Shelter mereka nampak hidup dengan kesibukan para penghuni di pagi hari. SuHyeok berjalan ke aula untuk makan pagi, bangun lebih pagi dari biasanya karena berharap bisa bicara dengan JaeIk selepas sarapan. Sebelum pria itu sibuk dengan tugas-tugasnya sebagai kepala camp pengungsian.
Saat langkahnya semakin dekat dengan aula, dia bisa melihat beberapa grup terbentuk di sana sini, nampak berkasak kusuk mendiskusikan sesuatu.
'Rupanya rencana pemberontakan sudah mulai berjalan...' batinnya.
SuHyeok mengacuhkan semua itu dan berjalan menuju sisi aula yang digunakan penghuni blok yang didiami JaeIk dan kedua anak angkatnya.
"Hyungnim!" sapanya,
"SuHyeok aaa... Sarapan bersama kami?" ajak JaeIk menunjuk kursi di depannya,
"Sebenarnya ada yang ingin kubicarakan denganmu..." kata SuHyeok pelan.
Alis JaeIk terangkat heran, namun kemudian dia mengangguk pelan.
"Kita akan bicara setelah sarapan. Kau bisa bergabung denganku dan anak-anak..."
"Aegessumnida..."
Keduanya sarapan bersama. JaeIk memangku SeBin dan menyuapinya, namun matanya sesekali menyapu aula dengan waspada.
"Sepertinya gelombang ketidak puasan itu sudah menyebar cukup luas Hyung..." gumam SuHyeok,
"Uhm... Nampaknya begitu... Meresahkan sebenarnya. Aku memiliki firasat buruk melihat gejolak ini."
"Kau bicara dengan tentara yang kau kenal?" tanya SuHyeok dengan hati-hati,
"Uhm... Semalam aku menemuinya..." angguk JaeIk,
"Bagaimana?"
"Pada dasarnya dia berpikir hal yang sama, tapi dia tak yakin dengan teman-temannya.
Pemerintah pusat menjanjikan insentif berlipat bagi keluarga tentara yang bertugas disini..." jelas JaeIk,
"Tapi mereka bahkan tak bisa menghubungi keluarganya. Tak satupun dari kita...
Bagi keluarganya, mereka sudah meninggal..."
"Itulah... Kim JeongIl akan coba membicarakannya dengan beberapa tentara yang sekiranya memiliki pemikiran yang sama.
Tapi akan butuh waktu..." ingatnya dengan nada pasrah, tahu waktu adalah hal yang tak mereka miliki saat ini.
Setelah makan pagi, JaeIk dan SuHyeok keluar dari aula makan dan berjalan ke panti asuhan tempat JaeIk akan menitipkan SeBin. Saat itulah SuHyeok memutuskan untuk bicara dengannya.
"Semalam kita membicarakan kemungkinan pengambil alihan bukan? Dan hal pertama yang kalian lakukan pastinya adalah mencari tahu keadaan di luar..."
"Majji..."
"Sebelum itu... Ada hal yang harus kau tahu, Hyungnim!" mulainya,
"Mwoga isseo?"
"Kurasa... Aku punya informasi yang akan membantu situasimu pasca pengambil alihan..." kata SuHyeok, sukses membuat JaeIk terdiam.
Pemuda itu menarik napas panjang dan menegakkan tubuhnya bersiap menghadapi reaksi JaeIk yang tak bisa dia perkirakan.
"Beberapa kilometer ke tengah kota, keadaan cukup terkontrol. Selain beberapa zombie lemah yang berkeliaran, situasi cenderung aman. Yang tidak kau ketahui adalah... Pihak keamanan telah mengurangi jangkauan patroli mereka sejak beberapa minggu yang lalu, jadi semakin lama akan semakin banyak zombie yang berkeliaran jika kalian tidak memulai patroli sesegera mungkin!" jelasnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be Accepted | AllOfUsAreDead Fan Fiction (SuhyeokxCheongsan)
FanficLee CheongSan menghilang setelah membantu kawan-kawannya melarikan diri. Dia duel dengan GwiNam dan membuat pria itu tak bisa melarikan diri saat ledakan terjadi. Saat dia sadar dalam keadaan luka parah, NamRa yang menjaganya. Gadis itu juga yang m...