Happy reading zeyengg😍✨
***
Luna berdehem. "Saya udah jawab sebelumnya," ujarnya.
"Jawab apa?" tanya Cakra, ia tak mengingat Luna sempat menjawab pertanyaan itu.
"Saya bilang, Pak Cakra pikir aja sendiri!" seru Luna lalu menepis tangan Cakra dari dagunya.
Cakra sontak terbelalak. Ia terlihat kaget saat Luna buru-buru beranjak pergi, seolah ia makhluk mengerikan yang harus dihindari secepatnya.
Cakra masih belum paham Luna kenapa, dan ia merasa khawatir seandainya ada salah. Ia pun mengikuti Luna lalu tanpa permisi menarik tangan Luna.
"Eh, mau bawa saya ke mana?" tanya Luna dengan raut kaget.
Cakra menarik Luna secara paksa ke arah mobil pria itu lalu membukakan pintu.
"Masuk," suruh Cakra.
"Kalau saya nggak mau?" tanya Luna sambil mengangkat dagu.
"Saya mau traktir kamu makan. Nggak baik nolak rejeki," ujar Cakra.
Mendengar kata traktir membuat Luna menelan ludah, apalagi ia belum sempat makan siang dengan nasi di kampus, dan sekarang sebenarnya merasa lapar.
Luna akhirnya mengangguk, ia setuju untuk makan ditraktir oleh Cakra, tetapi bukan berarti ia berbaikan dengan Cakra.
Gua cuma nggak mau nolak rejeki, batin Luna, meyakinkan diri.
Luna masuk ke dalam mobil dan duduk bersebelahan dengan Cakra. Saat mobil mulai melaju, Luna memilih untuk menatap ke arah jalanan di depan sana.
Untuk kali ini, Luna tak mencuri pandang ke arah Cakra, karena wajah tampan Cakra bisa membuatnya tergoda.
Luna melipat tangan di depan dada, ia memasang wajah datar khas orang sedang kesal.
"Mau makan di mana?" tanya Luna tanpa menatap Cakra.
"Di restoran saya. Nggak apa-apa kan?" tanya Cakra yang melirik Luna sekilas.
"Nggak modal," gumam Luna.
Cakra yang mendengarnya kembali melirik Luna. "Modal dong, Lun. Kan beli bahan makanannya pakai uang."
"Hm," sahut Luna singkat.
Tak ada lagi perbincangan di antara mereka hingga mobil tiba di depan restoran Cakra. Cakra terus melajukan mobilnya hingga tiba di parkiran belakang yang lebih sepi, karena parkiran di bagian depan terlalu ramai.
"Ayo keluar," ajak Cakra sembari melepas sabuk pengaman.
Luna tak menyahut. Ia bergegas membuka sabuk pengaman lalu beranjak keluar dari mobil. Ia melirik Cakra sekilas dengan wajah keruh, kemudian berjalan mengikuti pria itu.
"Kita masuk lewat belakang aja," ujar Cakra lalu membuka pintu belakang yang terhubung ke dapur.
Luna masih tak menyahut, ia hanya mengekori Cakra yang berjalan masuk.
"Ada Pak Bos nih!" ujar Rudi dengan senyum lebar.
Luna menatap pria yang baru saja bicara. Itu pria yang pernah datang bersama Gavin saat ia pertama kali ke sini.
"Lun, ini Rudi, chef di sini sekaligus temen deket saya," kata Cakra sambil menunjuk pria tadi.
Luna mengangguk lalu mengulas senyum, ia berjabat tangan dengan Rudi.
Luna sempat heran karena Rudi tak bertanya apa pun mengenai dirinya. Atau mungkin Cakra sudah menceritakan soal dirinya kepada Rudi?
"Namanya keren, Om. Kayak chef yang terkenal itu," kata Luna bermaksud bergurau.
![](https://img.wattpad.com/cover/325059424-288-k26880.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hot Lecturer Wants Me (TAMAT)
Любовные романы"I want you," bisik Cakra di telinga Luna dengan suara seksinya. Akibat sakit hati diputuskan oleh pacar tersayang, Luna (19 tahun) berakhir menghabiskan malam di sebuah club malam milik teman kuliahnya. Pertama kalinya mabuk-mabukan, Luna sampai me...