Jodoh 8

4.8K 161 1
                                    

Fiero's

Aku memandangi hape yang bukan milikku di genggamanku itu. Nggak tega rasanya harus mengirimi Raia pesan begitu.

Padahal, aku sudah merencanakan candlelight dinner di Wale, kafe sederhana yang antik.

Eh tapi malah dicomot duluan sama si om-om. Nggak jadi deh momen romantisnya. Aku keduluan dia.

Akhirnya, aku terpaksa pergi duluan, dan mengiriminya pesan.

"Raia..." gumamku.

Seseorang kemudian menepuk bahuku. Pak Navin.

"Fiero, kamu ini lebay banget. Kita kan cuma ke Sydney buat dua minggu, bukannya selamanya."

Aku cemberut. "Ah, bapak mah merusak momen aja. Kan lagi baper ini." Keluhku.

"Terus, kenapa harus pake hape saya, sih?"

"Hehe, gapapa pak. Biar dramatis aja."

"Dasar, anak muda. Saya nggak ngerti, deh."

"Bapak juga masih rada muda, kok. Kalo belum nikah sama Bu Tania, wah banyak yang ngincer, pak."

"Tapi saya nggak akan mau. Buat saya, cuma Tania yang selalu ada."

"Aww, so sweet~"

"Ah, yaudah, lupakan. Ayo kita check in dulu. Lupain dulu soal cinta-cintaan kamu." Pak Navin menggeret kopernya, mendahuluiku.

Kupandangi langit gelap di luar bandara Husein. Aku akan terbang dari Bandung, lalu transit di Bali, kemudian langsung ke Sydney, salah satu kota dimana terletak cabang perusahaan terbesar milik Pak Navin.

Kuhela nafasku, berat. Baru aja baikan, kenapa kudu kepisah lagi, sih?

***

"Jadi, kita pulang tanggal berapa, pak?"

"Kalo nggak salah, tanggal 22 September malam. Jadi, dinihari tanggal 23 September kita udah sampe di Bandung."

Yay! Masih sempet untuk datang ke ulang tahun Raia!

"Jangan di-extend, ya pak? Nggak tahan saya lama-lama jauh dari Bandung."

"Nggak tahan lama-lama jauh dari Bandung apa jauh dari Raia?" Pak Navin tersenyum melihatku menyeringai.

"Tapi pak, kalo kerjaannya tiba-tiba beranak-pinak, terus ngelewatin jadwal, saya boleh pulang duluan nggak pak? Ntar saya balik lagi, deh." Aku memasang puppy eyes ku.

Kini Pak Navin terlihat kesal. "Kamu ini, kalo niatnya mau gangguin saya, mending nonton aja deh." Pak Navin menyentuh TV yang ada di bawah dudukan tangan.

Karena ini perjalanan kantor, jadinya aku bisa duduk di Business Class. Biasanya sih, aku lebih sering pake Economy Class. Lebih hemat, dan uangnya nggak habis banyak.

Nggak, aku nggak pelit, kok. Seandainya nanti Raia ngajak Honeymoon ke Hawaii terus mau duduk di Business Class, bakal kuturuti, kok.

Tuh. Kenapa aku jadi mikirin Raia lagi? Honeymoon? Dalam mimpimu, Fiero! Raianya kan lagi sibuk sama om-om sipit!

Ah, tontonan di TV pesawat paling baru hanya film Cinderella, Minions, The Pyramids, Focus, Insidious 3...

Aku tahu mau nonton apa! Pasti seru!

Minions!

***

Beberapa jam kemudian, akhirnya aku sampai di Sydney.

Jodoh : When The Love Fall [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang