Beberapa jam yg lalu,tepatnya jam enam pagi,nampak Beomgyu yg terbangun dari tidurnya,remaja itu melihat ke sekelilingnya dan samar-samar ia melihat punggung soobin yg menjauh meninggalkannya.
"Bang bin..hmm..kayaknya gua ngerepotin bang bin..bang bin pasti bolak balik buat jaga gua,roti kukus dan taehyun..gua harap gua bisa pulang hari ini..supaya gak ngebebanin bang bin lagi.."fikir Beomgyu menatap sendu ke arah perginya soobin.
Beomgyu menghela nafas berat,terlihat ekspresi bersalah yg menyelimuti wajah anak SMA itu "maafin gua bang bin.."
gumamnya sembari mencari-cari hp nya.Setelah mencari hp nya selama beberapa menit,Beomgyu akhirnya menemukan hp nya yg berada di bawah selimut,namun ketika remaja itu baru saja menghidupkan hp nya,ekspresi nya terlihat sangat kaget, matanya pun terbelalak saking terkejutnya melihat pesan yg masuk ke hp nya.
"Ini..ini gak benar kan..."gumamnya dengan suara bergetar,remaja itu langsung saja menelfon pengirim pesan yg tak lain adalah tetangganya.
"Angkat Ara..angkat.."lirihnya nampak putus asa.
Dan tak lama kemudian terdengar suara dari seberang telefon "bang Gyu..? Bang gyu dimana bang?cepat pulang...ibu Abang...ibu Abang meninggal bang"ucap Ara, dengan nada suara sedih.
"Deg"Beomgyu sontak terhenyak mendengar ucapan Ara,sedikit harapan bahwa pesan yg dikirim Ara adalah salah perlahan menghilang dalam sekejap mata.
"Tidak..ini tidak mungkin..ibu.."Beomgyu langsung melepas infus nya dengan tangan yg gemetaran,ia tak mempedulikan rasa sakit ketika infus itu di cabut dari tangannya,sungguh,rasa sakit ketika infus dicabut tiba-tiba tak seringan yg ada di film-film.
"Tuhan...gua mohon..katakan ini tidak benar tuhan.."batinnya sembari berlari sekencangnya keluar dari rumah sakit.
Sesampai nya di depan rumah sakit, remaja yg masih memakai baju pasien itu langsung menghentikan sebuah taksi.
"Pak..tolong ke alamat xxxxx...cepat pak!!" tekan Beomgyu sembari berteriak.
Supir taksi pun langsung melaju mobilnya ke arah rumah beomgyu.
Beomgyu terus mendesak supir taksi untuk mempercepat laju taksi,terlihat sekali kepanikan dan kekhawatiran serta syok berat sedang menyelimuti anak SMA itu.
"Gua mohon..ya tuhan..tolong..tolong katakan ini tidak benar..."batinnya menatap ke depan.
Dan tak lama kemudian taksi berhenti di tepi jalan raya,jarak jalan tersebut dengan rumah Beomgyu cukup jauh.
"Kenapa berhenti pak..jalan terus pak.. masuk ke gang itu pak.."Beomgyu heran.
"Tidak bisa nak..lihatlah gang itu di penuhi mobil..turun saja di sini...biayanya xxxxx" jawab supir taksi sembari menunjuk ke jalan menuju rumah Beomgyu yg di penuhi mobil.
"Hah sial..ada apa lagi ini.."Beomgyu tak punya pilihan,ia langsung saja turun dari taksi dan bergegas berlari ke arah rumahnya.
"Ada apa hari ini..kenapa banyak sekali mobil...firasat gua gak enak.."fikir Beomgyu melihat ke mobil-mobil yg ia lewati ketika berlari,dan karna fokus nya terbagi,Beomgyu pun menabrak seseorang tidak jauh dari rumahnya,itu hanya berjarak dua rumah.
"Bruk.."Beomgyu dan orang yg di tabrak nya jatuh kebawah,namun bukan hanya jatuh biasa,sebuah kamera berukuran besar ikut jatuh dan menimpa lengan Beomgyu,kamera itu tadi di pegang oleh orang yg ditabrak Beomgyu.
"Akh.."rintih Beomgyu merasa sakit di bagian lengannya,namun ia tidak memiliki waktu mempedulikan rasa sakitnya,ia langsung saja berdiri dan memberikan kamera itu kepada pemiliknya.
"Maaf..maaf pak.."ujar Beomgyu sembari menundukkan kepalanya.
Namun di sela-sela aktivitas Beomgyu tersebut,atensi nya teralihkan saat sudut matanya melihat tandu yg akan di bawa masuk ke ambulans yg berada di depan rumah beomgyu,dan beomgyu langsung mendapat firasat buruk saat melihat polisi dan reporter mengerumuni rumahnya, selain itu garis polisi yg di pasang di depan rumah beomgyu menambah ketakutan yg menjalar di hati beomgyu.
"Apa..apa yg sedang terjadi?"tanya Beomgyu entah kepada siapa,dunia nampak berjalan cepat di mata Beomgyu, para reporter dan pemilik kamera tadi langsung berlarian mengerumuni tandu yg sebentar lagi menaiki ambulans,di tandu itu tampak seseorang yg ditutup oleh kain putih,pertanda bahwa orang tersebut telah meninggal.
"I..Bu?"ucap Beomgyu bergetar saat melihat tangan dari orang yg ditutup kain itu terkulai,tangan yg mengenakan cincin perak itu sangat dikenal oleh Beomgyu, tangan dari wanita yg sangat di sayanginya.
"Tidak..tidak...ibuuuu!!!!!"tubuh Beomgyu yg awalnya tak bisa bergerak saking syok nya langsung berlari kencang menerobos kerumunan reporter yg sedang meliput, ia langsung menuju ke tubuh ibu nya yg sudah tak bernyawa.
Namun tiba-tiba polisi menghalangi Beomgyu yg sebentar lagi sampai ke dekat mayat ibunya "nak...tidak boleh mendekat nak..menjauh lah.."usir polisi itu kepada Beomgyu yg raut wajahnya sudah tak karuan.
Tetapi Beomgyu tak menghiraukan perkataan polisi itu,ia langsung saja mendorong jauh polisi itu dan langsung berlari mendekat ke mayat ibunya.
"Awas!!!dia..dia ibuku!!!"teriak Beomgyu mendorong keras polisi itu tanpa memedulikan lengannya yg cidera karna kamera tadi.
"Ibuu..ibu??"Beomgyu menguatkan hatinya,ia berusaha keras mengangkat tangannya yg gemetaran,ia lalu membuka dengan pelan kain putih yg menutup mayat itu,dan seketika Beomgyu terdiam beriringan dengan air mata nya yg menetes deras saat ia melihat dengan kedua matanya mayat ibunya telah terbujur kaku dan bersimbah darah.
Dan ketika Beomgyu terdiam,polisi dan petugas langsung membawa masuk tandu itu ke ambulans,setelah itu ambulans langsung melaju meninggalkan tempat itu, diikuti dengan para reporter yg mulai membubarkan diri.
Namun di saat dunia masih berjalan dan berputar seperti biasanya,Beomgyu masih saja terdiam kaku dengan tangan yg gemetaran dan air mata yg tidak berhenti berceceran,ia perlahan mengalihkan pandangannya ke ambulans yg sebentar lagi menghilang di ujung gang,ia menatap lekat ambulans itu sampai tak terlihat lagi "tidak..ibu.."lirih Beomgyu terjatuh ke tanah,remaja itu tergeletak di tanah yg dingin diiringi dengan kesadarannya yg mulai menghilang,matanya tertutup perlahan seiring dengan rasa sakit di kepala dan syok mentalnya yg teramat berat hingga jiwa dan raganya tak sanggup lagi menanggungnya,Beomgyu pun kehilangan kesadarannya dan hal terakhir yg ia lihat adalah garis polisi yg terpasang di depan rumahnya.
"Ibu.."rintih Beomgyu tak sadarkan diri beriringan dengan rintik hujan yg datang perlahan membasahi Seoul dan berakhir menjadi hujan sedang.
Dan di kejauhan nampak seorang gadis SMP yg berlari ke arah Beomgyu dengan ekspresi panik yg tak kalah dari ekspresi Beomgyu tadi.
"Bang Gyu!!!!Abang!!!"teriak Ara menghampiri tubuh Beomgyu yg tergeletak di tanah.
Ara langsung merangkul Beomgyu di pelukannya sembari mencoba membangunkan Beomgyu "Abang!!! Abang!!! Bangun Abang!!!tolong!!tolong siapa saja!!tolong Abang Gyu.."teriak Ara meminta tolong kepada siapa saja yg ada di sana dengan air mata yg menetes berjatuhan ke pipi anak SMP itu.
Mendengar panggilan dan teriakan Ara, orang-orang yg awalnya sibuk dan tak memperhatikan Beomgyu yg pingsan langsung berkerumun dan membantu Beomgyu.
Dan dunia masih saja berjalan walaupun seseorang telah pergi meninggalkan dunia dan orang yg menyayanginya.
🌻🌻🌻🌻
12 November 2022
Hai hai hai🤚🤚
Apa kabar pembaca sekalian,semua sehat kan !!!!
Penulis dah kembali setelah sekian lama Hiatus,karna itu jika ada kesalahan kata tolong di coment dan di maklumi yak😊Sampai jumpa lagi!!!!
Jangan lupa tekan gambar ⭐

KAMU SEDANG MEMBACA
My First Friend's Cancer/Kanker Teman Pertamaku [TXT]
РізнеRumah sakit adalah tempat pertemuan pertama dan terakhir bagi kelima orang itu, dan kepergian yg tiba-tiba membawa penyesalan yg tak pernah berakhir.