Atmosfer depan gerbang sekolah terasa mencekam, Jeno sedang berhadapan dengan Jefando dan gengnya. Sekolah sudah sepi karena para murid sudah hampir pulang semua menyisakan Cellyka yang sengaja pulang terlambat soalnya ada janjian sama Jefando sedangkan Jeno mengikuti Cellyka.
Jeno menahan tangan Cellyka yang hendak naik ke atas motor Jefando. "Cell gue mau bicara sama lo " Ucapnya dengan tatapan tajam ia layangkan kearah Jefando.
Jefando turun dari motornya lalu menyembunyikan Cellyka dibelakang tubuh tegapnya. "Mau bicara apa? Bicara aja disini gak usah tarik - tarik"
"Gue gak ada urusan sama lo urusan gue sama Cellyka, lu siapanya dia berani ikut campur "
"Gue pacaranya. Lu siapa berani - beraninya deketin cewek gue "
Jeno terkekeh sembari menatap Jefando remeh, kalau boleh jujur sebenarnya ia tak menyangka dengan jawaban yang keluar dari mulut Jefando, Cellyka pacarnya Jefando? Lalu bagaimana dengan dirinya.
"Oh ya? Apakah setelah lo tau hal ini lo masih terima jadi cowoknya "
"Cellyka saat ini hamil anak gue "
Jefando memasang wajah terkejutnya, mulutnya sudah terbuka lebar tapi setelah itu ia malah tertawa terbahak - bahak, sumpah kalau jadi Jeno pasti kesel bgt sih liat muka nya Jefando.
"Oww, saya terkejut! Ya saya sudah tau, tapi saya gak masalah soalnya Cellyka udah memutuskan buat aborsi jadi tidak masalah bagi saya "
Rahang Jeno mengeras, tanganya terkepal darahnya juga terasa naik keatas ubun - ubun. Laki - laki didepannya ini memang menyebalkan tapi lebih menyebalkan lagi mendengar jawaban dari Jefando.
"Oh jadi lo cowok yang udah mempengaruhi Cellyka buat aborsi, kurang ajar lo "
Jeno maju hendak memukul Jefando tetapi Jefando segera menghindar, ia mundur sembari membawa Cellyka sedangkan teman - temanya beralih melawan Jeno. Awalnya Jeno masih bisa mehandle mereka semua tapi lama kelamaan namanya dikroyok ya jelas ia kalah juga.
Jeno dihajar teman Jefando habis - habisan didepan Cellyka, jujur saja sebenarnya Cellyka gak tega liat Jeno kaya gini rasanya ia ingin berlari dan memeluk lelaki itu, tapi Jefando selalu menggenggam tanganya seolah menahan dirinya untuk tidak bergerak barang sedikitpun.
"Tahan ya Cely, jangan goyah dulu biarin Jeno menebus kesalahannya ini belum seberapa. Nanti saat yang tepat kamu boleh peluk laki - laki brengsek itu. Nanti kalau kamu udah jadi pribadi yang lebih kuat" Bisik Jefando di telinga Cellyka membuat hatinya lebih tenang, ia tersenyum kearah Jefando sembari mengangguk lucu membuat laki - laki yang 3 tahun lebih tua darinya itu menahan gemas.
Jeno akhirnya terkapar ditanah matanya terpejam entah pingsan atau mungkin mati gak ada yang tau. Yang jelas apa yang Jefando lakukan saat ini membuat Cellyka memohon - mohon sambil menahan tanganya yang membawa sebalok batako.
"Kak Jef udah, jangan bunuh Jeno hiks " Cellyka udah berkaca - kaca menatap Jefando sedangkan lalaki itu hanya menampilkan wajah cengonya agaknya Jefando ngebug dengan perkataan Cellyka.
"Siapa yang mau bunuh, orang ini buat bantalan nih cowok " Ucapanya seraya mengangkat kepala Jeno lalu diberi batako dibawanya layaknya bantal.
Kalau dipikir apa faedahnya ya Jefando ngasih Jeno batako buat bantalan, sama aja rasanya keras cok! Yaudah lah ya biarin aja sesukanya Jefando.
******
Saat ini Jeno, Alana dan Cellyka sedang duduk disofa ruang tengah kediaman Cellyka. Entah bagaimana ceritanya yang jelas Jeno sama Nana ngarang ada tugas kelompok sama Cellyka gitu, bilangnya sama mamanya Cellyka pas tadi ada dirumah tapi beliau saat ini kembali kekantor sang suami menemani lembur.
Emang nyebelin ya mereka bisa - bisanya ngaku - ngaku datang kesini mau ngerjain tugas kelompok, padahal ada tugas aja enggak. Mana kerumah Cellyka cuma bawa satu buku yang digulung terus dimasukin saku celana lagi. Udah mirip bocil - bocil yang suka minta Tdd ke penceramah waktu teraweh. Cellyka sendiri juga gak bisa nolak soalnya ada mamanya dikira ia yang malas belajar nanti jadi saat ini ia hanya pasarah meladeni Jeno dan Alana.
"Pulang kalian! " Ucap Cellyka ketus.
"Oke!..... pulang lu Na, gue udah gak butuh lo lagi " Jeno emang ngajak Nana cuma buat temen aja supaya orang tuanya Cellyka percaya mereka berniat tugas kelompok, tapi karena mamanya Cellyka udah pergi jadi Jeno suruh Alana pulang aja. Emang laknat ya Jeno, gak usah ada yang temenan deh sama Jeno.
"Jijing kau wahai Jono! " Umpat Alana, mentap Jeno datar.
"Ck, Sunana lu pulang aja gih bawa motor gue biar emak gue percaya gue nginep dirumah lu, gue mau bicara empat mata sama Cellyka " Bisik Jeno ditelinga Alana.
"Asu! Terus ngapain lu tadi ngajak gue bangsat! Yaudah sini minta duit dulu buat beli Jes " Alana udah menadahkan tanganya didepan Jeno.
"Baju Dior, sepatu Adidas, Motor nya dua, rokok Minta! "
"Crewet su! Ngapelin cewek sendiri gak berani aja ngamplek! " Balas Alana tak terima, setelah menerima uang dari Jeno baru deh Alana pamitan sama Cellyka pulang lebih dulu.
"Lu ngapain gak ikut pulang " Tanya Cellyka pada Jeno.
"Gue mau tidur disini "
"Gak! Apaan sih Jen, gak ada kamar kosong disini kalaupun ada gue gak ngijinin juga lo nginep disini"
"Terserah yang jelas gue mau tidur disana " Ucap Jeno menunjuk salah satu kamar dilantai dua, mata Cellyka bergulir mengikuti telunjuk Jeno.
"Maksud lo? Lu mau tidur gitu sama gue "
"Dih pede!gue gak ada niatan tidur sama lo orang gue mau tidur sama anak gue "
"Anak lo siapa? "
"Tuh yang diperut lo " Ucap Jeno sembari memajukan dagunya kearah Cellyka.
"Gak! Pulang lu --akh " Ucapan Cellyka terputus karena Jeno yang tiba - tiba menggendongnya ala bridal style lalu dibawa menuju lantai dua tempat kamar Cellyka berada.
Untung Aja dirumah Cellyka cuma ada Bibi Jum sama kang Man yang udah ada di ruang belakang sedangkan kedua orang tua Cellyka jelas tak akan pulang malam ini mengingat dua - duanya gila kerja makanya Jeno semrintil mau nginep.
Cellyka memberontak digendongan Jeno, kakinya menendang - nendang udara minta diturunkan.
"Jeno gak mau, turunin!"
"Sutttt, jangan teriak malem - malem sayang. Kamu udah minum susu belum,mau aku buatin "
"Gak perlu, aku bakal tetep aborsi!"
Maaf ges update nya gak menentu soalnya sekarang pulang malem terus ketiduran.