"Bagiamana hari ini? Merasa lebih baik?" tanya suster memasuki ruangan dan mengganti infus Anelza.
"Hhm, seperti biasanya" jawab Anelza menutup buku dan membiarkan suster mengecek keadaan nya seperti sebelumnya.
"Suster" seru Anelza membuat Suster menoleh dan tersenyum dengan mimik wajah penuh tanya.
"Neza mau keluar sama Kak Zanky hari ini, gimana ya bilang nya?" tanya Anelza tampak bingung memikirkan nya, Suster tampak terdiam sejenak dan menatapnya.
"Mas Zanky tidak boleh meninggalkan rumah sakit, dia juga tidak boleh jauh dari infus satu menit pun" jawab Suster membuat Anelza menghela nafas dan menunduk.
"Kalian mau pergi kemana?" tanya Suster sambil mencatat perkembangan kesehatan Anelza.
"Nonton film, di bioskop" jawab Anelza seadanya, Suster menghela nafas menyentuh bahu Anelza.
"Tempat itu sesak dan banyak orang, kalau terjadi apa-apa pasti banyak merepotkan. Harusnya kamu tau, kesehatan itu lebih penting dari pada nonton film" kata Suster tersenyum meyakinkan, Anelza tampak terdiam sesaat.
"Kalau kamu sangat menyayangi nya, kamu harus mengerti ya?" lanjut Suster dan segera berjalan pamit meninggalkan ruangan. Anelza menghela nafas dan turun dari tempat tidur, ia menyeret tiang infus bersamanya keluar dari ruangan.
ᗒᗕ
Zanky sekuat tenaga menaiki kursi roda dan susah payah melakukannya dengan kedua tangan yang melemah itu perlahan meninggalkan ruang rawat, ia menelusuri koridor dan melihat pasien-pasiennya lainnya yang tengah bermain ringan, mengobrol dan banyak bercanda ria disana.
"Zanky" seru seseorang membuatnya menoleh dan mendapati seorang gadis cantik berjalan mendekat, Mysha.
"Mysha?" tanya Zanky menatapnya dengan tersenyum, Mysha menyodorkan bingkisan nya membuat tangan Zanky perlahan terulur untuk menerimanya.
"Makasih" jawab Zanky diangguki Mysha, gadis itu segera mengambil kursi dan duduk di dekatnya.
"Gimana keadaan nya sekarang?" tanya Mysha berusaha tersenyum ceria, Zanky menunduk sejenak dan kembali menatapnya.
"Akhirnya gue terjebak disini" jawab Zanky membuat Mysha ingin meneteskan air matanya.
"Lo belum punya pendonor ya?" tanya Mysha mencoba bertanya dengan hati-hati.
"Gue pikir udah terlambat buat itu."
"Tapi lo harus tetep punya kan? Maksud gue, terlambat atau enggak itu harus di lakuin kan?"
"Gimana albumnya? Udah selesai semua?" tanya Zanky mengalihkan pembicaraan dan tersenyum padanya.
"Ha? Album? Ya...masih proses" jawab Mysha menundukan kepalanya, "Lusa nanti aku ngisi acara ulangtahun Caffe di dekat sini."
"Wah, sayang banget gue gak bisa dateng. Padahal deket ya" ucap Zanky diangguki Mysha.
"Gakpapa, fokus aja buat kesembuhan lo" kata Mysha giliran Zanky yang mengangguk.
"Makasih lo udah repot-repot datang"
"Ya, gue penasaran sama keadaan lo"
"Lain kali, gak perlu dateng lagi" Mysha menatapnya dengan pandangan heran.
"Kenapa?" tanya Mysha.
"Gakpapa, kesan nya ngerepotin. Oh iya, nanti kalau Album lo udah keluar kabarin gue ya" Mysha tampak terkekeh kecil dan mengangguk semangat.
"Hhm, kalau gitu...gue pergi lagi ya" kata Mysha seraya berdiri dari duduknya.
"Hati-hati" ucap Zanky mengangkat tangannya, Mysha mengangguk dan tersenyum manis, ia segera meninggalkan Zanky menjauh dari pandangannya.
ᗒᗕ
Anelza menatap kepergian Mysha, ia menundukan kepalanya. Setelah ia berdiam diri untuk beberapa menit tanpa mengganggu keduanya, ia akhirnya keluar dan berjalan mendekati Zanky selepas pulang nya Mysha.
"Kak Zanky, Kak Mysha dateng ya?" tanya Anelza membuat Zanky menoleh dan tersenyum lalu mengangguk, Anelza duduk menghadapnya dan tersenyum manis.
"Neza, maaf ya" kata Zanky membuat Anelza menatapnya penasaran.
"Maaf kenapa?" tanyanya.
"Harusnya gue bantu lakuin semua yang belum pernah lo lakuin. Tapi, gue malah ikut terjebak disini" tutur Zanky membuat Anelza terdiam, tangan Anelza perlahan meraih telapak tangan Zanky dan mengusapnya perlahan, ia tersenyum kecil menatapnya.
"Gakpapa, udah cukup kok. Saat nya Kak Zanky istirahat dan fokus buat kesembuhan Kak Zanky" kata Anelza diangguki Zanky. Keduanya menatap ke arah taman, dengan cuaca yang cerah dan hangat.
"Mereka masih bisa tertawa ya, meski lagi sakit" kata Zanky membuat Anelza terkekeh mendengar nya.
"Tertawa kapan aja Kak Zanky, gak ada batasan. Oh iya, sejak kesini Kak Zanky jarang ketawa ya" ucap Anelza membuat Zanky tersenyum kecil.
"Gimana lo bisa tahan, di tempat kayak gini?" tanya Zanky menoleh padanya.
"Hhm, gimana ya? Gak tau" jawab Anelza terkekeh sendiri, "Semuanya ngalir, kalau udah ikhlas. Seberapa jauh pun aku pergi, pada akhirnya aku tetap kembali kesini"
Zanky menoleh dan mengangkat tangannya mengusap kepala Anelza dengan lembut.
"Kamu orang yang kuat, yang pernah aku temukan."
ᗒᗕ
Malam hari yang sunyi, Anelza tampak sudah bersiap dengan pakaian hangat dan tas kecil, serta topi bucket. Suster memasuki ruangan dan memberikan kotak suntikan padanya.
"Beneran gak mau saya temenin?" tanya nya memastikan jika Anelza akan berubah pikiran. Tetapi, gadis itu tersenyum dan menggeleng lalu menerima kotak suntikan itu dan memasukkannya pada tas.
"Tenang aja, Neza pasti baik-baik aja" ucap Anelza dengan semangat penuh.
"Inget ya, jam 9 sudah disini lagi" kata Suster diangguki Anelza.
"Oke, pasti jam 9 udah disini. Jangan bilang siapa-siapa ya" ucap Anelza dan segera berjalan keluar dari ruang rawat. Dengan hati-hati ia melewati koridor dan lobi sampai ia melewati halaman dan akhirnya keluar dari area rumah sakit.
"Kok aku ngerasa ragu ya?" tanya Anelza pada diri sendiri ia menatap jalanan yang sedikit ramai dengan orang-orang dan kendaraan yang berlalu-lalang. Ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya perlahan.
"Aku selalu merasa aman karena ada Kak Zanky. Tapi sekarang...sepertinya dunia luar, sedikit menakutkan" gumamnya, ia berjalan hati-hati di trotoar menghindari orang-orang yang juga berlalu-lalang disana.
Anelza tampak meremas tali ranselnya kuat-kuat, langkah nya sedikit goyah setelah beberapa orang tidak sengaja menabrak bahunya, ia melihat tatapan orang-orang seakan aneh menatapnya, ia menjadi sangat waspada pada orang-orang di sekitar nya.
"Kak Zanky...berikan aku kekuatan..."
ᗒ♡ᗕ
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Wish ᗒCOMPLETEDᗕ
Ficção Geral/DILARANG PELAGIAT DALAM BENTUK APAPUN SELURUH CERITA DALAM\ ❝Kita bisa mengeluh mawar memiliki duri, atau bersukacita karena duri memiliki mawar❞_Abraham Lincoln Kutipan itu sudah menjadi kutipan di hafal oleh sebagian orang karena mereka mengerti...