"Hah?! Tunggu-tunggu. Lo ketemu sama Mysha? Terus berantem sama Anelza?" tanya Ozan membuat Zanky yang tengah mengaduk kopi mengangguk setelah bercerita padanya.
"Hhm" jawab Zanky menyeruput kopinya dengan perlahan.
"Haduh" seru Ozan tampak menghela nafas panjang.
"Lo kemarin ke rumah gue? Nyokap gue gakpapa kan?" tanya Zanky membuat Ozan mengangguk enteng.
"Terus sekarang gimana? Lo mau gimana? Di terusin sama Mysha atau baikan sama Anelza?" tanya Ozan tampak penasaran menatapnya.
"Pasalnya kan Anelza udah bilang kan mau jadi pacar lo?" lanjut Ozan.
"Tapi emang nya bisa Zan? Waktu gue tinggal 49 hari lagi" kata Zanky mengacak rambutnya frustasi.
"Kalau menurut gue, menurut gue ya. Lo jalanin dari salah satu yang paling lo suka. Menurut lo siapa? Mysha atau Anelza? Yang paling cocok sama lo" jelas Ozan membuat Zanky mengangguk-angguk.
"Tapi percuma gak sih? Maksud gue. Tentang umur gue-"
"Ah coba aja dulu, kalau emang lo mau nyoba hal baru. Mereka pasti paham kok situasi lo"
"Gue mau jalin hubungan dengan jujur, dan gue gak mau orang itu cuman ngerasa kasihan sama gue. Dan mereka nerima tanpa perasaan"
"Nah, jadi lo pikirin. Menurut hati lo yang paling kecil lo lebih cocok sama siapa, gue yakin pasti ada salah satu dari mereka yang pertama hati lo sebut"
"Bisa gitu?"
"Hhm!" seru Ozan dengan mengangguk yakin. Zanky tampak terdiam dan menenangkan dirinya sesaat mencoba memilah dan memilih di dalam hati.
ᗒᗕ
"Neza, gak mau keluar?" tanya suster pribadi nya membuat Anelza menoleh dan menggeleng ia tampak duduk di kursi roda dan menatap ke luar jendela dengan wajah datar.
"Gak ada yang sakit lagi kan? Kalau ada cepetan bilang ya" kata suster mengecek infusnya.
"Ibu sama Ayah, belum dateng ya?" tanya Anelza membuat Suster tersenyum dan menggeleng.
"Mau di kasih tau sama mereka? Neza terlalu capek kemarin sekarang kamu lemas dan gak bisa berdiri" kata Suster membuat Anelza menggeleng.
"Jangan Sus, gakpapa" ucap Anelza diangguki Suster.
"Lain kali, jangan di ulang ya. Kasihan orang tua kamu kalau tau. Lagi pula siapa sih Kak Zanky itu?" tanya Suster duduk di kursi menatapnya. Anelza terdiam beberapa saat dan menatap keluar jendela.
"Suster...kalau tandanya kita selalu mikirin lawan jenis, setiap kali liat dia tersenyum selalu merasa senang, lalu sedih saat melihatnya rapuh, dan selalu ingin di sampingnya, merangkul dia setiap saat. Itu perasaan apa?" tanya Anelza membuat Suster tersenyum.
"Mungkin ada beberapa kemungkinan. Yang pertama karena kamu peduli, yang kedua karena dia sangat berharga, yang ketiga karena dia berbeda, yang keempat kemungkinan kamu menyukainya" tutur Suster dan beranjak memegang kedua bahu Anelza dari samping.
"Apa Neza sudah mulai suka sama Zanky? Atau sudah jatuh cinta ya?" tanya Suster dan berdiri tegak di depan jendela menatap keluar pula.
"Suka dan Cinta itu beda ya?" tanya Anelza menatapnya.
"Hhm, menurut pengalaman Suster sih. Kalau suka itu kamu bahagia saat melihatnya, tapi hati kamu tidak bergetar. Dan kamu ingin selalu melihat dia memastikan bahwa dia baik-baik aja" tutur Suster lalu melanjutkan.
"Kalau cinta, hati kamu bergetar. Saat kamu tidak perlu melihatnya, hanya dengan menyebut namanya saja kamu berbunga-bunga, kamu bahagia, dan selalu ingin di sampingnya."
Suster terkekeh kecil menatap Anelza yang tampak menyimak dengan serius.
"Jadi, gimana perasaan Neza? Suka atau Cinta? Pada Zanky" kata Suster membuat Anelza berpikir sejenak.
"Gak tau juga. Kak Zanky itu baik, menyebutkan namanya...selalu ada rasa rindu" ucap Anelza menatap keluar jendela kembali.
"Tidak apa-apa. Mungkin perasaan nya masih samar, ada hal lain yang mengganggu?" tanya Suster penasaran.
"Neza udah di tolak" jawab Anelza membuat Suster melebarkan matanya.
"Hah? Neza udah ungkapin?" tanya Suster tampak terkejut.
"Hhm, Kak Zanky janji mau ngelakuin hal yang di tulis Neza di dalam buku catatan. Salah satunya ada Neza pengen punya pacar" jawab Neza memberikan buku catatan nya pada Suster. Suster segera membacanya dan mengangguk-angguk paham.
"Umur Kak Zanky...mungkin sekarang tinggal 49 hari lagi. Mungkin karena itu, dia gak mau ngelakuin hal ini" ucap Anelza dan menundukan kepalanya, Suster terkejut saat melihat bahu Anelza bergetar dan terjadi isakan kecil, air matanya luruh seketika.
"Neza selalu bertanya, kenapa takdir seperti ini harus ada? Kenapa disaat seperti ini semuanya harus terjadi..." ucap Anelza membuat Suster segera berlutut dan menghapus air matanya.
"Kenapa Kak Zanky harus sakit? Kenapa dia gak sehat aja?" tanya Anelza menangis dengan tubuh melemah.
"Jangan ngomong gitu ya Neza. Semua pasti ada hikmahnya. Kalau Zanky gak sakit, kalian gak akan ketemu" kata Suster dan memeluknya erat, Anelza menderaskan tangisannya yang tidak pernah ia keluar sejak ia berada di rumah sakit ini.
Kini ia kembali menangis rasanya sedikit asing, karena ia sudah lama tidak menangis.
ᗒᗕ
"Mysha?" tanya Zanky saat membukakan pintu, membuat Mysha tersenyum.
"Hai" seru Mysha yang tiba-tiba hadir di depan pintu. Zanky terkekeh kecil dan mempersilakan nya untuk masuk.
"Lo tinggal disini berapa lama?" tanya Mysha menyimpan kantong kertas tebal di atas meja.
"Dua tahun...mungkin" jawab Zanky dan menyiapkan minuman untuk Mysha.
"Wah, lama juga" ucap Mysha melihat keadaan sekitar.
"Jadi lo mulai nyanyi?" tanya Zanky menyimpan jus jeruk di hadapan nya.
"Iya, tiga hari pas kita udah dari aquarium itu. Ada orang nawarin buat ikut-ikutan job nyanyi-nyanyi gitu, kek misal ada acara-acara spesial kayak kemarin" jawab Mysha membuat Zanky mengangguk-angguk.
"Jadi lo mulai buat album?"
"Iya, masih proses" jawab Mysha sedikit canggung.
"Woah, bagus dong. Gue tunggu Albumnya" kata Zanky membuat Mysha terkekeh dan mengangguk.
Drrt...drrt...
"Bentar ya" kata Zanky mengangkat ponselnya ke telinga membuat Mysha mengangguk, saat Zanky bangkit dan menjauh ke kamarnya sebuah kertas tampak jatuh dari laci meja yang terbuka. Mysha segera memungut dan melihat.
Mysha sontak menutup mulutnya saat melihat kertas itu, ia mulai berkaca-kaca dan tangannya bergetar hebat.
"Zanky...sakit?."
ᗒ♡ᗕ
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Wish ᗒCOMPLETEDᗕ
Ficción General/DILARANG PELAGIAT DALAM BENTUK APAPUN SELURUH CERITA DALAM\ ❝Kita bisa mengeluh mawar memiliki duri, atau bersukacita karena duri memiliki mawar❞_Abraham Lincoln Kutipan itu sudah menjadi kutipan di hafal oleh sebagian orang karena mereka mengerti...