23. Feeling Blue

96 32 0
                                    

"Besok adalah hari ulang tahunmu, Atlas. Di mana kita akan menghabiskan waktu? Aku sudah menyiapkan hadiah yang pasti akan kau sukai."

Kali ini Zafira optimis bisa meluluhkan hati Atlas untuk mengubah nama kepemilikan rumah itu. Uang yang ia dapatkan dari kekasih gelapnya dipergunakan untuk membeli jam mahal sebagai hadiah. Atlas akan menyukainya, lalu mengabulkan apa pun yang Zafira minta. Itu yang Zafira pikirkan sebelum Atlas kembali mengacaukan rencana.

"Kita tidak akan bertemu besok. Aku sudah berjanji akan menghabiskan waktu dengan Zemira."

Zafira menggigit bibirnya kuat-kuat, ia tidak menyangka akan ditolak dengan alasan seperti itu. Zemira lagi, selalu saja Zemira yang menyebabkan Atlas menjauh akhir-akhir ini. Anak pungut itu kian hari kian mengancam kebahagiaan Zafira dan Zafira geram karena belum menemukan cara untuk membuat kakak tirinya terluka. Selain Atlas, Zemira tidak memiliki apa pun. Dan kini malah Atlas yang susah dikendalikan oleh Zafira.

"Bukankah minggu lalu aku sudah mengingatkanmu agar membuat janji denganku saja?" Zafira menahan intonasinya agar Atlas tidak membentak balik.

"Zafira, aku sudah mengatakan padamu, kita tidak perlu sering-sering bertemu. Hubungan kita tidak akan lebih dari ini. Apa yang kau harapkan, Zafira?"

Zafira tidak mengerti mengapa semua tidak berjalan sesuai keinginannya lagi. Sudah cukup ia pusing karena Zemira yang selalu berontak dan tidak mau mengirim uang, sekarang Atlas ikut-ikutan berada di pihak Zemira. Laki-laki itu seolah lupa pernah memuji tubuh Zafira dan berjanji tidak akan pernah berpaling serta meninggalkannya. Sekarang semua janji itu tidak berarti apa pun. Zafira merasa hendak dibuang seperti sampah yang tidak dibutuhkan. Kalaupun harus terjadi adegan pembuangan di antara mereka, tentu Zafira harus memastikan ia yang melakukannya.

Sial. Apa yang harus kulakukan?

"Sebenarnya aku sudah lelah, Zafira."

Gadis berambut pirang itu meremas selimut yang menutupi kakinya. Ia paham maksud Atlas dan itu membuatnya marah. Bagaimana bisa Atlas mengatakan lelah, padahal Zafira saja selalu mengalah dengan mendatangi laki-laki itu? Zafira selalu menahan diri setiap kali Zemira memperbaharui laman media sosialnya dengan foto mesra dengan Atlas. Ia juga sudah banyak berkorban saat bersama Atlas, tetapi dengan mudahnya laki-laki itu mengatakan lelah. Zafira tidak habis pikir kenapa Atlas sekarang sangat berubah. Ini baru beberapa bulan sejak hubungan keduanya dimulai, tetapi Atlas sudah menunjukkan tanda-tanda bosan dan ingin menyerah.

"Aku tidak pernah menuntut kau harus berpisah dari Zemira, Atlas. Kau lelah? Aku juga. Aku sebenarnya sangat lelah menjadi kekasih gelapmu, berpura-pura di depan orang tuamu kalau kita hanya teman, dan kita harus memperhatikan sekeliling saat berkencan di akhir pekan karena kau selalu khawatir jika Zemira kebetulan ada di dekat kita. Kau tahu aku juga lelah, tapi aku tidak bisa mengakhiri ini karena aku sangat mencintaimu."

Rata-rata pria akan melemah jika dihadapkan dengan gadis yang tidak berdaya. Kini Zafira mencoba peruntungan bahwa Atlas pun akan memberikan reaksi yang bagus. Sayangnya, kesabaran Zafira harus diuji saat Atlas bersikukuh tentang hubungan mereka yang tidak layak dipertahankan. Zafira nyaris meledak. Ia tidak tahu lagi harus bagaimana mengiba agar Atlas berhenti membicarakan tentang perpisahan dan membuat Atlas kembali menikmati hubungan mereka tanpa mengkhawatirkan Zemira.

"Bagaimana kau setega ini padaku, Atlas? Aku sangat mencintaimu, tapi kau bisa-bisanya selalu mementingkan Zemira dan mengabaikan perasaanku."

"Berhentilah merengek, Zafira. Aku sudah tidak tahan terus-terusan membohongi Zemira. Kita harus mengakhiri ini."

Sebelum aku mendapatkan rumah itu? tanya Zafira dalam hati.

Tidak boleh!

"Sejak bertemu denganmu, aku tidak pernah membayangkan akan ada hari di mana aku tidak lagi melihatmu, Atlas. Aku sungguh-sungguh mencintaimu. Tidakkah kau merasakannya?"

Rare CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang