meja makan.
"Biar ku panggilkan." Iori beranjak pergi.
"Aku juga," ujar Sougo. Mengekor Iori yang melangkah dengan cepat. "Pelan-pelan dong Iori-kun."
"Kalau nggak cepat nanti ku tinggal."
(Aku gak inget, Sougo itu manggil Iori gimana?)
Beberapa saat kemudian mereka berdua akhirnya tiba di depan pintu kamar Riku. Spontan, pandangan Iori menjadi sedih kala menatap pintu biru yang satu ini.
Ia tak tahu mengapa, tapi setiap datang ke kamar Riku, itu selalu membuat hatinya sakit, membuat dadanya sesak, dan membuatnya ingin menangis.
'Kenapa? Apa yang membuatnya terasa seperti ini?'
Iori tak mengerti, lelaki itu terdiam di tempat tanpa menyadari Sougo yang sedari tadi memanggil namanya.
"Hei Iori, kau kesambet atau gimana? Ngapain sih bengong gitu? Kalau nggak mau manggil Riku, biar aku ..." Belum sempat Sougo mengetuk pintu, Iori sudah melakukannya lebih dulu.
(* tolong kasih tau aku, mereka kalau manggil gimana? Beneran lupa, mau nonton ulang animenya lagi males, apalagi belum ada eps baru. )
"Nanase-san, makanannya udah siap loh," ucap Iori yang langsung di tanggapi oleh sang empu dari dalam kamar.
Sougo menurunkan kedua sudut bibirnya, menatap Iori dari samping.
'Dia kenapa sih?'
Kemudian, pintu di depannya dibuka dari dalam, tampak sosok bernama Riku menguap dengan rambut mencuat kemana-mana.
"Ohayou ..."
Sougo terkekeh, "Ini sudah malam loh, Riku."
"Eh ... oh iya, aku tidur kesorean, jadi linglung," ucapnya seraya melempar cengiran kikuk.
"Baiklah Nanase-san, ayo kita makan," ajak Iori.
Laki-laki itu menarik pelan tangan Riku, meninggalkan Sougo yang mematung dengan raut sulit diartikan.
"Ya ampun, Iori-kun emang selalu gitu ya ke Riku," ungkapnya dengan dibarengi senyum simpul.
🔹🔹🔹🔹
"Uwaaaa, keliatannya enak."
Mata senja itu menatap omurice di meja makan dengan binar terang. Membuat orang-orang di sekitarnya tersenyum.
"Riku semangatnya emang nggak pernah liat waktu ya, haha," Mitsuki berkomentar kala melihat wajah ceria Riku meski baru saja bangun tidur.
Nagi menepuk bahu Mitsuki, "Tanpa senyuman Riku, malam pasti terasa hampa desu, we are happy jika Riku happy, Mitsu pasti juga gitu," ucap Nagi dengan kedipan genit ke arah Mitsuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Beat-IDOLiSH7 fanfiction (END)
FanfictionTetap vote ya meski sudah selesai. Tenn bilang, Nanase Riku tidak akan mampu berdiri di atas panggung, dia tidak akan pernah bisa menepati janjinya untuk membuat para penggemar bahagia. Nanase Riku, hanya akan menghambat langkah teman-temannya. "Den...