Jodoh 12

4.3K 142 2
                                    

Raia's

Yah, akhirnya kukatakan itu juga. Rasanya legaaa banget.

Lihat saja ekspresinya, ia terlihat kaget, kemudian mendengus dan tersenyum.

Trrlt! Ponselku bergetar. Sebuah pesan.

Kenapa kamu nggak masuk kelas saya?

Ugh, dari Pak Naoko! Iya, ya, kok aku bisa lupa? Setelah surprise itu, aku langsung pergi dengan Fiero.

Hehe, maaf pak, ada urusan keluarga mendadak.

Tok! Tok! Pintu kamarku diketuk. Saat kubuka, Mama menyodorkanku kotak berukuran sedang dan kunci mobilmu. "Kata orang yang nganterin mobilmu, itu ada titipan dari Fiero. Lupa dikasih, kayaknya."

Di kotak itu, tergantung kertas kecil.

Sorry, I forgot to give this little thing.
Happy Birthday, Raia.
-Fiero

Aku duduk di ranjangku, membuka ikatan pita dan membuka kotaknya.

Sebuah bola kaca berisi Opera House, di depannya ada sepasang cewek dan cowok yang berciuman.

Oke, pajangan ini nggak sedewasa yang kalian pikir. Aku melihat tuas perak di samping, dan memutarnya.

Alunan melodi Canon dari Johann Pachelbell memenuhi kamarku. Opera house dan pasangan itu berputar, manik-manik itu naik dan turun layaknya salju.

Lucunya!

"Duh, yang dapet kado spesial dari gebetan mah beda." Celetuk Mama.

"Ih, mama bisa aja." Kilahku.

"Nih, dari Mama, selamat ulang tahun, sayang." Mama mengecup keningku sembari memberikanku kotak berukuran sedang juga, hanya saja lebih tebal.

Saat kubuka, ternyata isinya adalah bundel komik Detective Conan nomor 1-10 yang belum kulengkapi karena susah dicari.

"Mama nemu dimana?" Tanyaku excited.

Mama tersenyum. "Kepo, deh! Selamat ulang tahun, Raia! Selamat malam."

Aku tersenyum. Ulang tahun kali ini lebih baik dari tahun kemarin.

Apa karena ada Fiero?

Nggak, itu nggak mungkin banget.

***

"Oke, alasan kamu saya terima." Aku bernafas lega ketika akhirnya Naoko percaya aku punya urusan keluarga mendadak. Siapa juga yang nikahan?

"Oh iya, ini buatmu. Maaf telat memberikannya." Naoko memberikanku kotak beludru kecil.

Isinya adalah sebuah kalung perak dengan liontin burung yang lucu banget.

"Makasih, kak." Ucapku.

"Kamu ada acara habis ini? Aku ingin mengajak kamu makan siang."

Duh, cowok pirang itu sudah berjanji akan menjemputku. "Aku udah ada janji duluan, kak."

"Sama Fiero?" Tebaknya tepat sasaran. Apa cowok di hidupku cuma berputar diantara dia doang ya, sampai segitunya mudah ditebak? Temen bukan, pacar apalagi.

"Yah, gitudeh kak."

Naoko tersenyum manis, seperti biasa, menawan. "Selamat bersenang-senang. Kabari aku kalau terjadi sesuatu, oke?"

Aku mengangguk, kemudian menatap punggungnya pergi.

Oke, Fiero berjanji menjemputku sejam lagi. Lebih baik aku nongkrong di kantin.

Jodoh : When The Love Fall [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang