Anelza berlari melewati gerbang dan menatap suasana pasar malam yang ramai, Zanky menatapnya dari belakang membiarkan Anelza menikmati sepuasnya.
"Kak Zanky! Mau masuk kesana?" tanya Anelza menunjuk stand rumah hantu membuat Zanky menoleh.
"Baru sampai lho" jawab Zanky membuat Anelza tertawa.
"Bercanda, beli itu ayo" kata Anelza menariknya ke stand makanan yang di goreng pedas yang di tusuk-tusuk panjang.
"Anelza, gak boleh makan itu lho" seru Zanky membuat Anelza tampak merengut kecewa ia menelan Saliva nya.
"Dikit aja boleh? Pliss" ucap Anelza menautkan kedua telapak tangannya di depan Zanky. Zanky menggeleng dan menarik nya menjauh, Anelza mendengus dan mengikuti langkahnya.
"Kak Zanky stop!" seru Anelza membuat langkah Zanky berhenti, gadis itu segera berlari menuju stand aksesoris yang lucu-lucu dan cantik.
"Mau ngapain sih?" tanya Zanky menatap Anelza yang tampak tengah melihat-lihat.
"Mau beli ini" kata Anelza tersenyum ceria dengan memasang sebuah bando motif belang-belang putih cokelat lengkap dengan dua tanduk rusa.
"Kak Zanky juga, biar samaan" kata Anelza mengambilkan satu dan berjinjit memakaikannya pada kepala Zanky.
"Gue cowok lho" kata Zanky menunjuk dirinya sendiri.
"Gakpapa, lucu kok. Liat" kata Anelza menariknya untuk bercermin. Zanky menatap dirinya dan Anelza di cermin sejenak.
"Ini juga ya" seru Anelza mengambil dua pasang gelang kain hijau mint dan memakai kannya pada Zanky.
"Lucu kan?" tanya Anelza menyodorkan lengannya yang sudah terpasang gelang ke dekat lengan Zanky yang telah ia pasangkan juga.
"Berapa Mbak?" tanya Zanky menatap penjualnya.
"Kak Zanky, dompet aku ketinggalan. Baru nyadar cuman bawa Hp" ucap Anelza pelan di telinga Zanky. Zanky terkekeh kecil mendengar nya gadis itu tampak terlihat panik.
"Gelang nya dua sepuluh ribu, dan bando nya dua tiga puluh ribu. Semuanya jadi empat puluh ribu aja Mas" kata Mbak penjual membuat Zanky segera merogoh sakunya dan mengambil lembaran uang dari dompetnya dan di berikan pada Mbak penjual.
"Terimakasih Mbak, Mas. Hati-hati" Zanky dan Anelza mengangguk lalu berjalan meninggalkan nya.
"Nanti aku ganti ya" kata Anelza tampak terlihat bersalah.
"Gakpapa" seru Zanky menatapnya, Anelza tampak menatapnya tidak percaya.
"Beneran gakpapa, ayo" kata Zanky mempercepat langkahnya. Anelza tersenyum senang dan kembali semangat.
"Ayo naik itu!."
ᗒᗕ
Setelah beberapa jam keduanya berkeliling, menaiki wahana-wahana, bermain berbagai permainan, dan membeli makanan yang jauh dari minyak dan pedas. Kedua tangan Anelza tampak mendekap empat buah boneka yang di dapatkan keduanya dari mesin pencapit boneka ia mendapat kan Boneka Dinosaurus, pinguin, Beruang dan Pochita.
"Duduk dulu, Kak Zanky" seru Anelza tampak menghela nafas panjang dan segera duduk di bangku panjang dekat bundaran air mancur. Zanky pun berjalan mengikutinya.
"Udah jam 11:40 Anelza" kata Zanky menatap jam tangannya.
"Hah? Cepet banget waktunya. Capek banget" seru Anelza mengatur nafasnya, Zanky membuka kantong kertas tebalnya dan mengeluarkan air mineral untuk Anelza. Gadis itu meneguknya dengan perlahan dan kembali di berikan padanya.
"Pulang aja ya, udah jangan main lagi" kata Zanky membuat Anelza mengangguk dan segera berdiri. Keduanya pun berjalan keluar dari pasar malam dan menaiki taxi menuju kamar hotel mereka.
ᗒᗕ
Sesampainya di depan hotel, Zanky segera membuka self belt dan keluar ia membuka pintu belakang taxi karena Anelza tampak kelelahan dan tertidur.
"Bentar ya Pak" kata Zanky membuat Pak Sopir mengangguk ramah.
"Anelza, bangun udah nyampe" seru Zanky menatapnya yang terusik dari lelapnya, Anelza segera membuka mata dan mengambil empat bonekanya keluar dari Taxi.
"Buka matanya, sini" kata Zanky mengambil alih boneka-boneka itu membiarkan Anelza melangkah dengan bebas menaiki tangga dan memasuki kamar hotel.
Zanky memasuki kamar mandi dan berganti pakaian menjadi lebih santai, Anelza tampak sangat lelah dan berjalan memasuki kamar dengan langkah gontai dan wajah yang pucat, ia mengambil suntikan di dalam kotak yang sudah suster siapkan.
Anelza terjatuh di lantai tidak sengaja menyenggol gelas dan terjatuh pecah di lantai. Zanky yang mendengar suara benda pecah ia segera berlari melihatnya.
"Anelza!" seru Zanky membantu dan berdiri dan berbaring di kasur menutupinya dengan selimut hangat.
"Lo gakpapa?" tanya Zanky membuat Anelza mengangguk.
"Suntikannya" kata Anelza dengan pelan membuat Zanky paham dan segera menyiapkannya untuk Anelza.
"Biar gue aja" kata Zanky saat Anelza hendak mengambil suntikan itu, Anelza mengangguk dan membiarkan Zanky menyuntikan cairan itu pada otot lengan kirinya.
"Makasih Kak" kata Anelza membuat Zanky mengangguk dan melepaskan bando di kepala Anelza yang belum di lepaskan. Ia segera merapikan kembali kotak suntikan dan menyapu lantai yang terdapat pecahan gelas yang berserakan.
ᗒᗕ
Pagi hari pukul 07:50. Anelza membuka matanya dan melihat sekeliling. Tempat tidur di sebrang sudah rapi tandanya Zanky sudah bangun, ia menguap panjang dan segera bangkit lalu berjalan keluar dari kamar. Ia melihat Zanky yang tengah duduk di kursi balkon menatap pemandangan pantai dengan secangkir kopi susu.
Zanky menoleh saat sadar Anelza sudah bangun, ia terkejut saat Anelza terhuyung dengan hidung mengeluarkan darah, gadis itu segera berlari ke wastafel. Zanky segera bangkit dan menghampiri nya mengambilkan beberapa lembar tissue membantu menghentikan mimisan
"Kayaknya kita pulang aja, Anelza" kata Zanky menatap Anelza dengan khawatir.
"Gakpapa kok, udah biasa mimisan pagi" seru Anelza dengan tersenyum ceria membiarkan Zanky menyumpal kedua lubang hidungnya dengan tissue.
"Tapi lo kayaknya gak baik-baik aja" ucap Zanky dengan was-was.
"Gakpapa kok, baik-baik aja. Sarapan apa hari ini Kak Zanky?" tanya Anelza berjalan menuju kursi pantry diikuti Zanky yang segera menyiapkan roti panggang dan selai nanas yang di bawa Anelza, mungkin kesukaannya.
"Gue gak enak sama orang tua lo" kata Zanky tanpa menoleh.
"Udah izin kok. Lagian Kak Zanky juga udah ketemu kan? Gakpapa" seru Anelza dengan yakin. Zanky hanya mengangguk pelan dan mengoleskan selai nanas di atas roti Anelza.
ᗒ♡ᗕ
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Wish ᗒCOMPLETEDᗕ
Aktuelle Literatur/DILARANG PELAGIAT DALAM BENTUK APAPUN SELURUH CERITA DALAM\ ❝Kita bisa mengeluh mawar memiliki duri, atau bersukacita karena duri memiliki mawar❞_Abraham Lincoln Kutipan itu sudah menjadi kutipan di hafal oleh sebagian orang karena mereka mengerti...