Apel Mana Lagi

Author's Note

Alhamdulillah!

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Dengan rahmat dan karunia-Nya, aku diberikan umur panjang untuk menyelesaikan novel yang berjudul Apel Mana Lagi. Aku amat bersyukur bisa menamatkan novel ini, terlepas dari hasil lomba yang telah diumumkan (ya, masih belum rezeki, karena itu aku mengunggah di Wattpad sekarang). Selama dua bulan aku menulis, bersamaan dengan penelitian tugas akhir dan skripsi beserta segala sidang. Alhamdulillah, aku berhasil melaluinya.

Dimulai dari tanggal 15 Juli 2022, dan diakhiri pada tanggal 14 September 2022. Novel spiritual yang berisi 25 bab dengan total kata sebanyak 41.103 (tidak melebihi batas maksimal), Apel Mana Lagi berhasil dituntaskan.

Karya ini adalah novel spiritual pertama yang pernah kutulis. Aku biasa menulis cerita fantasi dan fiksi ilmiah. Meski begitu, aku tak bisa melepaskan tulisan-tulisan dari unsur spiritual karena tujuan utamaku adalah saling menasihati, baik kepada diriku sendiri maupun orang lain.

Ketika GWP mengumumkan lomba menulis novel spiritual yang didukung oleh Elex dan Laiqa, aku amat tertarik, juga antusias. Aku pun menganaktirikan waktu untuk karya fiksi ilmiah yang sedang kutulis. Bahkan, di tengah penelitian dan menulis skripsi, aku menyempatkan menyusun naskah Apel Mana Lagi.

Kuakui, aku lumayan nekat mengangkat topik yang berbeda dengan tema spiritual pada umumnya. Jika menggarap romansa, jelas aku akan gagal karena aku seumur-umur belum pernah berpacaran. Jika menggarap kehidupan pesantren, jelas aku gagal juga karena aku menghabiskan masa sekolah tidak di madrasah Islam. Meski begitu, aku mendapat banyak ilmu spiritual dari ustaz yang amat baik.

Apel Mana Lagi memiliki konflik yang cukup berat sebenarnya. Bayangkan, seorang wanita manja diharuskan mengubah sebuah desa yang dikuasai preman! Amat mengerikan! Namun, justru itu, aku ingin memberikan gambaran bahwa begitulah ujian kadang diberikan kepada kita. Tak terduga dan bahkan terasa sangat berat. Meski begitu, lewat sang tokoh utama, aku ingin menyampaikan bahwa keberhasilan menyelesaikan ujian ada di tanganmu sendiri.

Rukya adalah sosok wanita yang cerdas dan hebat. Namun, dia menyia-nyiakan kelebihan tersebut sebab kemalasan. Dia harus dewasa agar bisa berubah. Karena itu, sang ibunda berani nekat memberikan tantangan yang tak mudah, demi memperbaiki sang putri.

Terima kasih kepadamu karena telah membaca kisah Rukya dari awal hingga selesai. Aku sendiri amat kagum dengannya. Dia adalah wanita hebat, dan seharusnya mendapat kemenangan manis. Aku harap, kamu menyukai Rukya juga.

Konflik-konflik ringan yang terjadi di sekitar kita, semoga memberikan semangat untuk terus menjalani hidup. Aku enggan menambahkan unsur gelap bahkan romansa pedas untuk menguatkan cerita. Pada intinya, aku menolak unsur-unsur yang kurang bersahabat. Aku ingin menunjukkan bahwa karya yang ditulis tanpa bumbu gurih, bisa tetap dinikmati hingga tuntas.

Ini novel spiritual. Aku ingin nasihat yang terkandung pada Apel Mana Lagi dapat dinikmati oleh banyak orang, bahkan semua umur. Tak hanya perempuan, tetapi lelaki juga. Kebaikan harus disampaikan dengan santun karena apa yang telah ditulis akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Karena itu, aku menyisipkan nasihat-nasihat dalam konflik ringan, namun tetap layak dinikmati.

Dan ... sebelum aku menutup catatan ini, aku ingin mengingatkan bahwa karya ini ditulis tak terlepas dari kesalahan. Jika ditemui ada kekurangan atau sesuatu yang tidak tepat, aku, sebagai pengarang, sangat terbuka menerima masukan. Sejauh ini, sampai sini dulu ucapan penutup dariku.

Terima kasih karena telah membaca sampai sini!

Barakallahufikum!

—rizkywahyufir