Chapter 08

106 22 5
                                    

   "Pergilah."

   Samar, suara lembut terdengar dari bibir halus seorang gadis.

   "Tapi…"

   Gadis itu tersenyum lebar.

   Berhenti sejenak, kemudian…

   …melafazkan kata yang akan selalu diingat oleh seorang Ryuji Goto.

   Kalimat yang tak akan Ryuji lupa.

   Ledakan Mana yang besar melemparkan sosok Patung Hitam sejauh belasan meter. Energi yang terlepas itu besar, sangat besar, jauh lebih besar dari sebelumnya.

   "Menyerah!?"

   "Omong kosong!!"

   Kilatan merah itu melaju lurus ke arah si Patung. Patung itu menahan, namun terlempar oleh serangan cepat itu. Kelajuan yang hebat, sangat cepat, jauh lebih cepat dari sebelumnya.

   Namun si Patung Hitam bahkan tak sempat untuk tersentak kaget.

   Ryuji muncul di samping Patung yang tubuhnya masih terlempar. Tebasan kilat ke leher Ryuji lancarkan sebelum sabit Patung Hitam mencoba menahan, namun tebasan itu malah mengenai leher di sisi sebaliknya. Serangan dari dua arah itu dilancarkan dengan kecepatan yang bahkan tak bisa diikuti oleh si Patung Hitam.

   Tubuh si Patung terlempar ke tepi dan anehnya, berputar di udara. Berputarnya tubuh si Patung adalah upayanya menghindari serangan mematikan Ryuji. Namun serangan itu sedikit mengenainya dan membuat tubuhnya terlempar sambil berputar.

   Terlihat goresan besar pada leher si Patung.

   Patung Hitam segera mendarat dan refleks mengangkat sabitnya tinggi ke atas. Ryuji yang saat ini berada di udara berniat menyerang dengan memanfaatkan Mana yang besar dan berat momentum dari pergerakannya.

   Ryuji mengayunkan pedangnya ke bawah.

   Ka ching.

   Dua senjata beradu.

   Kaaa boooomm!!

   Letusan Mana yang besar terjadi lagi, membuat ratusan api di sekeliling ruangan hampir padam. Lalu ratusan obor itu memperbesar nyala apinya.

   Energi Mana pada Patung Hitam turut bertambah secara signifikan.

   Sekali lagi, si Patung Hitam bertambah lebih kuat.

   Patung Hitam berdiri kokoh menahan ayunan pedang Ryuji, namun kedua kakinya sudah terbenam di tanah akibat beratnya momentum serangan itu. Lantai di persekitaran telapak kaki si Patung dibuat retak dan berhamburan, lalu terlempar ke sekeliling karena tekanan angin dari serangan.

   Ryuji mendarat dan membungkuk ke bawah. Dengan cermat memutar tubuh dan melancarkan serangan ke paha kanan si Patung. Patung Hitam dengan cepat melindungi paha kirinya.

   Ka ching!!

   Ryuji sempat terbelalak, dia melakukan serangan yang sama seperti yang dilakukannya pada leher si Patung. Namun kali ini serangan itu bisa ditahan oleh lawan.

   Berhasil mengamankan paha kiri, Patung Hitam mengayunkan sabit besarnya dari atas ke bawah. Ryuji menahan sabit itu dengan pedangnya, dan momentum itu digunakan si Patung untuk keluar dari lantai yang mengubur kakinya.

   Masih di udara, Patung itu kembali mengayunkan sabitnya.

   Ryuji menghindar dengan margin setipis kertas, tampak sehelai rambut yang melayang akibat dipotong sabit lawan.

Solo Leveling: JikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang