Happy reading! Vommentnya😍✨
***
Usai mengamati Santi dari jauh, Luna lantas menggandeng tangan Gavin dan berjalan bersama menuju ke meja Cakra.
"Eh, ada Tante Santi," sapa Luna sambil mengulas senyum yang dipaksakan.
"Luna yang waktu itu ya?" sapa Santi balik dengan senyum yang juga terkesan dipaksakan.
"Iya, Tan," jawab Luna. Ia lantas menunjukkan Gavin. "Ini Apin, anaknya Pak Cakra. Ayo kenalan sama Tante Santi."
"Nggak mau!" seru Gavin tiba-tiba.
Luna, Cakra, dan Santi terkesiap kaget dengan suara nyaring bocah itu. Dapat mereka lihat kini Gavin menatap Santi dengan tajam.
Luna menelan ludah. Oh, astaga, apakah Gavin benar-benar berpikir kalau Santi adalah musuh yang harus diserang?
Luna terkekeh ringan. "Ayo salaman sama Tante Santi, entar Mommy suapin kalau kamu nurut," bujuknya.
Setelah kaget dengan seruan Gavin, Santi kembali dibuat kaget dengan cara Luna memanggil diri sendiri yaitu dengan sebutan "mommy". Sebenarnya apa hubungan Luna dengan Cakra? Bukankah hanya sekadar dosen mahasiswa?
Santi tersenyum kikuk saat Gavin menatapnya tajam sambil mengulurkan tangan dengan terpaksa. Ia pun menyambut uluran tangan Gavin.
"Kamu bisa panggil saya Tante Santi, Tante nih temen deketnya Papamu semasa kuliah dulu," ujar Santi sambil menatap Gavin.
"Oh," sahut Gavin dengan singkat sambil memasang wajah jutek.
Wah, ini bocah pinter banget diajak bersekutu. Udah siap nyerang, awokwok! batin Luna.
Saat Luna melirik Cakra, pria itu hanya diam sambil memandangnya dengan tatapan curiga. Cakra terpikirkan sesuatu kalau di balik sikap Gavin yang seperti ini, pasti ada ulah Luna.
"Mommy ... Apin laper, ayo makan," ajak Gavin.
"Ayo," sahut Luna.
Luna menatap meja berisi empat kursi itu dengan bingung. Cakra dan Santi duduk berhadapan, ia harus duduk di mana?
"Tante pergi sana," usir Gavin tiba-tiba. Ia lantas menunjuk kursi yang diduduki Santi. "Apin mau sama Mommy di situ."
Luna menahan tawa dan merasa gemas. Gavin seperti benar-benar bersekutu dengannya, walaupun ia tidak mengajari Gavin seperti itu.
"E-eh, iya. Tante pindah meja aja. Selamat makan kalian," kata Santi sambil memaksakan senyum, kemudian beranjak pergi ke meja lain.
Luna pun beranjak duduk bersebelahan dengan Gavin. Setelah Santi pergi, tawa Luna pecah, ia sampai menguyel-uyel pipi Gavin dengan gemas.
Luna menatap Santi yang berpindah duduk cukup jauh dari mejanya. Sebenarnya tak ada salahnya tadi Gavin mengusir Santi, karena Santi tak sedang diajak makan bersama dalam satu meja. Dasar pengganggu!
"Papa harus hati-hati sama Tante Santi!" seru Gavin tiba-tiba.
"Kenapa?" tanya Cakra.
"Tante Santi cewek kegatelan!" seru Gavin, rupanya masih mengingat ucapan Luna.
Cakra mengerjap kaget mendengar sang anak bicara begitu, padahal ia tak pernah mengajarkan Gavin tentang hal seperti itu. Ia melirik ke arah Luna, pasti Luna pelakunya!
Luna menyengir. "Uhm ... maaf. Tadi nggak sengaja keceplosan ngomong kayak gitu di depan Apin," cicitnya.
Cakra menghela napas. "Lain kali kamu harus bisa menjaga omongan di depan anak kecil, jangan kasih tahu Apin kosakata yang buruk, apalagi ngajarin dia ngomong atau bersikap nggak sopan ke Santi."
![](https://img.wattpad.com/cover/325059424-288-k26880.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hot Lecturer Wants Me (TAMAT)
Romance"I want you," bisik Cakra di telinga Luna dengan suara seksinya. Akibat sakit hati diputuskan oleh pacar tersayang, Luna (19 tahun) berakhir menghabiskan malam di sebuah club malam milik teman kuliahnya. Pertama kalinya mabuk-mabukan, Luna sampai me...