Momen mengerikan baru saja mereka alami.
Dan semua orang di sana tahu, bahwa mereka masih belum lepas dari momen mengerikan itu. Semua ini masih berlanjut, masih belum selesai.
Namun nyatanya, tak ada apa-apa yang terjadi.
Serpihan-serpihan dari ratusan patung terlihat sepanjang mata memandang. Patung yang memainkan instrumen pula tidak lagi bergerak, tak jua beranjak dari tempat mereka masing-masing.
Beberapa menit telah berlalu, dan Patung Hitam itu masih berdiri menghadap ke altar, dengan jarak tepat sebelas langkah dari altar tersebut. Masih lurus menghadap ke pintu gerbang Dungeon Ganda. Tak menunjukkan tanda akan bergerak, apalagi tanda-tanda perlawanan.
Tak ada apa-apa yang terjadi.
Para Hunter masih kesulitan mengatur nafas. Ryuji tiada henti memperhatikan sekeliling. Dalam jeda yang ada para Hunter berkumpul demi memastikan langkah selanjutnya, sembari menyembuhkan Hunter yang tadi cedera. Kali ini, penyembuhan secara menyeluruh.
Akari telah selesai menyembuhkan Hunter yang terluka,termasuk Mineru dan Ryuji. Gadis bersanggul mirip koala itu melirik Ryuji. Ranker-S Terkuat itu tampak tak menurunkan kewaspadaan. Dan hal itu sekali lagi menambah kagum yang Akari rasakan terhadap Ryuji.
Ryuji meneliti sekeliling secara mendetail. Meneliti serpihan dari ratusan patung, pada patung dengan instrumen, patung dengan tablet batu, dan Patung Hitam berserta altar yang muncul dari tanah itu.
Ryuji sadar, bahwa altar itu adalah lingkaran yang dia temui di tengah ruangan sebelumnya. Akari yang mengikuti gelagat Ryuji juga mendapati hal yang sama. Hal yang dia sebut lingkaran sihir di awal sebelum pertarungan tadi.
"Atau lingkaran ritual."
Akari bergidik mengingat intuisi Ryuji sebelumnya. Tertanya, apakah sekarang, ritualnya baru akan benar-benar dimulai?
Ryuji pula tertanya, apakah tepat memanggil lingkaran itu sebagai altar. Mengingat ukurannya, lingkaran itu lebih tepat disebut panggung. Berdiameter 40 meter, bukankah itu cukup besar untuk arena duel?
Tapi terdapat ukiran di lingkaran itu, yang membuat Ryuji berfikir itu lingkaran ritual. Jadi itu arena atau altar?
Semakin dipikirkan, maka semakin dalam semua orang di sana hanyut dalam pikiran. Kesunyian menerpa kelompok Raid beranggotakan 12 orang itu.
Patung Hitam masih berdiri di tempat yang sama. Pun masih menghadap ke arah yang sama, pintu gerbang Dungeon Ganda. Ryuji merasakan kejanggalan besar dari perilaku si Patung.
"Padahal dia sangat kuat, tapi tiba-tiba berhenti saat pertarungan masih belum mencapai klimaks," batin Ryuji, "sekarang, apa yang dia lakukan?"
Entah bagian mana yang lebih mengejutkan dari pemikiran Ryuji barusan. Bagian tentang perilaku aneh Patung Hitam, atau tentang pertarungan sengit tadi yang menurutnya belum mencapai klimaks.
Apapun alasannya, hal itu membuat para Hunter bisa bertahan. Melawan monster sekaliber ini, sangat beruntung tak ada lagi korban selama pertempuran. Walau mereka sudah kehilangan 3 anggota bahkan sebelum pertarungan terjadi.
Sekarang, tersisa 12 orang Hunter dalam ruangan tersebut.
Ryuji dengan kejanggalan yang dia rasakan tak ingin keadaan ini berterusan. Merasa bahwa dia harus melakukan sesuatu.
"Semuanya, bersiagalah."
Setelah Ryuji mengucapkan hal itu, para Hunter seketika memfokuskan diri. Merasa para Hunter sudah berada di posisi siaga, Ryuji maju menuju panggung besar tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Solo Leveling: Jikan
FanfictionㅤMengisahkan tentang Hunter Rank-E terlemah, yang tumbuh menjadi yang terkuat? Jangan ke sini, pergi baca novel aslinya. Cerita ini malah mengisahkan tentang Hunter Rank-S terkuat, yang tumbuh lebih kuat lagi. Berkisah seputar Hunter Terkua...