arah pulang

138 21 0
                                    

"Cassiopeia nama lo cantik ya? sayang gak seindah jalan hidup lo"ujar Bulan yang tengah rebahan disamping Cassie
"hmm,punya masalah hidup apa lo sampe manggil nama gue?"
"gak apa apa manggil aja" Bulan nyengir.
"belum siap nikah juga?"lanjutnya

Cassie yang tengah demam menggeleng, hubungannya telah membaik dengan Fabian belakangan ini namun Dia masih enggan menikah.

"orang bilang, kalo cewe suka dipukulin bapaknya dia bakal dipukul juga sama suaminya"ujar Cassie setelah terdiam cukup lama
"siapa yang bilang?!!"teriak Bulan refleks
"santai.. jangan nyolot, gue yang bilang barusan"tutur Cassie mengusap dadanya kaget

"lo nggak percaya sama Fabian?"
"hmmm Fabian baik"
"terus???? kenapa lo ragu???!"
"wajarkan kalo gue juga punya rasa Takut"bisik Cassie.

Bulan mengusap rambut Cassie seperti seorang Ibu pada anaknya.

"gue percaya sama Fabian"tutur Bulan yang membuat Cassie menatapnya tak percaya.
pasalnya hubungan Bulan dan Fabian itu panas dingin, jarang akur.

"kalo lo meried sama Dia yang ada lo kali yang mukul manja sama Fabian"lanjut Bulan terkekeh, Cassie tersenyum merasa itu ada benarnya.

"tapi lo tau kan pernikahan itu beda sama Pacaran? cinta gak cukup untuk bertahan seumur hidup" Cassie menerawang.

mama dan papanya saling mencintai. namun Mama yang menggugat Papa yang ringan tangan dan Papa yang menceraikan  mama karena merasa istrinya tak memuaskan. menyeret Cassie kecil pada lubang hitam.

"gue takut"bisik Cassie dengan mata berkaca.

"Cassiopeia"panggil Bulan
"hmm? ngapain sih manggil nama lengkap gue pake nada filosofi segala"tanya Cassie dengan suara bergetar.
"lo tau kan arti nama lo itu rasi bintang?"

cassie mengangguk sambil berusaha mengusap tangisnya.

"gue gak tau lo dimata laki laki lain itu kaya gimana, tapi yang gue tau dimata Fabian Lo itu rasi bintangnya, lo itu bener bener penunjuk arah dia buat jalan pulang"tutur Bulan

"Pemulung depan Rumah yang mati matian ngerubah takdir hidupnya dengan airmata darah karena kebaikan kecil lo, selalu berusaha memantaskan diri bahkan sampe detik ini biar lo bisa terus nyaman disamping dia"tutur Bulan berusaha mengingat kesan Fabian di matanya.

setelah keluar dari rumah sakit Fabian datang ke kantornya untuk mendesign rumah yang kebetulan ditangani Bulan dan dari gambaran pun Bulan tahu, rumah itu didedikasikan Fabian untuk Cassie.

"secara pribadi gue emang musuh bebuyutan sama Dia karena Sama sama sayang sama lo, tapi dari sudut pandang gue menilai dia sebagai pasangan lo, gue sangat mendukung. jadi lo gak perlu takut, kalo dia ngecewain lo.. gue masih ada disini buat backingan lo" ujar Bulan penuh kasih sayang.

Cassie berhambur di pelukan Bulan sambil menangis menumpahkan seluruh kekalutan dan kesedihannya selama ini. Dia juga lelah, menolak pelukan Fabian yang bersedia menjadikan dirinya rumah untuk Cassie berlindung berkali kali bukanlah perkara yang mudah.

"jadi jangan takut, Dia baik.. kalo gak baik gue yang santet"ujar Bulan memeluk Cassie sambil mendelik pada Fabian yang entah sejak kapan berdiri didepan pintu kamar.

"makasih"bisik Fabian tanpa suara pada Bulan dengan mata berkaca.

Cowok Titipan (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang