Warning typo.
Masih adakah yang baca.
"Hyung.. Akh"
"Sayang"
"Sakit Hyung sakit sekali perutku akhh... "
"Sayang! Astaga ayo kerumah sakit"
"Akhh... Hyunggg sakit sekali"
"Makanya ayo kita kerumah sakit" Sehun menempeleng kepala sang suami dengan sedikit keras. Kan tadi memang sakit katanya sekarang mau dibawa kerumah sakit malah mukul. Gimana sih uke dikit-dikit marah kek cewek baru dateng bulan aja.
"Kan sakit sayang?"
"Bodoh sekali! Aku pengen berak bodoh"
"Oh tak bilang dari tadi" Chanyeol berdiri lalu mengangkat tubuh sang istri menuju kamar mandi. Sebenarnya Sehun beneran sakit perut bukan karena mau buang air tapi mungkin emang kontraksi aja mau lahiran. Tapi Sehun itu istri yang baik kan yak, tidak mau bikin suaminya panik terus lari tunggang langgang menuju rumah sakit. Nanti suaminya nangis. Dia hafal betul kalo Chanyeol nangis. Jelek banget kek ondel-ondel. Sehun kan nggak mau punya suami jelek.
"Nanti kalo sudah selesai panggil aku"
Sehun mengangguk saja dan membiarkan sang suami keluar dari kamar mandi. Sehun menatap pintu yang sudah tertutup lalu membuka celana tidurnya dan celana dalam miliknya. Sehun menatap kebawah hanya bisa melihat perut buncit dan kakinya saja. Sehun menghela nafas kemudian mengelus perutnya, senyum Sehun ngembang saat merasakan pergerakan bayinya didalam sana.
Ia tak pernah berpikir akan melangkah sejauh ini dengan orang yang dulu menabraknya dan meremas dadanya karena tak sengaja. Sehun sebenarnya dulu ingin sekali memotong tangan besar itu tapi mau bagaimana lagi orang yang dulu dia hindari sekarang menjadi teman hidupnya dan tengah mengandung anak pria yang dulu selalu dia hindari.
"Sayang apa sudah selesai?!!"
"Sebentar Hyung!" Sehun kembali memakai celana dan celana dalamnya kemudian berdiri dengan susah payah. Mengingat perutnya yang besar makanya susah buat berdiri, apalagi jalan pun harus meminta bantuan sang suami berjalan. Sehun menatap wajah tampan suaminya dengan wajah sedikit kesal. Sungguh Sehun sangat kesal sekarang. Mana suminya jelak lagi.
"Hyung gendong aku! Pinggang ku sakit, kakiku bengkak" Chanyeol mengangkat tubuh Sehun seperti pengantin. Sebenarnya mulut Chanyeol gatal ingin mengatai Sehun itu besar dan besar tapi nanti dia tak diizinkan buat nyentuh, meluk atau cium istri cantiknya ini. Sehun menatap suaminya itu dengan tatapan geli, Sehun ingin sekali tertawa keras saat ini juga tapi nanti Chanyeol ngambek. Sekarang Chanyeol itu ngambekan.
Pernah sekali Sehun berbincang dengan anak teman mertuanya, cukup lama memang tapi itu membuat hati Seorang Park Chanyeol terbakar dan ingin mencabik wajah anak teman orang tuanya itu. Saat sudah pulang Sehun didiami oleh suaminya dan itu membuat Sehun heran. Kenapa dengan suaminya itu. Padahal sebelum pulang biasa saja tapi kenapa setelah pulang muka tampan Chanyeol jelek sekali. Padahal kan cuma bincang saja gitu saja marah kek uke aja.
"Hyung jangan melamun"
"Ya sayang"
"Hyung tadi melamun?"
"Maaf hehehe" Chanyeol membaringkan dirinya sambil menelusup kan tangannya pada piama yang dipakai oleh sang istri. Sehun cuma bisa menikmati sentuhan sang suami ditubuhnya. Chanyeol membuka kancing piama bagian perut besar sang istri dan menunduk untuk mengecupnya. Chanyeol meletakkan telapak tangannya diperut itu dan bisa merasakan pergerakan bayinya. Beberapa minggu lagi Sehun akan kerumah sakit kandungan itu sudah memasuki bulan kesembilan dan mungkin bayinya belum mau keluar. Atau tidak mau melihat wajah jelek sang Daddy makanya belum mau keluar.