Sudah satu jam lamanya Cellyka berdiri didepan gerbang sekolah menunnggu sopir menjemputnya tapi tak kunjung datang juga, ia pun akhirnya memilih untuk pulang berjalan kaki saja dari pada harus menunggu lebih lama lagi. Toh dia memang sudah sering pulang jalan kaki.
Sekitar 10 menit Cellyka berjalan, sedari tadi ia merasa diikuti oleh seseorang dan benar saja sampai dijalanan sepi tiba - tiba saja ada dua laki - laki berbadan kekar menghadangnya.
"Ma - mau apa kalian "Ucap Cellyka seraya berjalan mundur, dua orang tadi hanya tertawa melihat wajah ketakutan Cellyka.
"Kita mau menyingkirkanmu atas perintah seseorang nona" Jawab salah satu lelaki itu.
Cellyka mulai ketakutan apalagi saat dua pria itu berjalan mendekatinya,nafasnya memburu dengan jantung yang berdetak kencang. Pikiran Cellyka buyar, sekarang yang ada dalam benaknya cuma satu.... Jeno.
Lari itulah yang bisa Cellyka lakukan saat ini, berharap Jeno datang menyelamatkan nya namun sepertinya mustahil. Jika bukan Jeno seenggaknya ada malaikat penyelamat yang Tuhan kirimkan untuknya.
Kini Cellyka berhenti berlari saat sampai diujung jembatan, ia membalikan badanya menghadap dua lelaki berbadan kekar yang mengejarnya sedari tadi.
"Jangan tolong jangan sakiti saya " Ucap Cellyka penuh permohonan.
"Hahaha, mau lari kemana lagi kamu gadis kecil "
"HIKS JENO TOLONGIN GUE" Teriak Cellyka histeris.
"Kau meminta pertolongan bos kami? Hahaaha yang benar saja nona kecil. Kami adalah orang suruhan Jeno untuk mencelakai mu asal kau tau "
Cellyka menggeleng hebat dengan air mata yang sudah membanjiri pipi tembamnya. Iya tak menyangka! Jeno, orang yang ia harapkan datang menyelamatkan nya adalah orang yang mempunyai niat mencelakainya. Lebih dari itu Cellyka merasa hatinya sakit sekali, jadi untuk apa tujuan Jeno selama ini baik padanya. Apakah ini termasuk rencana Jeno juga agar lebih mudah menyingkirkan nya.
"Lu jahat Jeno,gue benci lu!Maafin bunda ya sayang apa pun yang terjadi nanti,bunda mungkin gak bisa selamatin kamu" Batin Cellyka dalam hati. Ia sudah memutuskan pilihannya saat dua lelaki itu menghampiri nya secara perlahan, dari pada harus tertangkap lebih baik ia melompat dari jembatan.
Dua lelaki itu terkejut saat Cellyka nekat lompat dari jembatan, mereka menoleh kebawah pandangannya tertuju pada aliran sungai yang lumayan deras.
"Gimana nih, kita belum bawa gadis itu ke bos tapi dia udah mati duluan"
"Gak papa itu malah lebih baik mempercepat tugas kita, sekarang kita ketemu bos aja dan bilang kalau tugas kita udah beres " Teman pria itu mengangguk lalu pergi meninggalkan area itu.
Sementara itu saat ini Cellyka sedang berjuang mempertahankan kekuatannya untuk berpegangan pada besi Jembatan. Ia hanya bisa berdoa ada keajaiban yang bisa menariknya kepermukaan.
"Jen kalau lu gak mau anak ini, seenggaknya lu gak membunuh dia Jen dia gak salah apa - apa. Gue baru tau ada orang sejahat dan setega lo didunia ini" Batin Cellyka dalam hati, ia sudah pasrah genggaman tangannya pada besi mulai melepas, ia memejamkan matanya. Selama beberapa detik hanya kesunyian yang ia rasakan hingga tiba - tiba ia merasakan ada tangan yang menahan nya.
"Hey cewek lu gila?! Lu pikir dengan lu mengakhiri hidup lu masalah lu bakal selesai gitu? "
"To - tolongin gue " Ucap Cellyka memelan, tenaganya benar - benar sudah habis.
"Nah pasti lu udah dikasih gambaran akhirat ya makanya lu gak jadi bunuh diri. Beruntung lu masih diberi kesempatan Tuhan" Cowok itu menarik tubuh Cellyka dengan kedua tanganya hingga gadis itu berhasil sampai kepermukaan kembali.