Happy reading🥰✨
***
Selesai kelas pada sore hari, Luna menunggu Cakra di tempat yang cukup jauh sampai berjarak ratusan meter dari gerbang fakultasnya.
Tak berselang lama, mobil Cakra tiba. Luna menatap sekeliling, memastikan tak ada mahasiswa kenalannya, barulah ia masuk ke dalam mobil Cakra.
“Beneran nih Pak traktir es krimnya?” tanya Luna.
“Iya,” jawab Cakra sambil tersenyum.
Luna yang hendak memakai sabuk pengaman langsung batal saat melihat senyum tampan Cakra. Jantungnya sungguh lemah, langsung jumpalitan hanya karena melihat Cakra terus tersenyum.
Luna terbelalak saat Cakra mendekat, ia refleks menutup kedua matanya.
Luna menunggu cukup lama sampai ada sesuatu yang lembut, basah, dan kenyal menempel di bibirnya, namun ternyata tak ada.
Membuka mata perlahan, Luna tampak kaget melihat Cakra menahan tawa.
“Kamu kenapa nutup mata?” tanya Cakra.
Luna menunduk, ternyata Cakra hanya memasangkan sabuk pengamannya. Astaga, ia pikir Cakra hendak menciumnya!
“T-tadi silau,” jawab Luna asal.
“Silau atau ngarep dicium?” goda Cakra.
“I-idih, pd,” gugup Luna yang langsung menatap ke arah lain, ke manapun asalkan jangan menatap Cakra.
Cakra mengulum senyum melihat Luna yang tampak gugup. Tak ingin membuat Luna makin gugup, ia akhirnya melajukan mobilnya tanpa mengungkit lagi soal ciuman.
Hening selama beberapa menit, Luna tampak malu untuk bersuara dan memilih untuk bermain ponsel.
Ketika tiba di sebuah kedai es krim, Luna keluar dari mobil bersama Cakra lalu duduk berhadapan di suatu meja usai memesan.
“Kamu yakin pesan dua macam aja?” tanya Cakra.
“Yakin, lagian itu ukuran jumbo semua. Takutnya nggak habis,” jawab Luna.
“Padahal saya siap bayarin sampai tokonya,” kata Cakra sambil tersenyum.
“Ih, Pak! Cukup lah! Jangan bikin jantung saya jumpalitan!” gerutu Luna.
Cakra malah terkekeh mendengarnya.
Luna mematung di tempat dan untuk kesekian kalinya jantungnya beraksi. Ia benar-benar lemah melihat pria tampan nan seksi seperti Cakra, apalagi kalau mereka sudah tersenyum atau tertawa.
“Saya baru inget, Pak. Apin nggak diajak,” ujar Luna.
“Enggak, entar malah kebanyakan makan es krim, nggak bagus buat giginya,” sahut Cakra sambil menggulung lengan kemejanya hingga ke siku.
Luna mengangguk-angguk sambil memperhatikan Cakra.
“Terus Apin di rumah sendirian dong?” tanya Luna.
“Kan ada Bi Sarti. Kalau saya belum pulang, beliau juga belum pulang,” jawab Cakra.
“Oh ...” sahut Luna.
Terjadi keheningan, Luna memilih untuk mengmati Cakra yang kini sibuk pada ponsel, mungkin sedang membalas chat yang masuk.
Luna tahu kalau menjadi dosen pasti sering mendapatkan chat dari para mahasiswa. Entah yang menanyakan tugas, nilai, dan lain-lain terkait perkuliahan.
Pesanan es krim datang, mata Luna langsung berbinar melihatnya. Ia mulai melahapnya saat Cakra juga mulai makan.
“Makasih, Pak! Atau saya ganti aja?” tanya Luna.
![](https://img.wattpad.com/cover/325059424-288-k26880.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hot Lecturer Wants Me (TAMAT)
Romance"I want you," bisik Cakra di telinga Luna dengan suara seksinya. Akibat sakit hati diputuskan oleh pacar tersayang, Luna (19 tahun) berakhir menghabiskan malam di sebuah club malam milik teman kuliahnya. Pertama kalinya mabuk-mabukan, Luna sampai me...