Malam kian larut, Anelza menoleh pada Zanky yang tampak belum tidur juga. Laki-laki menatap lurus ke arah langit-langit entah apa yang di pikirkan nya.
"Kak Zanky, tadi itu siapa nya Kak Zanky? Pacar ya?" tanya Anelza membuat Zanky menoleh dan menggeleng.
"Cuman temenan, kebetulan ketemu" jawab Zanky seadanya.
"Tadi itu...Kak Zanky kayaknya tau banyak tentang Kak Mysha" ucap Anelza tampak tersenyum.
"Gak sebanyak yang lo kira" kata Zanky kembali menatap langit-langit kamar.
"Kenapa Kak Zanky gak pacaran aja sama Kak Mysha?" tanya Anelza membuat Zanky terdiam tidak tahu harus berkata apa. Hening sejenak diantara keduanya, hingga Zanky mulai berbicara lagi.
"Hidup gue gak lama lagi" kata Zanky menatap jam tangannya tersisa '50 hari' dan kembali terdiam begitupun dengan Anelza.
"Kalau gitu, gimana kalau jadi pacar aku?" tanya Anelza membuat Zanky sedikit terkejut dan menoleh padanya.
"Memiliki pasangan di kehidupan yang penuh rasa sakit, salah satu harapan yang di tulis di buku catatan juga" kata Anelza mengambil buku catatannya yang sudah ia ceklis banyak point yang telah ia lakukan bersama Zanky.
"Kalau gak ada Kak Zanky, mungkin buku ini gak pernah dapet point" ucap Anelza menatap list dalam buku itu.
"Aku belum tau persis perasaan ini sama Kak Zanky, tapi gak tau kenapa. Setiap kali liat Kak Zanky...aku selalu bahagia" lanjut Anelza, tetapi tidak ada tanggapan dari Zanky laki-laki itu hanya terdiam menatapnya.
"Gue gak bisa" ucap Zanky membuat Anelza menatapnya.
"Kenapa?" tanya Anelza tampak penasaran dan heran.
"Lo tau gue bukan cowok yang normal" jawab Zanky membuat Anelza segera bangkit dari tidurnya dan duduk tegak menatap Zanky.
"Kenapa Kak Zanky bilang gitu?" tanya Anelza dengan tersenyum heran.
"Hidup gue aja tersisa 50 hari lagi, jangan konyol buat suka sama gue."
"Apa salahnya? Sekarang Kak Zanky masih hidup."
"Berisik!" tukas Zanky dan bangkit menatapnya, "Sama aja, dengan lo ngeremehin waktu hidup gue!" kata Zanky dan berdiri membawa selimutnya membuka pintu.
"Kak Zanky-"
"Jangan ikutin gue." potong Zanky membuat Anelza terdiam dan membiarkan Zanky keluar tidur di Sofa.
ᗒᗕ
Pagi hari yang dingin, Anelza membuka matanya dan melihat kasur Zanky yang kosong. Ia segera bangkit dan keluar dari kamar dan tidak mendapati Zanky di ruang tengah, ia pun melihat ke kamar mandi namun tidak ada. Di meja pantry terdapat Roti panggang yang sudah di olesi selai nanas dan tampak masih hangat.
"Kak Zanky? Kak?" panggil Anelza dan membuka pintu balkon namun tidak mendapati laki-laki itu, ia segera mengambil cardigan nya dan berlari keluar mencari Zanky.
"Kak Zanky?! Kak?! Kak Zanky?!" seru Anelza memanggil-manggil tidak peduli dengan orang-orang yang heran padanya.
"Emm... Pak! Liat Kak Zanky gak?" tanya Anelza pada satpam
"Kak Zanky siapa ya mbak?" Pak satpam malah balik bertanya dengan bingung.
"Itu lho, cowok yang kulit nya pucet terus rambutnya agak gondrong, tinggi nya kira-kira 1.85 yang dateng sama saya 3 hari yang lalu" kata Anelza tampak tengah panik.
"Owh, tadi sih pagi-pagi banget keluar ke arah sana kayaknya" kata Pak Satpam menunjuk pantai.
"Makasih Pak" Anelza segera berlari menuju pantai. Pagi hari deburan ombak tampak kuat membuatnya sedikit takut. Namun, ia ingin segera menemukan keberadaan Zanky.
"Kak Zanky! Kak Zanky!! Kak!" seru Anelza terus mencari-cari sekita.
Ia melihat sosok Zanky yang berdiri dekat dengan laut, lututnya sudah tenggelam oleh air asin itu membuat Anelza terkejut ia ingin menghampiri nya tapi ia takut.
"Kak Zanky!! Ngapain disitu?! Buruan kesini!!" teriak Anelza membuat Zanky menoleh dan membalikan badannya namun tidak berucap apa-apa perlahan ia berjalan mendekat.
"Kak Zanky! Aku minta maaf!" seru Anelza dengan lantang dan nada sedih.
Zanky menatapnya dan berjalan melewati Anelza begitu saja. Anelza segera menarik lengan Zanky namun segera Zanky tepis. Ia tidak menyerah dan berlari menghalangi jalan Zanky.
"Kak Zanky, kenapa sih? Hal itu menganggu banget? Emang bener kan, kini Kak Zanky masih hidup dan ngelakuin hal yang menyenangkan kenapa harus-"
"Gue udah pesen tiket, dua jam lagi kita pulang" kata Zanky dan kembali melanjutkan langkahnya, Anelza segera mengikuti langkah Zanky kembali ke hotel dan mengepak barang-barang nya.
ᗒᗕ
"Zanky belum pulang Tante?" tanya Ozan melahap makanannya yang baru saja di sajikan Ibu Zanky.
"Katanya hari ini dia pulang, udah di pesawat" jawab Ibu Zanky sambil mengelap meja kotor. Ozan tampak mengangguk-angguk.
"Kok kamu enggak ikutan?" tanya Ibu Zanky membuat Ozan menoleh dan terkekeh.
"Ya enggaklah Bu. Ini tuh waktu PDKT ya kali Ozan jadi nyamuk" jawab Ozan terkekeh dengan mulut penuh. Ibu Zanky segera menghampiri nya dan duduk di hadapan Ozan membuat remaja itu terkejut.
"Jadi beneran pergi bareng Anelza ya? Gadis yang cantik itu kan? Penulis terkenal itu?" tanya Ibu Zanky dengan sumringah menatapnya.
"Iya, Tante. Menurut Tante gimana? Setuju enggak?" tanya Ozan tampak ikut sumringah membahas hal itu.
"Ya jelas setuju dong, apalagi kan Anelza itu penulis favorit yakali enggak."
"Nah mantap" sahut Ozan membuat keduanya terkekeh senang.
"Tapi Tante sedikit khawatir sama Zanky, ia sekarang kurusan ya? Kulitnya juga kayak pucet gitu. Zanky gakpapa kan?" tanya Ibu Zanky membuat Ozan tersedak dan segera meneguk minumannya.
"Eh, pelan-pelan dong" tegur Ibu Zanky membuat Ozan terkekeh dan mengangguk-angguk.
"Jadi gini Tante" kata Ozan membuat Ibu Zanky penasaran dan menatapnya dengan serius, Ozan menarik nafas dan menghembuskan nya perlahan.
"Kenapa toh?" tanya Ibu Zanky tampak tidak sabar. Ozan terdiam dan mengangguk lalu melanjutkan.
"Di kantor nya Zanky itu job nya padat Tante, tiap hari dia diem di ruangan ber-AC jadinya kulitnya agak pucet karena jarang kena matahari gitu Tante" jawab Ozan dengan lancar jaya.
"Oh begitu? Jadi bagus dong ya sekarang dia liburan ke Bali bareng Anelza" seru Ibu Zanky tampak senang.
"Iya Tante, abis itu kulitnya normal lagi" sahut Ozan dan kembali melanjutkan makanannya, begitupun dengan Ibu Zanky yang tampak mengangguk-angguk senang mendengar nya.
ᗒ♡ᗕ
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Wish ᗒCOMPLETEDᗕ
Ficción General/DILARANG PELAGIAT DALAM BENTUK APAPUN SELURUH CERITA DALAM\ ❝Kita bisa mengeluh mawar memiliki duri, atau bersukacita karena duri memiliki mawar❞_Abraham Lincoln Kutipan itu sudah menjadi kutipan di hafal oleh sebagian orang karena mereka mengerti...