ᗒ30ᗕ

124 14 1
                                    

      Dengan gaun putih bersih, rambut ikal panjang tertata rapi, kaki menginjak pasir dan di terjang ombak dengan lembut. Anelza menatap lautan yang biru bersih, langit cerah dengan cuaca teduh. Kedua mata lentiknya menyipit saat tarikan senyum lengkung sempurna terbit membuat wajah cantik nya kian manis, elok di pandang.

"Neza!" seru seseorang membuatnya menoleh dan melambaikan tangan, pada seorang laki-laki tampan, tinggi dan senyuman manis dari rahang yang tegas mendominasi tingkat visual dari dirinya. Baju dan celana putih itu tampak cocok di tubuh ramping dan kekarnya.

"Kak Zanky? Kenapa kita disini?" tanya Anelza dengan wajah heran menatapnya, "Kak Zanky kan lagi operasi."

Zanky tersenyum menatapnya, "Udah selesai" jawab Zanky membuat Anelza mengerutkan keningnya.

"Udah selesai?" tanya Anelza menatapnya tidak mengerti, Zanky lagi-lagi tersenyum dan mengangguk.

Tiba-tiba udara menjadi dingin, angin berhembus kencang, langit menjadi gelap membuat Anelza heran dan ketakutan dengan perubahan cuaca yang tiba-tiba.

"Kak Zanky!" seru Anelza panik, gulungan ombak menjadi besar mengurung Anelza dan membawanya ke laut ia kesulitan bernafas dan meronta-ronta dirinya tenggelam ke dalam laut ia membuka mata melihat Zanky berenang ke arahnya mengulurkan tangan.

"Kak Zanky!!" teriak Anelza tidak sadar ia bisa berteriak di dalam air meski sesak nafas.

"Neza!" sahut Zanky berusaha menggapainya, namun Anelza tidak bisa naik ke atas semakin dalam Zanky berenang untuk menggapainya, semakin jauh Anelza tenggelam.

ᗒᗕ

    
      Anelza membuka mata nya menghirup udara banyak-banyak, keringat dingin tampak bercucuran di kening dan wajah. Ia mengusap wajahnya dan segera bangkit melihat ke adaan kamar rawatnya yang hening ia menoleh menatap jam tangan Zanky dan segera meraihnya

Angka di dalam layar itu sudah menjadi merah dan berhenti dalam angka '0 Hari'. Anelza melebarkan matanya ia segera mencabut infus di tangannya dan segera turun dari tempat tidur.

Ia mengedarkan pandangannya pada keadaan di luar yang cukup senggang, gadis itu berlari menuju ruang operasi namun koridor tempat menunggu sudah kosong, ia mengintip ke dalam ruangan yang sudah kosong pula.

Ia celingukan dengan heran tidak menemukan siapapun, ia mulai lemas dan takut melihat kesana kemari. Ia juga melihat ke ruang rawat Zanky namun tidak ada siapa-siapa. Ia kembali keluar mencari-cari namun tidak ia temukan sosok Zanky.

Dadanya terasa sesak mengingat mimpi yang mengerikan, apa ia sudah kehilangan Zanky? Kemana semua orang? Atau...dia sendiri yang telah meninggal kan dunia?

"Apa aku yang sudah mati?" tanya Anelza berkaca-kaca ia sangat takut dan akhirnya menangis, ia bersandar dan mencoba berpikir jernih tetapi tidak bisa, pikiran nya terlalu kalut untuk saat ini.

Untuk sementara waktu ia hanya bisa menangis dengan ketidak mengertian ini hingga akhirnya...

"Neza! Kamu sudah siuman?" tanya seseorang membuatnya menoleh dan melihat wanita paruh baya menghampiri nya ia segera menghambur memeluk nya.

"Bu, kemana Kak Zanky?" tanya Anelza dan berusaha meredakan tangisnya.

"Syukurlah kalau kamu sudah siuman, bagaimana bisa kamu pingsan 7 hari. Untung saja prediksi dokter benar, kamu hari ini siuman" kata ibu dengan senang menatap nya.

"7 hari?" tanya Anelza tampak heran tidak mengerti.

"Iya, kamu tidak ingat? Kamu pingsan sambil ujanan! Ibu bilang juga apa? Jangan ujanan"

"Terus, Kak Zanky dimana? Operasi nya gimana?"

"Kamu ini, yang di khawatirin Zanky terus" kata ibu terkekeh sendiri.

"Serius Bu, gak lucu lho" kata Anelza tampak tidak sabar.

"Ada kok, Zanky selamat. Dia juga baru siuman tadi malem" tutur ibu membuat Anelza berbinar tampak ekspresi tidak percaya nya tercipta.

"Terus sekarang dimana dia?" tanya Anelza tampak terharu dengan buliran air mata.

"Ayo ikut" kata ibu menuntun Anelza entah akan kemana ia membawa putri nya itu, Anelza mengikuti langkahnya menuju taman, ia sangat terkejut saat Mysha datang membawakannya mantel gaun yang praktis bisa ia pakai langsung.

"Lho Kak Mysha? Ini ada acara apa ya? Kok rame banget?" tanya Anelza menatapnya heran.

"Acara lamaran lo lah, apa lagi. Untung lo siuman di waktu yang tepat" kata Mysha terkekeh diikuti ibu Anelza, Anelza menoleh pada ibu nya dengan heran yang di lirik hanya mengangguk meyakinkan.

Mysha juga memberikan lipstik dan bedak pada wajah Anelza lalu mengepang rambutnya ala-ala Elsa Frozen.

"Jangan lupa senyum, kesempatan ini gak datang dua kali lho" kata Mysha selesai menata rambutnya, "Cantik" pujinya membuat Anelza tersipu malu.

Keduanya membimbing Anelza ke tengah taman dimana Zanky sudah menunggu dengan stelan jas abu-abu nya meski masih duduk di kursi roda, ia sangat tampan dengan topi bucket di kepalanya.

ᗒᗕ

     Taman di hias dengan lampu-lampu cantik, rangkaian bunga ucapan selamat pada Anelza dan Zanky tampak berjejer disana. Anelza tampak malu melihat beberapa orang juga menyaksikannya karena sedang mengunjungi rumah sakit pula, disana juga ada Ibu Zanky, Faizi, Ozan, Irsan, Ayah Anelza, Ibu Anelza, dan Mysha. Mereka menyaksikannya dari kejauhan.

"Kak Zanky..." seru Anelza menghampirinya dengan hati-hati, kedua bola matanya berkaca-kaca hendak kembali meneteskan air matanya.

"Hai, Neza" ucap Zanky tersenyum manis menatapnya. Tampan. Anelza terkekeh menahan air matanya dan menatap langit yang putih tertutup awan guna menahan air matanya agar tidak jatuh.

Zanky mengeluarkan kotak merah dan membukanya di hadapan gadis itu, dua buah cincin cantik bertengger disana sangat manis dan bersinar.

"Kamu mau kan, nikah sama aku? Kita buat rumah impian kita?" tanya Zanky membuat air mata Anelza berhasil lolos.

"Aku belum pernah ngelamar...jadi, aku gak tau" lanjut Zanky dan terkekeh diikuti Anelza.

"Ayo hidup bersama, dan keluar dari sini. Karena kita masih hidup, kita bisa pergi kemana saja" tutur Zanky, Anelza tidak bisa berhenti mengeluarkan air matanya sudah ia tahan namun tidak bisa.

"Aku...aku seneng Kak Zanky berhasil..." ucap Anelza dengan bergetar juga malu, ia tidak bisa menahan air matanya, Zanky tersenyum manis dan mengangguk menunggu jawaban nya. Lalu ia mengusap wajah gadis itu menghapus air matanya.

"Aku mau nikah sama Kak Zanky" kata Anelza membuat semua orang tepuk tangan, Ozan dan Irsan tampak sangat heboh saat melihat Zanky memasangkan cincinnya di jari manis Anelza. Gadis itu pun bergantian memasangkan cincin di jari manis Zanky.

Semua orang bersorak bergembira, Ibu Zanky tampak menangis bahagia begitupun dengan Mamah Anelza, mereka melihat putra dan putri nya berhasil melewati masa-masa yang sulit.

ᗒ♡ᗕ

🎉⊂SELESAI⊃🎉

TERIMAKASIH
telah membaca cerita ini sampai akhir, mohon maaf atas ketidaknyamanan selama membaca

Ambil hikmah yang baiknya dan buang yang buruknya. Semoga hari mu selalu menyenangkan, nantikan cerita-cerita selanjutnya
Sambil di follow menunggu info selanjutnya... tetap positif and
Bye-bye...

Assalamualaikum...

🌻🌻🌻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love and Wish ᗒCOMPLETEDᗕ⁠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang