Kini adalah waktunya para tamu undangan untuk memberikan ucapan selamat kepada pengantin baru didepan, mereka sudah antri dan ini giliranya Marka. Setelah mengucapkan selamat kepada Cellyka kini Marka beralih merangkul sahabatnya yaitu Jeno.
"Wah anjir anjir Jen, nikah juga lo selamet bro " Ucap Marka heboh.
"Hemm"
"Hm hm aja sariawan lu jen?! Btw bisa dong Jen nanti malem sambil live ig itung itung gue sambil belajar buat malam pertama gue nanti "
"Ndasmu! Dah sana minggat ah rusuh bener lu " Kesal Jeno sama Marka tu kalau ngomong gak difilter dulu, kan ia jadi malu sama Cellyka. Mana ekhem...istrinya itu denger ucapan Marka jadi senyum canggung gitu lagi.
Setelah Marka out kini giliran Alana yang berdiri dihadapan Cellyka,lelaki itu sudah memajukan bibirnya dramatis menatap Cellyka , sumpah pengen Jeno tampol itu wajah sok memelas Nana.
"Sedi aku~"
Cellyka cuma ketawa liat eksperesi Alana ia menarik tangan lelaki itu lalu ia peluk sambil puk puk punggung belakang Alana, lelaki itu juga membalas pelukan Cellyka buat Jeno jadi cemburu aja, mau ngegampar pala Nana tapi masih banyak orang kan ya gak mungkin.
"Celi~pokoknya ya kalau sampai si jono itu nyakitin lu, gak usah pikir panjang cerai in aja terus nikah sama aku ya " Lagi - lagi Cellyka cuma ketawa dengar ucapan Nana sambil mangut mangut setuju. Kalau sama Nana itu yang penting di iya in aja dulu.
Setelah bilang itu ke Cellyka Alana langsung jalan lagi soalnya belakang masih banyak yang ngantri, ia juga nylonong aja gitu tanpa mengucapkan selamat ke Jeno.
"Anak setan!! " Gumam Jeno sambil mlongo liatin Alana yang berjalan melewatinya.
Udah dibikin kesel sama dua sahabatnya, Jeno dibuat kesel lagi sama Jefando yang tadi sempet ngancem dia kalau berani nyakitin Cellyka dia gak akan tinggal diam. Ini orang pada kenapa sih? Yang mau nyakitin Cellyka tu siapa???? Cellyka mah bakal disayang sayang ama Jeno.
Tadi Jefando juga datang sama bundanya, dokter Fanny, beliau juga nangis haru liat Cellyka gak tau aja kenapa bisa sampai nangis padahal mamanya Cellyka biasa aja. Cellyka liat bunda Fanny nangis akhirnya ikut nangis juga keduanya itu emang udah deket banget layaknya anak sama ibunya, Cellyka juga selalu ngerasa nyaman kalau sama dokter Fanny maupun Jefando.
****
Selesai acara tadi Jeno ajak pulang Cellyka duluan kerumah ,keluarga nya masih ngumpul disana. Jeno memutuskan pulang dulu soalnya kasian sama Cellyka yang udah kelihatan kecapean.
Jeno membuka pintu kamarnya untuk Cellyka wanita itu berjalan masuk lebih dulu, yang ia lihat pertama adalah bed cover Jeno gambar transformer seketika ia pun terkekeh. Mana pas ia telusuri lebih jauh banyak koleksi mainan anak - anak lagi. Sedangkan Jeno cuma garuk garuk kepala karena lupa membenahi kamarnya mengingat ia tak akan menggunakannya sendiri mulai saat ini.
"Emm Cel aku duluan yang mandi apa kamu? " Tanya Jeno canggung, tanganya mengelus belakang lehernya untuk menutupi kegugupan.
"Aku dulu ya Jen, udah lengket banget " Jeno ngebug seketika denger Cellyka membahaskan aku kamu biasanya kan kalau sama si Jeno Lu Gue.
"O-o ya aku tunggu disini " Ucap Jeno menunjuk pinggiran ranjang, Cellyka mengangguk lalu melangkah menuju toilet sedangkan Jeno duduk dipinggiran ranjang sembari bermain game online diponselnya.
Tak butuh waktu lama kini Cellyka telah menyelesaikan aktivitas mandinya, namun sialnya Cellyka lupa mengambil baju ganti dikopernya lalu bagaiman sekarang apakah Cellyka harus meminta bantuan Jeno.
Lama berfikir akhirnya Cellyka memilih meminta bantuan Jeno dari pada ia keluar dengan menggunakan handuk pendek yang mungkin hanya bisa menutupi sampai atas paha.Cellyka melilitkan handuk ditubuhnya lalu kepalanya menyembul keluar memanggul Jeno
"Jen"
"Jennn" Panggil Cellyka sekali lagi tapi tak ada sautan dari Jeno.
"Apa Jeno kebawah duluan ya? Tapi tadi bilangnya nunggu in ishh"batin Cellyka.
" Jen"
"JENOO! "Teriak Cellyka kesal karena tak mendapat respon.
Sementara Jeno yang menunggu di luar sampai ketiduran padahal tadi masih main game seketika kaget mendengar teriakan Cellyka.
" Eh anjai anjai kaget gue "
Jeno langsung loncat dari ranjang dan berlari kearah kamar mandi, ia berfikir terjadi sesuatu pada Cellyka makanya lelaki itu panik.
"Iya Cel kamu gak papa kan? Kenapa manggil " Ucap Jeno di luar kamar mandi.
Cellyka membuka pintunya sedikit lalu kepalanya menyembul lagi " Jen emm itu... "
"Kenapa ada yang sakit? Perut kamu sakit "
"Aduh bukan, aku mau minta tolong Jen "
"Iya apa, minta tolong apa Cellyka"
"A-ambilin baju gue d-dikoper gue lupa ngambil tadi "
"Oooo itu doang kirain kenpa tadi oke wait "
"Bentar Jen sama itu emm d-daleman aku juga "Ucap Cellyka sedikit malu.
" D-daleman owh, oke lu tunggu gue ambil"Ucap Jeno terbata entahlah kenapa ia malah gugup sekarang.
Usai mengambil apa yang Cellyka minta, Jeno kembali lagi kedepan pintu toilet untuk memberikan pakaian Cellyka.
Tok Tok Tok
"Cel ini baju kamu " Ucapnya kemudian tak lama pintu terbuka dan Cellyka mengambil bajunya, sumpah dia malu sekali walau sudah menjadi suami istri sekarang.
"Makasih Jen " Lalu kembali menutup pintunya.
"Huhhh gila hampir aja tadi si joni tegang anjrot" Gumam Jeno melirik bawahnya.
Dan bergumam kembali "lo yang sabar ya joni, gak akan ada jatah jadi gak usah tegang - tegang, istri gue lagi bunting gak mungkin gue bisa lakuin itu, yang ada gue digaplok sama dia" Kemudian Jeno menghela nafas berat.
Selesai Cellyka keluar dari kamar mandi kini giliran Jeno yang masuk kedalam. Ia menyuruh wanita itu untuk beristirahat lebih dulu tapi pas Jeno selesai ternyata Cellyka masih terjaga.
"Loh kok belum tidur Cell"Jeno berjalan lalu duduk dipinggiran ranjang
"Gak bisa tidur Jen.... "
"Laper gak? Mau aku masakin nasi goreng sosis "
"Enggak Jen, aku ngantuk tapi gak bisa tidur" Emang iya sih Cellyka udah nguap mulu dari tadi mana matanya udah merah tanda ngantuk berat lagi.
"Yaudah ya tidur aja aku temenin " Ucap Jeno lalu kakinya naik keatas ranjang terus masuk dalam selimut.
Bilangnya sih mau nemenin tapi Cellyka malah dikasih pantat sama Jeno, dipeluk kek biar bisa tidur, lah ini istrinya malah dipunggung in. Sebenarnya Jeno cuma takut Cellyka masih gak nyaman makanya tidurnya munggungin.
"Andai ya dek ayah kamu tu om Alana, pasti kalau tidur kamu dielus -elus bukan dipantat in, yang sabar ya dek " Ucap Cellyka sambil elus perutnya.
Jeno yang denger itu seketika balik badan dengan tidak santainya lalu menatap Cellyka dengan bibir yang dimajukan sedangkan Cellyka berusaha mati - matian menahan tawanya.
"Kok bilangan nya gitu sih sayang ~"
"Ya habiskan aku sama dedek kamu pantat in , sedih aku "
"Ya kan aku cuman mau biar kamu gak--" Jeno menjeda kalimatnya memilih meneluspkan tanganya dikepala belakang Cellyka menarik wanita itu kedalam dekapannya.