Gunting Yg Hanya Menembus Kulit Luar

75 7 0
                                    

Hari ini sama seperti kemarin,entah mengapa waktu berjalan lama,dan alam pun seolah tahu dengan kesedihan yg dialami lima pria tampan.

Beomgyu masih saja berdiri di depan pagar rumah nya,pandangannya tak lepas dari rumah tempat ia di besarkan itu.

Tak lama kemudian Beomgyu berjalan mendekat ke salah seorang polisi,ia nampak bertanya kepada polisi itu,lalu setelah itu ia berjalan menjauh dengan tangan yg masih saja bergetar.

Ia berjalan dengan langkah sedang di tengah hujan yg masih menetes,walaupun ia merasakan sakit di lengan dan kepalanya,remaja itu tampak tak peduli dan hanya fokus dengan yg ia fikirkan saat ini.

Beomgyu berjalan melewati gang yg hanya bisa dimasuki satu mobil itu,hingga ia berhenti melangkah di halte bus,tak lama kemudian bus berhenti,Beomgyu pun masuk ke bus itu.

Beomgyu duduk di dekat kaca bus, pandangannya masih saja kosong memandangi jalanan yg dibasahi hujan, entah apa yg sedang difikirkannya.

Tak lama kemudian bus berhenti,Beomgyu pun turun,ia lalu menoleh ke sebuah bangunan bertingkat yg bertuliskan kepolisian Korea,Seoul.

Beomgyu lalu masuk dengan langkah seperti biasanya,masih dengan wajah datar tanpa ekspresi,ia masuk ke kantor polisi itu dan langkahnya terhenti di dekat meja polisi,atensinya saat ini terfokus ke seorang pria paruh baya yg sedang tertunduk lesu,pria itu tengah ditanyai oleh penyelidik.

"Kenapa anda membunuh istri anda?" tanya penyidik kepada pria paruh baya yg tak lain adalah ayah Beomgyu.

Mendengar pertanyaan dari penyidik itu,beomgyu merapatkan giginya dan mengepalkan tinjunya.

"Pak..saya menghargai Anda jika Anda kooperatif dalam penyelidikan,jika tidak anda tau konsekuensi nya...kenapa anda membunuh istri anda dan kenapa anda memilih menyerahkan diri dan bersama dengan mayat istri anda semalaman... Jelaskan.."tanya penyidik itu kembali,ia menekankan perkataanya karna ayah beomgyu tak mau menjawab sedari tadi.

Ayah Beomgyu perlahan mengangkat kepalanya,ia lalu menampilkan senyuman nya "dia..jalang itu...pantas mati...hehe" jawab ayah beomgyu tak menampilkan ekspresi bersalah sedikit pun.

Mendengar jawaban ayahnya,Beomgyu langsung merasakan amarah yg menjalar ke ubun-ubunnya,dari sorot matanya ia tampak akan membunuh ayahnya itu saking marahnya.

Begitu pula dengan penyidik yg bertanya tadi,ia terlihat marah setelah mendengar jawaban,ia bahkan membuat patah pena yg sedang ia pegang.

"Jalang?apa maksud anda?"tanya penyidik itu kembali,ia berusaha menahan amarahnya.

"Hmm...ya..jalang itu..dia seenaknya berselingkuh dengan pria lain...dia fikir aku tidak tahu...dia salah...dia pantas mati di tanganku.."ayah Beomgyu awalnya tersenyum,lalu ia menjelaskan seolah tindakan yg ia lakukan benar.

"Itu tidak benar..ibu tidak mungkin selingkuh.."batin Beomgyu penuh penekanan dan amarah,ia lalu melihat ke gunting yg ada di atas meja polisi, tatapannya ke gunting itu nampak aneh, remaja itu mengambil gunting itu tanpa diketahui oleh para petugas polisi yg sibuk dengan pekerjaannya.

Tanpa fikir panjang,Beomgyu langsung berjalan mendekat ke ayah nya yg sedang duduk berhadapan dengan polisi,Beomgyu menyembunyikan gunting itu di balik bajunya,ia berhenti di belakang ayahnya.

Penyidik heran melihat pemuda yg berdiri di belakang tersangka pembunuhan itu "nak?kamu siapa nak? Kenapa berdiri di sana?menjauh nak,dia itu pembunuh.."peringatan penyidik itu kepada Beomgyu.

Namun Beomgyu hanya diam,tatapannya tak lepas dari punggung ayahnya.

"Ayah"panggil Beomgyu pelan,ayahnya pun langsung menoleh ke belakang dan langsung berdiri.

My First Friend's Cancer/Kanker Teman Pertamaku [TXT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang