Prolog

23K 449 11
                                    

Raia Ghiani Andriana. Fiero Nathanael.

Dari tadi, Raia hanya melihat kedua nama itu yang entah sejak kapan ia tulis di notebooknya.

Kalo udah beda, emangnya bisa nyatu? Pikirnya.

Kemudian, sambil mendengar nyanyian tidur dari dosennya, pikirannya melambung.

Sejak dulu, Raia menetapkan satu tipe cowok, yang sudah diketahui keluarganya plus sahabatnya, Kiara.

Raia paling nggak suka perbedaan usia yang lebih dari satu tahun, lebih muda ataupun lebih tua.

Raia juga suka cowok berwajah oriental, dengan mata sipit. Baginya, itu spesial. Lalu, tentu saja cowok itu harus tinggi.

Dan yang paling penting diantara semuanya, sifat cowok tersebut. Harus agak dingin, pendengar yang baik, nggak banyak omong tapi cool.

Makanya, Raia masih jomblo sampe sekarang. Beberapa laki-laki ditolaknya, pertama karena tidak terlalu serius dan kedua tidak memenuhi tipenya.

Hal ini sukses membuat Renata, mamanya dan sahabatnya, Kiara bingung sendiri.

19 tahun, emangnya wajar kalau masih sendiri?

Raia sih nggak ambil pusing.

Ntar juga dateng sendiri. Itu yang ia katakan pada dirinya sendiri.

Tapi mendadak, tanpa ia duga sama sekali, Renata menjodohkannya!

Padahal, menurut Raia, mamanya adalah perempuan yang paling membebaskan anaknya. Walaupun Raia tetap di jalan yang lurus, tapi Renata tak suka ikut campur dengan hati Raia.

Dan tiba-tiba, mamanya ingin Raia bersama cowok yang bahkan ia tak tahu, atau kalau bisa pacaran dan menikah?

Lelucon macam apa ini? Apa Raia bermimpi? Ah, nggak kok. Tadi ia mencoba mencubit pipinya, masih sakit.

Cowok itu, namanya Fiero Nathanael. Kata mamanya, dia cowok baik-baik dari keluarga baik-baik. Penjelasan paling diplomatis.

Masalahnya, Fiero emang ganteng, tapi ia sangat-sangat jauh dari tipe cowok yang menjadi prinsipnya selama 19 tahun.

Fiero adalah keturunan Jerman dari kakeknya, dengan kulit putih pucat dan mata coklat yang belo, dan tentu saja, gak mirip dengan orang Indonesia, apalagi dengan tipe Raia.

Kemudian, Fiero berbeda 5 tahun dengannya, dan kini menjabat sebagai direktur keuangan di perusahaan terkenal. Dan, yang paling penting, Fiero bukan cowok cool layaknya novel seperti dalam tipe Raia. Fiero adalah cowok paling cerewet dan pecicilan--selain dirinya sendiri--yang Raia tahu.

Ironis, memang. Tapi itu adalah keputusan Renata. Raia tak bisa menolaknya begitu saja, karena ada alasan yang begitu kuat dibalik perjodohan yang diadakan Renata.

Hutang? Janji? Atau... ada alasan lain?

Entahlah, Raia belum tahu. Sekarang yang ada di otaknya, bagaimana mengenyahkan Fiero yang sudah bertengger di jendela kelas, padahal pelajaran berakhir 20 menit lagi!

---

"Raia bahkan nggak mau perjodohan ini, ma." -Raia

"Ini semua, buat kebaikan kamu, Raia. Nanti kamu akan tahu kenapa." -Renata

"Gue ga ngerti lagi sama lo. Rejeki kok ditolak. Kalo gue masih single, dengan senang hati Fiero bakal gue tikung, tau?" -Kiara

"Yah, gue sih sekarang emang belum suka sama lo. Nggak tau besok-besok." -Fiero

*****

New Story, yeay! Iya tau, Janji masih part 8, aku tau. Aku bakalan update Jodoh pas niat aja, atau pas Janji selesai ehehe, jadi buat yang penasaran, sabar ae.
Doain aja moodnya di Jodoh. Ehehehe.
Jangan lupa Vote, Comment dan sabar nungguin kelanjutannya, oke?

XOXO, NSyifaHaura

Jodoh : When The Love Fall [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang