Chapter 5. Siapa Dia?

46 6 0
                                    

🎧🎵 Taylor Swift - The Way I loved You 

***

Mungkin terlalu dini jika Sarah berharap dirinya dan Julio tidak akan bertemu lagi. Sarah mengira Julio akan menyerah begitu tidak dapat menemuinya dimana pun. Ya, Sarah memilih menghilang dari hadapan Julio yang gencar mencarinya. Hingga beberapa tahun kemudian perempuan itu mengira bahwa lelaki itu berhenti berharap padanya setelah beberapa tahun terakhir Sarah tidak menemukan jejak pencarian Julio terhadap dirinya.

Sarah berasumsi bahwa lelaki itu telah menyerah pada usahanya. Setidaknya Sarah menjadi lebih tenang karena merasa tidak lagi dipantau oleh sang mantan yang tidak tahu diri.

Namun, kenyataannya justru berbeda dari yang Sarah duga.

Seperti saat perempuan itu tiba di Bali, dia sedikit berharap setidaknya dapat bertahan hingga beberapa hari untuk menikmati waktunya di Bali tanpa gangguan sang mantan yang juga berada di sana. Bali merupakan daerah yang besar. Tidak mungkin sesempit itu hingga mereka mendadak bertemu, kan?

Namun perempuan itu salah. Mereka justru dipertemukan dengan kehadiran tiba-tiba di hadapannya.

Sialan. Sarah mengumpat dalam hati. Dari sekian banyak pantai di Bali, mengapa mereka harus bertemu di pantai itu?

Akhirnya setelah berdiskusi cukup alot di pesisir pantai tadi, Sarah dan Julio memutuskan untuk berbincang di sebuah restoran dekat dengan pantai.

Selama beberapa saat, Sarah meneliti lelaki yang diam menatapnya dengan tatapan sendu. Julio ternyata masih sama seperti dulu. Dia tetap tampan dan menarik meski banyak cambang menghiasi wajah tegasnya.

Bedanya adalah rambut gondrongnya yang terikat dan kulitnya yang dulu cerah kini berubah agak gelap. Mungkin karena tuntutan pekerjaan yang membuatnya banyak beraktivitas di daerah tertentu dan terpapar sinar matahari sehingga berpengaruh pada penampilan lelaki itu.

Tapi tetap saja, Sarah tidak dapat menerima penjelasan apapun yang akan lelaki itu lontarkan. Karena bagaimanapun, kejadian itu adalah kekhilafan lelaki itu. Dan itu melebihi batas dari apa yang bisa Sarah maafkan.

"Gue mau jelasin tentang kejadian itu, Sar." Julio memulai pembicaraan. Sarah hanya mendengar dengan tatapan datar.

"Itu murni bukan hanya salah gue. Dia, Karin, jebak gue, Sar."

Sarah mengernyitkan dahi mendengar kalimat Julio.

"Saat gue selidiki, saat itu dia emang udah hamil 4 minggu dan bingung mau minta tanggung jawab ke siapa. Dan malam itu gue dijebak dia dengan obat perangsang. Itulah yang membuat gue hilang kontrol dan khilaf."

Sarah masih tetap diam mendengarkan dengan seksama. Meski begitu dalam pikirannya dia bertanya-tanya, darimana lelaki itu tahu mengenai semua itu.

Seperti mengetahui isi kepala Sarah, Julio berkata, "Karin sudah mengakui semuanya. Dia yang bilang ke gue, Sar."

"Terus sekarang gimana keadaan dia?"

"Gue nggak tahu gimana keadaan dia sekarang, Sar. Gue dan dia udah lost contact semenjak pengakuannya itu."

"Dan lo nggak bertanggung jawab atas tindakan lo?"

Julio menatap tajam pada Sarah. Dia tak habis pikir dengan perempuan yang ada di hadapannya ini. 

"Gue dijebak, Sar. Dia bahkan nggak mengandung anak gue," ujar Julio setengah putus asa. 

"Dan lo minta gue tanggung jawab atas apa yang nggak gue lakuin gitu?"

Our Summer NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang