Zanky memutus sambungan dan segera keluar dari kamarnya menghampiri Mysha yang tampak tengah memegang sebuah kertas.
"Zanky? Lo beneran sakit?" tanya Mysha membuat Zanky terhenyak.
"Ini beneran?" tanya Mysha menunjukan surat dokter padanya. Zanky menghela nafas dan mengangguk.
"Lo sakit tipes? Udah minum obat kan?" tanya Mysha membuat Zanky mengangguk lagi.
"Mysha, ini surat lama. Liat aja nih" kata Zanky menunjuk sudut kanan bawah kertas itu tercetak jelas tanggal konsultasi pada Selasa, 15 Juli 2021.
"Owh, kirain gue masih baru" kata Mysha terkekeh sendiri dan kembali menyimpan kertas itu di tempatnya. Zanky tersenyum tipis dan duduk di sebrangnya ia menghela nafas lega karena bukan surat dokter yang sesungguhnya yang di lihat oleh Mysha barusan.
"Tempat lo nyaman juga ya, untuk ukuran laki-laki kayak lo. Cukup bersih" kata Mysha mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
"Ya, gitu deh" seru Zanky seadanya, Mysha meneguk minumnya perlahan dan terkejut melihat darah yang keluar dari hidup Zanky.
"Mimisan tuh" sambut Mysha membuat Zanky meraba bibir atasnya dan segera berlari menuju wastafel dan mencucinya dengan perlahan.
"Gakpapa?" tanya Mysha menyodorkan tissue padanya. Zanky mengangguk dan mengambil tissue itu.
"Lo kayaknya kecapean ya? Istirahat aja" kata Mysha tampak khawatir.
"Gue gakpapa" seru Zanky tersenyum, Mysha menariknya membuat Zanky tampak terkejut.
"Istirahat aja" kata Mysha menunjuk tempat tidur Zanky.
"Beneran gakpapa lho" ucap Zanky, Mysha tersenyum dan menggeleng lalu membantunya berbaring dan menutupi tubuh Zanky dengan selimut sampai leher.
"Kayaknya lo demam deh" kata Mysha meraba kening Zanky yang terasa panas.
"Gakpapa Mysha, beneran gakpapa" seru Zanky tampak tidak enak merepotkan nya.
"Gue juga gakpapa, karena gue gak lagi sibuk" kata Mysha dan segera menyiapkan segala sesuatunya untuk mengompres kening Zanky.
ᗒᗕ
Di dalam Caffe dengan nuansa Mamba, Ozan tampak tengah menikmati Parfait dark choco bersama seorang laki-laki yang sebaya dengan nya, stelan keduanya tidak jauh berbeda.
"Jadi, soal temen lo namanya Zanky itu beneran punya kanker?" tanya nya menatap Ozan, dia Irsan teman Ozan.
"Iya, menurut lo gimana? Hal apa yang bisa bikin dia bahagia?" tanya Ozan tampak bingung memikirkan nya.
"Kenapa harus lo yang ribet? Emang nya lo sedekat itu sama dia?" Irsan balik bertanya alih-alih menjawab.
"Gue gak mau hal yang sama terulang lagi sama dia. Lo tau sendiri kan, gue gagal buat bahagiain Abang gue saat dia sakit keras" kata Ozan membuat Irsan mengangguk-angguk.
"Jadi, rencana lo apa?" tanya Irsan memakan Parfait nya.
"Gue pikir, yang dia butuhkan saat ini orang-orang yang peduli sama dia. Lo kenal dia juga kan waktu di SMK walaupun gak sekelas."
"Ya gue tau, dia kutu buku."
"Yoi, dan mungkin saat ini dia harus milih antara Mysha yang belum tau apa-apa atau Anelza yang udah tau semuanya."
"Anelza?" tanya Irsan tampak mengerutkan keningnya.
"Itu lho, penulis yang gak ada identitas nya. Heh gue emang berandal tapi gue banyak baca buku dia" jawab Ozan membuat Irsan terkekeh dan mengangguk-angguk.
"Tapi, Zanky beneran mati kalau angka di jam tangan lo udah sampe nol?" tanya Irsan tampak belum yakin sepenuhnya.
"Kalau waktu Abang gue sih iya, tapi gak tau kalau Zanky. Tapi kadang juga ada orang yang berhasil lewatin angka nol dan mati setelah hari berikutnya" papar Ozan di simak Irsan dengan cermat dan ia tampak terdiam sesaat.
"Gue bisa sih bantu lo" kata Irsan membuat Ozan sumringah.
"Iya, emang harusnya lo gitu" sambut Ozan tampak senang.
"Jadi, kapan kita mulai?" tanya Irsan sudah tampak menjadi semangat.
"Sekarang! Ayo!" jawab Ozan sambil berdiri dan melangkah.
"Weh?!"
ᗒᗕ
Malam hari yang sunyi, Zanky membuka matanya dan melihat sekeliling rupanya Mysha sudah pergi, ia bangkit dan berjalan keluar dari kamar mengambil air di dalam lemari es dan meneguknya dengan perlahan ia melihat secarik kertas yang menempel di atas meja.
Jangan lupa di makan buburnya
Mysha
Zanky melihat di dalam microwave sudah ada mangkuk yang berisi bubur, ia segera mengambil dan memakannya secara perlahan.
Tok...tok...
Terdengar pintu di ketuk, ia segera bangkit dan berjalan membuka pintu. Ia melihat Ozan dan orang lain yang juga menenteng plastik belanjaan.
"Whats up!" seru Ozan mengacungkan kantong belanjaan nya dan segera masuk begitu saja diikuti temannya.
"Ini Irsan dulu juga satu SMK tapi beda kelas" kata Ozan menyimpan bawaannya di atas meja.
"Ngapain kalian?" tanya Zanky menatap keduanya.
"Ozan bilang lo punya pemanggang" jawab Irsan dengan senyum tanpa sungkan. Ozan mengangguk dan segera membawa daging ke pantry diikuti Irsan.
"Lo lagi makan bubur? Jiah buatan Mysha" seru Ozan terkekeh membuat Zanky kembali meneruskan acara makannya. Sementara Ozan sibuk memanggang daging sapi segar di bantu oleh Irsan.
"Lo udah baikan sama Anelza?" tanya Ozan membuat Zanky mengangkat wajahnya dan melirik Irsan.
"Dia udah tau" ucap Ozan membuat Irsan tersenyum. Zanky menghela nafas tidak percaya dengan keduanya melakukan hal ini.
"Gue belum ke rumah sakit lagi" kata Zanky membuat keduanya mengangguk-angguk.
"Menurut gue, lo lanjut Anelza" seru Irsan, Zanky dan Ozan menoleh menatapnya.
"Aish, lo bilang kagak tau tadi" sindir Ozan geleng-geleng kepala.
"Tapi Anelza udah tau semuanya dan udah paham" kata Irsan berpendapat.
"Mysha juga bakalan paham kalau udah di jelasin" sergah Ozan.
"Anelza lebih signifikan soal masalah ini"
"Mysha lebih perhatian"
"Anelza murni paham situasi ini, sedangkan Mysha punya masa depan lain"
"Lah-"
"Udah-udah" sambut Zanky menengahi keduanya. Irsan dan Ozan tampak terdiam dan kembali fokus memanggang memakannya beberapa potong.
"Lo pribadi mau yang mana? Kalau lo gak nentuin dari sekarang nanti waktunya mepet dan lo nyesel" kata Ozan menatap Zanky diangguki Irsan setuju.
"Jujur aja ya, gue gak punya waktu buat jatuh cinta. Ini tuh singkat banget, gue sekarat dan siapa yang mau? punya hubungan sama cowok penyakitan kayak gue" tutur Zanky membuat keduanya terdiam dan mengunyah tanpa suara. Zanky menghela nafas dan menundukkan kepalanya.
ᗒ♡ᗕ
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Wish ᗒCOMPLETEDᗕ
General Fiction/DILARANG PELAGIAT DALAM BENTUK APAPUN SELURUH CERITA DALAM\ ❝Kita bisa mengeluh mawar memiliki duri, atau bersukacita karena duri memiliki mawar❞_Abraham Lincoln Kutipan itu sudah menjadi kutipan di hafal oleh sebagian orang karena mereka mengerti...