Rootrof rumah sakit...
Anelza menatap langit hari minggu yang biru, cuaca hari ini cerah. Tidak panas dan tidak mendung, cuaca yang sejuk dan nyaman. Anelza melipat sebuah pesawat kertas dan menerbangkannya keluar dari pembatas rootrof, pesawat sederhana yang terbang dengan bebas. Wajah Anelza tersenyum melepas kepergiannya.
"Anelza" seru seseorang membuat nya menoleh dan mendapati Zanky berjalan mendekat dengan membawa tas belanjaan.
"Gue nyari lo di ruang rawat tapi gak ada. Kata suster, lo sering kesini" ucap Zanky dan menyodorkan tas belanjaan cokelat padanya.
"Beneran bawa hadiah ya?" tanya Anelza segera mengambilnya dengan senyuman ceria.
"Makasih, Kak Zanky" lanjut Anelza diangguki Zanky.
"Berapa hari lagi waktu hidup Kak Zanky?" tanya Anelza membuat Zanky segera menoleh menatap jam tangannya tertulis '55 Hari.'
"55 hari" kata Zanky menoleh padanya.
"Apa yang mau Kak Zanky lakuin?" tanya Anelza membuat Zanky terdiam dan berpikir beberapa saat.
"Minggu depan gue mau resign dari pekerjaan, habis itu...belum tau" jawab Zanky membuat Anelza mengangguk-angguk.
"Gimana kalau..." seru Anelza merongoh sakunya dan memberikan buku catatan kecil pada Zanky, Zanky segera mengambilnya dan membaca setiap baris tulisan yang ada disana.
"Itu semua daftar keinginan aku sih, hal ingin aku lakuin. Gimana?" tanya Anelza menatapnya, Zanky termenung sejenak dan tersenyum ia lalu mengangguk.
"Boleh juga" jawab Zanky membuat Anelza tersenyum senang.
"Besok setelah gue resign, gue temuin lo lagi" lanjut Zanky diangguki Anelza setuju.
"Aku-"
"Panggil 'Lo-gue' aja" seru Zanky menatapnya.
"Eh? Emang nya gakpapa?"
"Gakpapa." jawab Zanky menumpu kedua tangannya di pembatas rootrof. Anelza tersenyum dan mengangguk keduanya menatap langit yang cerah.
ᗒᗕ
"Kenapa lo ngundurin diri? Proyek kita hampir selesai lho"kata rekan kerja Zanky menatapnya yang tengah memasukan barang-barang kedalam kardus.
"Padahal gue seneng lo di tim gue" seru seorang perempuan menghampirinya.
"Tau nih, lo dapet kerjaan baru?" tanya laki-laki itu. Zanky tersenyum menatap keduanya bergantian.
"Ada yang mau gue lakuin, kalau di pikir-pikir capek juga kerja seharian ngejar target perusahaan, tapi gak tau target hidup sendiri" jawab Zanky membuat keduanya saling menoleh heran.
"Gila, kata-kata lo" keduanya terkekeh menatap Zanky.
"Gue udah selesai" kata Zanky menatap Kardus dan meja nya yang sudah bersih.
"Yaudah, hati-hati. Kejar yang ingin lo kejar" seru perempuan itu membuat Zanky mengangguk keduanya memeluk dan berjabat tangan pada Zanky.
Zanky segera mengangkat kardus nya dan berjalan memasuki Lift menekan tombol untuk menuju lantai satu.
Setelah pintu lift kembali terbuka, ia melangkahkan kakinya ke lobi dan keluar dari gedung itu. Sebelum ia memasuki Bus, ia melihat gedung itu dari bawah sampai atas. Zanky menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya perlahan ia segera memasuki Bus dan duduk dengan tenang.
ᗒᗕ
Anelza menatap penampilan nya di cermin, ia menggunakan seragam SMA. Rambut panjang nya tampak tergerai indah. Wajah bulat dan ceria nya tersenyum senang ia menutupi seragam nya dengan cardigan biru pastel kotak-kotak putih.
"Beneran mau pergi? Gakpapa emang nya?" tanya suster menatap Anelza.
"Gakpapa, jangan bilang sama Ibu ya" jawab Anelza tampak ceria.
"Hati-hati ya, pulang sebelum malem." kata suster dan memberikan sebuah kotak yang berisi suntikan.
"Suntik pake ini, kalau mulai lemas." kata Suster membuat Anelza mengangguk dan mengambil kotak itu ia masukan kedalam saku rok abu-abu selutut nya.
"Anelza" seru Zanky yang muncul di balik pintu dengan seragam SMA pula, namun ia di lapisi Hoddie polos berwarna biru tua.
"Kak Zanky cocok ya pake seragam" kata Anelza berjalan mengambil tas punggung kecilnya dan menghampiri Zanky.
"Mas Zanky hati-hati ya, Anelza cuman kelihatan nya aja ceria" kata Suster membuat Zanky mengangguk.
Zanky dan Anelza segera berjalan keluar dari rumah sakit menghampiri motor Scoopy milik Zanky yang jarang ia gunakan.
"Kak Zanky bawa motor ya" kata Anelza membuat Zanky membalikan badannya dan memberikan helm.
"Iya, jarang gue pake, lebih sering naik bus" seru Zanky membuat Anelza mengangguk-angguk dan memakai helmnya begitupun dengan Zanky.
Tak lama, keduanya sudah melaju membelah cuaca cerah hari ini. "Kita mau ke sekolahan mana Kak Zanky?" tanya Anelza tampak semangat.
"Sekolah lama gue" jawab Zanky membuat Anelza mengangguk-angguk, "Hari ini ada acara pensi, jadi kita bebas masuk keluar sekolah" lanjut Zanky dan mempercepat laju motornya.
Anelza tampak senang menaiki motor dan melihat sekitarnya, sudah lama ingin merasakan hal ini.
Beberapa menit kemudian, keduanya sampai dan memasuki area sekolah yang ramai. Keduanya sangat senang melihat sekeliling.
Di lapangan tampak sorakan-sorakan dari para siswi menatap murid laki-laki yang tengah bertanding basket. Anelza menghampiri melihat ke arah lapang.
"Fariiiss!!"
"Gila Faris ganteng banget!"
"Keren banget ya!"
"Faris semangat!!"
Anelza terkekeh menatap laki-laki yang mereka maksud, laki-laki itu memang tampan, putih dan sangat jago bermain basket.
"Kalian suka cowok kayak gitu? Anelza lo juga suka?" tanya Zanky ikut menimbrung.
"Faris kan idola sekolah ini" jawab salah satunya dengan semangat, Anelza tampak tertawa mendengarnya.
"Ngomong-ngomong lo siapa? Gue belum pernah liat" tanya yang di sampingnya menatap Zanky.
"Ah? Gue kelas sebelah kalian kok" jawab Zanky dengan tersenyum dan menarik Anelza untuk menjauh dari tempat itu.
"Sebelah kelas gue?"
"Siapa tuh ganteng juga."
"Iya kan? Ganteng."
"Ah tanya IG kek tadi."
"Ah! Iya lupa."
"Ah gimana sih lo!"
"Fariiiss!! Semangat!!"
Anelza dan Zanky menjauh dari lapangan dan melihat kelas-kelas lainnya yang mengadakan acara mereka masing-masing seperti pertunjukan band, caffeine, teater, dan banyak lagi.
ᗒ♡ᗕ
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Wish ᗒCOMPLETEDᗕ
General Fiction/DILARANG PELAGIAT DALAM BENTUK APAPUN SELURUH CERITA DALAM\ ❝Kita bisa mengeluh mawar memiliki duri, atau bersukacita karena duri memiliki mawar❞_Abraham Lincoln Kutipan itu sudah menjadi kutipan di hafal oleh sebagian orang karena mereka mengerti...