Happy reading!✨
***
Luna berkali-kali menghindar dari Cakra. Sejak pagi sampai siang, ia terus berpapasan dengan Cakra walaupun Cakra tak sedang mengajarnya hari itu.
Luna menghindar bukan karena tak nyaman, tetapi takut timbul gosip aneh, karena Cakra melempar senyum tipis atau menatapnya lekat setiap bertemu.
“Mau ke mana, Lun?” tanya Cakra saat sore hari kembali berpapasan dengan Luna.
“Ke mana-mana hatiku senang, Pak,” jawab Luna sambil menatap sekitar.
Cakra tersenyum tipis mendengarnya. “Kamu udah selesai kelas hari ini?”
“Udah,” jawab Luna masih dengan menatap sekitar, takut kepergok mahasiswa lain.
“Mau makan bareng saya nggak?” tawar Cakra.
Luna langsung menatap Cakra. “Dalam rangka apa nih, Pak?” tanyanya yang terlihat tertarik kalau bicara soal makan-makan.
“Pdkt,” jawab Cakra. “Bukannya kita udah sepakat buat pendekatan dulu?”
“Uhm ...” Luna mendadak salah tingkah sambil menggerak-gerakkan kakinya dan menatap ke arah lain. “Saya ditraktir nggak?”
“Pasti,” ujar Cakra.
Luna kembali menatap dosennya itu. “Oke, deal!” jawabnya dengan cepat. Ia adalah makhluk yang tidak bisa menolak gratisan.
“Kalau ke restoran yang sebelumnya mau nggak?” tanya Cakra.
“Nggak masalah, Pak. Tapi saya makannya banyak loh, apa nggak keluar duit banyak?” tanya Luna.
“Enggak, itu restoran saya sendiri,” ujar Cakra.
“Ih! Curang! Masa ngajak makan di restoran sendiri? Nggak modal dong, Pak!” protes Luna.
Cakra berdehem, agak mau dikatai tidak modal. “Terus kamu maunya di mana?”
“Uhm ... nggak tahu, hehe,” cengir Luna. “Di mana aja nggak masalah deh, tapi saya mau beli makan kucing dulu.”
“Saya temenin,” ujar Cakra.
Kini mereka berdua berjalan bersebelahan.
“Emangnya Pak Cakra udah selesai ngajar?” tanya Luna.
“Udah sekitar jam empat tadi,” jawab Cakra lalu melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul lima sore.
Luna melihat suasana sekitar kampus yang sudah sepi sore itu, apalagi di parkiran dosen. Namun, ia tak mau mengambil risiko, ia pun berjalan cukup jauh keluar dari area kampus barulah masuk ke mobil Cakra.
Tak ada pembicaraan di dalam mobil itu, Luna tampak fokus pada ponselnya, sedangkan Cakra fokus menatap jalanan di depan sana.
Luna saat ini sedang berbalas pesan dengan Adit yang protes karena tugas Matematika Peminatan yang Luna kerjakan hanya benar satu nomor.
Tiba di depan pet shop, Luna melepas sabuk pengaman. “Pak Cakra mau ikut masuk?”
“Ikut,” jawab Cakra.
Mereka masuk bersama ke dalam pet shop itu. Cakra tak bicara apa pun di dalam sana dan mengekori Luna yang sedang memilih makanan kucing.
Saat Cakra melihat ada gerombolan cowok yang datang dan hendak memilih makanan kucing di sebelah Luna, ia langsung merangkul Luna dan menarik Luna agar mendekat ke arahnya.
“Eh?” kaget Luna.
“Kamu punya kucing?” tanya Cakra, pertayaan yang sudah jelas jawabannya.
“Punya, namanya Lulu,” jawab Luna.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Hot Lecturer Wants Me (TAMAT)
Romance"I want you," bisik Cakra di telinga Luna dengan suara seksinya. Akibat sakit hati diputuskan oleh pacar tersayang, Luna (19 tahun) berakhir menghabiskan malam di sebuah club malam milik teman kuliahnya. Pertama kalinya mabuk-mabukan, Luna sampai me...