Awal

144 7 0
                                    

🎧🎵 Olivia Rodrigo - Traitor

***

Cinta monyet.

Kata yang sering diucapkan sang Ayah terngiang kembali di telinga Sarah. Sebuah cinta yang hanya terbit sementara lalu akan menghilang. Sebuah kenangan yang hanya memenuhi hasrat kesenangan masa remaja yang tertarik dengan lawan jenis.

Seperti itulah cinta monyet yang sedang dialami Sarah.

Gadis berambut hitam legam lurus sebahu itu menggenggam ponsel di genggamannya dengan erat. Masih dengan seragam sekolah yang melekat di badannya, dia terduduk di tempat tidurnya sore itu. Matanya tampak memerah menahan hantaman air mata yang mendesak keluar. Hatinya terasa ditusuk belati setelah melihat sebuah foto di benda pipih itu.

"Brengsek," umpatnya tanpa sadar. Emosi telah menguasai dirinya. Air mata yang sedari tadi ditahannya kini tak dapat dibendung lagi. Perlahan menetes hingga menjadi deras.

Tampak di foto itu terdapat seorang lelaki tak berbusana sedang mengukung seorang perempuan di bawahnya dan tertutupi selimut. Sebuah foto yang jika ia tidak mengenal lelaki itu, Sarah pasti akan langsung mengabaikannya. Itu hal yang biasa bagi pasangan. Bercumbu satu sama lain, terutama ketika janji suci telah mengikrar keduanya.

Namun, ini berbeda.

Sarah telah mengenalnya walau terbilang tidak bertahun-tahun. Namun entah bagaimana caranya seorang perempuan sepertinya mampu mengenali seseorang yang awalnya hanya sekedar ia kenal, hingga di suatu waktu seorang Sarah mampu mengenali gerak-gerik, bau tubuh dan siluet orang itu meski dari radius beberapa meter sekalipun.

Bahkan terlampau mengenal perawakan lelaki itu meski mereka tidak pernah bermesraan lebih dari berpegangan tangan. Sosok lelaki yang selama beberapa bulan ini selalu bersamanya. Mengejarnya dengan susah payah karena menyukai Sarah dan gadis itu terima sebagai kekasih. Lelaki yang dikenalnya merupakan sosok yang meski di awal terlalu narsis namun dia adalah orang baik dan tidak mungkin melakukan hal sesampah itu saat sedang berpacaran dengannya. Sarah membenci perselingkuhan dan lelaki itu sudah tahu tentang hal itu.

Namun, mengapa sosok tersebut ada di foto itu?

Jadi, disebut apakah lelaki yang masih bertingkah sebrengsek itu saat kekasihnya membenci hal tersebut?

Mengapa dia tega melakukan hal ini kepada Sarah?

Peristiwa itulah yang beberapa hari kemudian membuat mereka bertemu di tempat biasa. Duduk dan saling berhadapan satu sama lain. Sarah dengan kedua tangan menggenggam erat sarat akan kemarahan yang terpendam dan Julio dengan muka pucat pasi dan mata yang bahkan tak mampu membalas tatapan dingin Sarah.

"Kayaknya lo gak perlu jelasin ke gue," ujar Sarah memecah keheningan di antara keduanya. "Bahkan lo gak mampu natap gue kayak biasanya, Julio Abraham."

"Sar, gue bisa jelasin.." Ucapan Julio tiba-tiba terhenti. Lidahnya terasa kelu seketika menatap mata dingin yang penuh kekecewaan milik Sarah padanya.

"Silakan jelasin," balas Sarah datar.

Sungguh, sikap dingin Sarah membuat Julio merindukan sosok hangat perempuan itu. Namun lelaki itu sadar bahwa ia layak diperlakukan seperti ini.

Julio merasa marah dengan dirinya sendiri. Rasa marah itu kian membuncah bahkan lebih membakar daripada saat dirinya dipukul oleh sekawanan preman.

Akan tetapi, dia tidak dapat melakukan apapun. Dia salah dan tidak dapat memungkiri kesalahannya.

Teganya dia melakukan hal ini kepada perempuan yang disayanginya. Teganya dia membuat perempuan itu harus merasakan kekecewaan bahkan saat hubungan mereka baru seumur jagung.

Bagaimana bisa?!

Julio merasa marah namun ia tidak dapat menyangkal perbuatan yang dilakukannya. Dia sadar dan mengingat semua kejadian saat itu. Dia tidak menginginkan hal itu dan tidak ingin mengecewakan Sarah. Namun semuanya justru terjadi di luar kendali lelaki itu. Menghancurkannya juga Sarah.

Julio menunduk dalam-dalam, tak mampu membalas tatapan perempuan yang disayanginya. "Gue tahu gue salah. Gue... khilaf, Sar."

Julio benar-benar brengsek. Awalnya sangat sulit bagi Sarah untuk mempercayai peristiwa itu karena dirinya sudah terlanjur menyayangi Julio. Namun kini semuanya menjadi jelas. Kabut cinta buta yang menghalanginya kini tidak lagi mengaburkan keputusannya. Sarah mengetahui langkah apa yang harus diambilnya setelah ini.

Baginya, semua kenangan indah mereka selama ini tidak berarti lagi. Karena pada akhirnya, ending dari cerita mereka tidaklah bahagia.

"Lo tahu kan kalo lo udah ngecewain gue?" Julio tertunduk semakin dalam usai mendengar ucapan Sarah. Tanpa lelaki itu jawab pun, Sarah sudah pasti mengetahui jawabannya.

Julio memang sudah mengecewakan perempuan itu. Dia melanggar janji yang ia buat sendiri.

Meski begitu, Julio tidak mampu membayangkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi dari hal yang ia lakukan. Ia hanya mampu berdoa semoga Sarah mau memaafkannya. Dia tidak ingin berpisah dari perempuan itu.

Namun itu hanya ilusi. Julio hanyalah manusia biasa. Pikiran Sarah tidak mampu ia baca layaknya seorang ahli sihir.

"Gue harap dengan kejadian ini lo sadar. Gue tahu gue gak bisa judge elo hanya dengan satu tindakan khilaf lo. Gue tahu lo memang orang baik, Julio. Tapi.." Sarah menjeda ucapannya. "Gue gak bisa maafin elo dan gak bisa lagi menjalani hubungan kita kayak biasa."

"Please. Tolong maafin gue, Sar. Gue gak sadar. Gue.. gue juga gak mau itu terjadi."

"Tapi nyatanya apa, Julio? Lo udah terlanjur ngelakuin hal itu kan? Lo mengakui itu kan?"

Julio tergugu. Dia tidak dapat membalas sepatah kata pun. Bagai orang dungu, ia membenarkan semua perkataan Sarah dalam hati.

"Awalnya gue juga gak mau percaya foto itu. Gue percaya elo orang baik, Julio. Tapi anehnya gue kenal orang di foto itu. Gue berusaha menolak percaya dengan apa yang gue lihat. Tapi apa?" Sarah menahan isak tangisnya. "ELO JUGA MENGAKUI ITU."

Sarah tidak dapat menahan air matanya lebih lama lagi. Isak tangisnya pun pecah, terdengar sesak dan itu membuat Julio makin diselimuti rasa bersalah yang kian mencekik. Dia benar-benar brengsek karena telah menyakiti seseorang yang sangat disayanginya sedalam ini. Betapa tidak tahu malunya dia.

"Gue minta maaf, Sar." Julio memohon dengan sangat. Dia tahu dia egois. Namun dia tidak ingin kehilangan perempuan yang disayanginya. Kini tidak ada yang bisa dilakukannya selain meminta maaf pada perempuan itu. Lelaki itu ingin memeluknya dan meredam tangis Sarah di bahu lebarnya. Namun dia tidak bisa melakukan itu. Julio takut Sarah akan makin kecewa dengannya.

"Enggak." Sarah menggeleng sembari mengusap air matanya yang membasahi wajahnya. "Lebih baik lo temui cewek lo itu dan tanggung jawab atas perbuatan lo."

"Enggak, Sar. Please. Gue masih sayang sama lo. Gue gak mau pisah dari lo."

"TAPI LO HARUS TANGGUNG JAWAB, JULIO!"

"Please. Jangan buat gue makin benci lo."

Hingga kalimat itu meluncur dari bibir perempuan itu, seluruh dunia seolah rubuh dan menghantam Julio menjadi butiran debu.

"Kita selesai, Julio. We are officially break up."

a/n :

halo yorobun tercintaa!!!

akhirnya aku bisa publish karya ini setelah mikir lama. mau di gas atau enggak juga masih bingung dan makin bingung pas dipikirin.

dan akhirnya.... ya.. beginilah ceritanya. semoga kalian suka yaa.

oh iya, aku juga minta tolong kalau ada typo tolong diingatkan ya

yuk jangan lupa juga dukung cerita ini dengan vote dan share ke teman kesayangan kalian ya🐋

bubay!🐋

Our Summer NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang